Views: 51
Solidernews.com, Yogyakarta – Siapa yang tak kenal dengan sosok, Ariani Nisma Putri, perempuan yang akrab disapa Putri Ariani, adalah seorang penyanyi-penulis lagu dari Yogyakarta yang lahir pada 31 Desember 2005. Menjadi seorang difabel netra bukan halangan bagi dirinya dalam membuktikan meraih mimpi besar. Namanya mulai dikenal luas setelah memenangkan kompetisi Indonesia’s Got Talent pada tahun 2014. Tak berhenti di situ, Putri terus mengukir prestasi di kancah internasional dengan mengikuti America’s Got Talent 2023, di mana video audisinya menjadi viral dan trending di lebih dari 30 negara, dan berhasil menempati posisi ke-4 dalam kompetisi tersebut.
Hari ini (3/7), Putri Ariani kembali menunjukkan semangat juangnya dengan mengikuti Seleksi Masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB) di cabang Paduan Suara/Seni Suara. Proses seleksi yang berlangsung di Ruang Kelas ASLC, Fakultas Peternakan UGM, menjadi ajang bagi Putri untuk membuktikan kemampuan vokalnya. Dengan beberapa lagu yang ia bawakan seperti Rayuan Pulau Kelapa dan Loneliness, Putri memperlihatkan bakatnya yang memukau.
Usai seleksi, tim Solidernews berkesempatan mewawancarai Putri. Dalam wawancara tersebut, Putri mengungkapkan bahwa ia mendaftar di Fakultas Hukum UGM. Keinginannya untuk melanjutkan studi di UGM bukan hanya karena UGM merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia, tetapi juga karena Putri ingin menginspirasi teman-teman difabel untuk tetap bermimpi tanpa batasan. Selama proses seleksi, Putri merasa sangat terbantu oleh pendamping dari UKM Peduli difabel yang senantiasa menemani dan membantunya dalam bermobilitas.
“Aku ingin menjadi diva dunia yang bisa memberikan kontribusi kepada dunia, bukan hanya melalui musik tapi juga melalui pendidikan,” ujar Putri dengan penuh semangat.
Ia berharap bisa diterima di Fakultas Hukum UGM, sehingga dapat memperjuangkan dan mengadvokasi hak-hak teman-teman difabel. Inspirasi Putri untuk menjadi advokat dan berkuliah di UGM datang dari Haben Girma, seorang lawyer asal Amerika yang memiliki difabel ganda, yaitu netra dan tuli, dan berhasil lulus dari Harvard.
Setelah lulus dari Fakultas Hukum UGM, Putri berencana menjadi advokat yang senantiasa memperjuangkan hak-hak difabel. Dengan semangatnya yang tinggi, Putri Ariani menunjukkan kepada dunia bahwa hambatan fisik tidak menghalangi seseorang untuk meraih impian dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Semoga perjalanan Putri dalam dunia pendidikan dan musik terus menginspirasi banyak orang dan membawa perubahan positif bagi difabel di Indonesia dan dunia.[]
Reporter: Bima Infra
Editor : Ajiwan Arief