Views: 20
Solidernews.com, Gunungkidul –
Mengusung tema “Gemintang Inklusi, Pemberdayaan Komunitas Difabel Melalui Budidaya Lebah Madu Tanpa Sengat Untuk Mewujudkan Peternakan Inklusi”, Kelompok Pemberdayaan Disabilitas Desa Mitra Karya Sejahtera mendapat dampingan dari para mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Mereka bersama belajar bagaimana beternak dan membudidayakan lebah tanpa sengat. Kegiatan ini sebagai bagian dari program kreativitas mahasiswa melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
Pelatihan yang diberikan menyangkut jenis-jenis lebah, bagaimana memindahkan sarang lebah hingga bisa berkembang, menata sarang hingga memasukkan lebah ke sarang, pemeriksaan rutin dari hama dan penyakit serta pengendaliannya, hingga teknik pemanenan juga diajarkan.
Disampaikan oleh Alya Rahmawati Nurkhasanah sebagai ketua tim dari project ini, bahwa ternak lebah madu tanpa sengat ini sangat cocok untuk sahabat difabel.
“Selain bisa mencari pakan sendiri, ternak lebah ini juga aman bagi teman difabel.” Hal ini disampaikan Alya mengingat sebelumnya KPD Mitra Karya Sejahtera pernah melakukan budidaya ternak ayam dan kambing tetapi tidak berhasil karena kesulitan pakan.
“Setelah mendapat pengarahan dari ketua PPD Mitra Sejahtera (Hardiyo) sebagai induk organisasi, maka kami berdiskusi dengan dosen kami sehingga akhirnya kami sepakat melakukan budidaya lebah madu tanpa sengat. Selain lebih mudah, sahabat difabel tidak perlu mencari pakan karena lebah bisa mencari pakannya sendiri.” Demikian Alya menyampaikan. Pakan lebah bisa berupa bunga bungur, bunga kelengkeng, bunga matahari, bunga airmata pengantin dan bunga kaliandra.
Selama dalam masa tiga bulan pendampingan, Mitra Karya Sejahtera sudah berhasil memindahkan indukan lebah dan memanen hasil madu meski belum mencukupi target. Hal ini disebabkan karena lebah klanceng atau Trigona sp memang menghasilkan madu dan propolis dalam jumlah yang kecil, namun berkualitas tinggi.
Dari pelatihan budidaya lebah madu tanpa sengat ini, Alya berharap agar kegiatan ini bisa terus berkelanjutan dan KPD Mitra Karya Sejahtera bisa memberi pelatihan bagi kelompok – kelompok lain di sekitar perihal budidaya madu klanceng atau Trigona sp.
Sementara bagi Budiyanto, dia berharap melalui usaha ternak lebah madu tanpa sengat ini bisa mempererat tali silaturahmi, dan anggota makin aktif untuk di ajak kegiatan.
“Ini pertama mahasiswa UGM kegiatan bersama teman-teman difabel di kalurahan Nglipar. Melalui kegiatan ini kita bisa membuktikan benar-benar bahwa difabel bisa berdaya dan diberdayakan saat diberi kesempatan.” Ujar Budiyanto
Kelompok ini berharap agar berbagai kegiatan dapat diakses oleh semua jenis difabel, termasuk kawan-kawan pengguna kursi roda. “kita semmpat melupakan teman pengguna kursi roda, jadi rumah tawon ini harus kita rombak supaya pengguna kursi roda juga bisa mengakses dan melakukan budidaya tawon klanceng”. Tersenyum malu, menguraikan alasan pemindahan dan perombakan rumah lebah madu tanpa sengat atau lebah klanceng yang semula ada di sebelah barat rumahnya, Dusun Ngaliyan RT 07 RW 05, Ngaliyan, Nglipar, Gunungkidul. Selain lokasi yang berundak, rumah tawon juga dirasa ketinggian sehingga sulit dijangkau pengguna kursi roda.[]
Reporter: Riyanti
Editor : Ajiwan Arief