Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Surya Sahetapi, Satu-satunya Orang Indonesia sebagai Dosen di Rochester Amerika Serikat

SoliderNews.com,Yogyakarta – Bertepatan dengan Hari Bahasa Isyarat Internasional yang jatuh pada 21 September, Surya Sahetapy,  berbagi kabar gembira kepada Ganjar Pranowo. Pemuda tuli itu, kembali mengukir prestasi. Setelah lulus S2 dari Rochester Isntitute of Technology, Amerika Serikat, kini Surya mendapat kesempatan berkarier di Negeri Paman Sam itu, sebagai dosen.

“Halo, Pak! Selamat pagi, waktu Amerika. Mau kasih info dikit, Pak,” ucap Surya melalui sambungan video call dengan Ganjar. Surya kemudian menuturkan, dirinya diterima bekerja sebagai pengajar di Rochester, New York, Amerika Serikat.

“Tiga minggu yang lalu saya diterima kerja di Rochester, dosen,” ucap Surya melalui bahasa isyarat yang dibantu terjemahkan oleh seorang Juru Bahasa Isyarat bernama Jasmine.

Kebahagiaan terpancar jelas dari raut muka Surya. Pria tampan itu tak henti mengembangkan senyumnya, yang juga disambut dengan tawa bahagia Ganjar Pranowo. “Kamu sekarang ngajar di Rochester, ya?” Calon Presiden dari PDI Perjuangan itu mengonfirmasi.

Surya kemudian menjelaskan bahwa dia kini mengampu tiga mata kuliah. Dua mata kuliah setingkat S2, dan satu yang setingkat S1. Surya pun menyampaikan, bahwa pendapatan per kapita dari profesi yang kini ditekuninya, adalah yang terbesar di dunia.

“Di Rochester itu, pendapatan per kapitanya untuk orang-orang tuli, paling besar di dunia sebetulnya. Jadi untung buat saya,” ungkap Surya.

Surya menjelaskan kemudahan tersebut tak lepas dari peran universitas tempatnya menimba ilmu. Menurut dia, 96 persen lulusan kampusnya pasti dapat kerja setelah lulus. Sebanyak 1.200 dari total 18 ribu mahasiswa di kampusnya, ucap Surya, adalah tuli atau hard of hearing.

Mendengar penjelasan Surya, Ganjar mengaku ikut bangga dengan prestasi putra aktor senior Dewi Yull dan Ray Sahetapy itu. Diketahui, Surya merupakan satu-satunya orang Indonesia yang mengajar di Rochester.

“Wah! Kamu membanggakan ya!” Ganjar mengacungkan dua jempolnya untuk Surya.

 

Sekolah Inklusi AS

Lebih lanjut, Ganjar menanyakan mengenai perbandingan sekolah inklusi di AS dengan di Indonesia. “Kalau bicara perbandingan, bikin nangis pak”, jawab Surya. Lanjutnya, sekolah di AS gratis dan sekolah inklusi ada juru bahasa isyarat (JBI). Selain itu, di sekolah-sekolah di AS, Bahasa isyarat masuk dalam program sekolah.

“Artinya anak-anak SD dan SMP belajar bahasa isyarat sebagai mata pelajaran mereka,” jelas pemilik nama lengkap Panji Surya Putra Sahetapy itu.

Di sekolah inklusi, guru yang mengajar bahasa isyarat adalah guru tuli. Dengan demikian para siswa bisa belajar cara berinteraksi secara langsung dengan guru tuli.

“Jadi mereka terbiasa ketika ketemu dengan orang-orang tuli di luar sekolah, gitu,” kata Surya.

Surya mengungkap, banyak guru disabilitas di AS yang mendapat kesempatan untuk mengajar. Tapi di Indonesia, menurut Surya kebijakan yang diberlakukan berbeda. Surya pun mendiskusikan hal tersebut dengan Ganjar. “Dua tahun lalu, ada kebijakan yang mengatakan guru pengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris tidak boleh orang tuli. Bapak pernah dengar?” Tanyanya. “Belum,” jawab Ganjar. “Ada pak. Aneh,” tukas Surya.

Menurut Surya, tak semua tuli tidak bisa mengajar. Buktinya dirinya bisa dan diberi kesempatan di AS. Dia juga menyampaikan, semestinya kebijakan itu tidak bisa disamaratakan atau digeneralisir. Harus dilihat orangnya. Dilihat personalnya, kemampuannya bagaimana. Malahan, asosiasi Guru Pendidikan Luar Biasa mengatakan alasannya. Yaitu, bahwa mereka melihat kemampuan literasi guru-guru tuli, kurang. Hal tersebut yang dikatakan aneh, bagi Surya.

Di akhir pembuicaraan melalui sambungan videocall, Ganjar pun menyampaikan terima kasihnya, karena mendapat kesempatan berbincang dengan Surya. Lalu Ganjar menyampaikan keinginannya belajar Bahasa isyarat. “Bagaiamana dalam Bahasa Isyarat, Aku cinta Indonesia?” Tanya Ganjar.

Saat itu juga, Surya memperagakan dalam Bahasa isyrarat pertanyaan Gubernur Jawa Tengah, yang pada 5 September lalu telah habis masa jabatannya itu.

“Saya doakan kamu sehat, sukses di sana. Saya bangga banget Surya. Kamu penting untuk kemanusiaan. Saya akan belajar terus sama kamu,” pungkasnya.[]

 

Reporter: Harta Nining Wijaya

Editor     : Ajiwan Arief

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air