Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Ini Pengalaman Difabel Netra Berkomunikasi dan Berteman Akrab dengan Tuli

Views: 9

Solidernews.com – Pernahkah Anda membayangkan bagaimana seorang difabel netra yang memiliki hambatan penglihatan dapat berkomunikasi dengan teman yang tuli yang notabene punya hambatan pada pendengaran? Bagaimana cara mereka saling berkomunikasi?

 

Seperti yang kita ketahui, difabel netra adalah individu yang kehilangan fungsi indra penglihatan, sementara Tuli adalah individu yang kehilangan fungsi pendengarannya. Kedua indera ini sangat penting bagi kelancaran komunikasi, baik untuk menerima informasi verbal maupun visual. Indra penglihatan memungkinkan seseorang untuk melihat ekspresi wajah dan gerakan tubuh, sedangkan indra pendengaran memberikan pengertian terhadap suara dan intonasi dalam percakapan.

 

Lantas, bagaimana jika ingin berkomunikasi? Pada awalnya, saya bertemu dengan teman tuli saat berkuliah. Hampir dikatakan setiap hari bertemu dengan teman tuli. Namun, saat itu saya tidak dapat berkomunikasi dengan mereka walau berdekatan karena saya sama sekali masih awam dengan bahasa isyarat. Hal tersebut terjadi selama berhari-hari. Ketika kami hendak bertanya satu sama lain, kami membutuhkan orang awas atau teman dengar untuk menterjemahkan apa yang kami katakan. Selebihnya, saya hanya diam dan menyimak tidak mengerti.

Berjam-jam, berhari-hari, bahkan berminggu-minggu saya habiskan untuk memikirkan cara yang dapat digunakan untuk mengobrol dengan teman tuli. Sejujurnya, saya sangat ingin bisa berbahasa isyarat, tapi tidak mungkin dapat dikuasai dengan waktu yang singkat. Sedangkan, saya membutuhkannya segera. Mengingat, saya memiliki teman dekat tuli dan tak jarang, kami berangkat dan pulang kuliah bersama.

Suatu ketika, terlintas dalam pikiran saya untuk menggunakan perangkat ponsel sebagai sarana komunikasi. Awalnya, saya tidak pernah menduga bahwa cara ini akan berhasil. Saya sebagai difabel netra, mengetikkan apa yang ingin saya katakan di layar ponsel, kemudian memberikannya kepada teman tuli saya. Mereka menjawab dengan mengetikkan balasan yang dapat saya akses menggunakan pembaca layar. Cara ini ternyata sangat efektif bagi saya dalam berkomunikasi dengan teman-teman tuli.

Kami juga menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi. Jika ada sesuatu yang sulit untuk disampaikan secara lisan maupun lewat bahasa isyarat, kami saling mengirim pesan melalui ponsel masing-masing. Cara-cara ini memungkinkan kami untuk berkomunikasi secara efektif. Saya cukup senang, sebab saya mulai bisa berinteraksi dengan mereka sedikit demi sedikit.

Selain itu, bahasa isyarat raba juga ternyata dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan teman tuli. Saat ini, saya mulai mempelajari metode isyarat raba melalui bantuan teman tuli. Harapannya, tidak ada lagi jarak antara teman difabel netra dan teman tuli dalam berkomunikasi. Saya menyadari bahwa keberagaman dalam cara berkomunikasi adalah hal yang istimewa, karena hal ini memungkinkan kita untuk menciptakan cara-cara tertentu agar dapat saling berinteraksi.

 

Penulis : Aydha

Editor    : Ajiwan

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content