Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Gunakan Bahasa Isyarat, Komunitas Tuli di Purwokerto Siaran Radio

Views: 29

Solidernews.com – Pemuda Tuli di Indonesia semakin giat mempromosikan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO), baik melalui sosial media maupun melalui kelas Bahasa isyarat. Salah satu contohnya adalah kumpulan pemuda Tuli di wilayah Purwokerto Jawa Tengah, Batir Isyarat Banjoemas (BIB), terus aktif mengenalkan Bahasa isyarat ke masyarakat umum.  Sabtu, 20 Juli 2024 komunitas BIB yang diwakili oleh Teja dan Bella, berkesempatan mengenalkan BISINDO melalui Radio Republik Indonesia (RRI) Purwokerto. Bagaimana caranya komunitas Tuli menggunakan Bahasa isyarat dan disiarkan melalui radio? Ya, dengan adanya alih Bahasa oleh Juru Bahasa Isyarat(JBI).

 

Terbentuk di tahun 2018, awalnya komunitas ini bernama Sahabat Dengar karena dibentuk oleh teman-teman dengar dan bertujuan untuk mendukung kegiatan komunitas Tuli. Anggota Sahabat Dengar tidak ada yang Tuli. Cara mereka mendukung komunitas Tuli salah satunya dengan cara memberikan akses typist atau ketik cepat pada proses perkuliahan mahasiswa Tuli dan juga memberikan akses Bahasa isyarat oleh relawan JBI kepada orang Tuli yang membutuhkan. Setelah fakum karena pandemi, komunitas ini Kembali aktif di tahun 2022 dengan nama Batir Isyarat Banjoemas dan tidak hanya beranggotakan orang Dengar saja namun orang Tuli juga ikut aktif karena memiliki visi yang sama, yakni membuat lingkungan yang inklusif.

 

Dalam waktu dekat, komunitas BIB akan menyelenggarakan kelas Bahasa isyarat mini, yakni sebanyak 5 kali pertemuan untuk mengenalkan BISINDO kepada masyarakat umum. Selain melalui kelas Bahasa isyarat, komunitas BIB juga aktif mengadakan kegiatan seperti camp dan seminar di beberapa kampus di Purwokerto. “Kegiatan besar kami yang kemarin sudah berjalan contohnya ada camp selama 3 hari di Baturraden, yang tujuannya adalah meningkatkan rasa percaya diri pada anak-anak Tuli dan melatih jiwa kepemimpinan mereka”, tutur Teja menggunakan Bahasa isyarat.

 

Aktifnya pemuda Tuli di Purwokerto juga berdampak pada tingkat kesadaran anak-anak Tuli yang semakin percaya diri menggunakan BISINDO untuk berkomunikasi karena dalam keseharian, keluarga dan lingkungan sekolah belum memiliki kesadaran pentingnya Bahasa isyarat bagi Tuli. “Dengan adanya kelas Bahasa isyarat dan aktifnya komunitas Tuli di berbagai kegiatan, kami harap masyarakat makin meningkat kesadarannya bahwa Bahasa isyarat itu bahasa asli atau Bahasa ibu dari kami orang Tuli, ini bukan Bahasa tarzan”, pungkas Bella.[]

 

Reporter: Ramadhany Rahmi

Editor       : Ajiwan Arief

 

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content