Views: 9
Solider.id – Situbondo, Temu Inklusi ke 5 resmi dimulai Senin pagi 31 Juli 2023, dengan agenda perdana rengkaian seminar nasional dan diskusi tematik.
Jumlah peserta masih terus bertambah melebihi yang sudah terdaftar secara resmi. Dari pihak panitia menyampaikan, masih banyak peserta yang ingin mengikuti Temu Inklusi secara mandiri, baik untuk perseorangan maupun kelembagaan. Kondisi ini membuktikan besarnya antusias dan respon masyarakat di tanah air terhadap acara Temu Inklusi yang digagas Sigab Indonesia.
Temu Inklusi #5 Sitobondo memang menjadi pusat perhatian warga secara nasional. Selain untuk kali pertama diselenggarakan di lingkungan Pesantren, untuk kali pertama pula perhelatan ini dilaksanakan di luar kota Yogyakarta.
Materi awal seminar nasional kali ini mengambil judul ‘Menyelaraskan Praktik dan Kebijakan Menuju Pengarusutamaan Inklusi Disabilitas Dalam RPJMN dan RPJP.’
Seminar ini dilaksanakan di Auditorium Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’yah, Sukerejo dan diikuti oleh seluruh peserta beserta para santri.
Wawan Setiawan, S.H, M.H, Sekretaris Daerah Kabupaten Situbondo menyampaikan, di Kabupaten Situbondo terdapat tujuh desa yang sudah dinyatakan sebagai ‘Desa Inklusi.’
“Kedepan akan ada lagi desa-desa inklusi di Kabupaten Situbondo, kami terus berproses dan harapannya seluruh desa yang ada di Situbondo menjadi desa yang inklusi,” ungkap ia.
Wawan juga mengungkapkan harapan dari kegiatan Temu Inklusi ini, nantinya akan mendapatkan banyak rekomendasi yang tersampaikan untuk kebijakan-kebijakan inklusi yang dibuat pemerintah setempat.
Jaleswari Pramodhawardani selaku Deputi V Kepala Staf Kepresidenan, memaparkan terkait RPJMN dan RPJPN sebagai pondasi menuju tercapainya Indonesia Inklusi.
Ia menyampaikan, saat ini seluruh dunia terus bergerak dengan cepat dalam rangka mewujudkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
“Jangan pernah menyerah untuk terus membangun Indonesia yang inklusif, karena Indonesia terbangun dari banyak keberagaman.” Ungkapnya.[]
Reporter: Sri Hartanty
Editor : Ajiwan Arief