Views: 79
Solidernews.com – Tiga mahasiswa difabel PGRI Yogyakarta tahun ajaran 2023-2024 melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di SLB Negeri 1 Bantul, Yogyakarta. KKN ini dilaksanakan dari tanggal 31 Januari 2024 dan akan berakhir sampai tanggal 8 Maret 2024.
Ketiga mahasiswa difabel tersebut ialah Salmadani, difabel tuli, Ardiyan, difabel ganda Tuli dan netra, serta Kiki, difabel netra.
Kegiatan KKN alternatif ini khusus diarahkan ke sekolah luar biasa (SLB) agar mereka dapat mengenal dunia kerja secara nyata terutama di sekolah.
Hal ini mengingat mereka juga mengambil jurusan pendidikan luar biasa. Harapannya mereka dapat menerapkan ilmunya selama menjalankan KKN.
Selain itu, jika mereka ditempatkan di suatu desa atau daerah terpencil, kemungkinan yang akan terjadi, mereka akan menghadapi beberapa kendala dalam orientasi dan sosialisasi di lingkungan yang kurang aksesibel.
Untuk mencegah hal tersebut, Universitas PGRI Yogyakarta sengaja menempatkan mahasiswa difabel tersebut di SLB agar mempermudah mereka menjalankan kegiatan KKN-nya. Adapun kegiatan KKN yang dilakukan oleh mereka selama kurang lebih 1 bulan ini, digolongkan ke dalam empat bagian.
Pertama, kegiatan mendekor perpustakan, yaitu menghiasi dinding perpustakaan dengan pohon literasi dan stiker, menyampul dan merapikan buku-buku perpustakaan, mendesain banner, serta membuat pembatas buku.
Kedua, kegiatan edukasi, yaitu mengajar siswa SLB untuk membersihkan tangan, menyimak cerita, dan melakukan permainan.
Ketiga, kegiatan kebersihan, yaitu memungut sampah, menyapu, dan mencabut rumput liar.
Keempat, kegiatan sekolah, yaitu menjadi petugas upacara, pembina pramuka, panitia HUT SLB, dan sebagainya.
Keempat kegiatan KKN tersebut bermanfaat bagi mahasiswa difabel agar mereka lebih memahami tugas-tugas pelayanan di sekolah khususnya di luar kelas.
Selain itu, kegiatan KKN juga bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran diri, membentuk karakter kepemimpinan, kemandirian, serta tanggung jawab mahasiswa, seperti yang dikutip dari Unisbank Bahwa manfaat KKN bagi mahasiswa adalah mendapatkan pengalaman langsung, mengasa keterampilan sosial, komunikasi, serta belajar mengatasi tantangan.
Manfaat tersebut juga dirasakan oleh Salmadani, mahasiswa difabel tuli selama melaksanakan kegiatan KKN di SLB N 01 Bantul.
“Saya dapat banyak pelajaran dan kegiatan positif dari KKN di sekolah, seperti menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dalam disiplin waktu, komunikasi, percaya diri, dan mandiri di berbagai kegiatan,” ujar Salmadani.
Selain itu, opini dari Laras Cipto Kurniati, S.Pd., guru SLB N 1 Bantul, beliau menyatakan bahwa dengan adanya KKN bagi mahasiswa, mereka belajar berkontribusi dalam kegiatan sekolah, belajar menghadapi atmosfer kerja, belajar mengenal ragam karakter orang, dan belajar memposisikan diri pada suatu instansi.
Tidak hanya itu, manfaat KKN juga dirasakan oleh pihak sekolah.
“Kami cukup terbantu dengan adanya tenaga tambahan dari mahasiswa KKN UPY karena ada pekerjaan yang belum bisa kami kerjakan karena guru-guru di sini juga mengajar dari pagi sampai siang. Kemudian ada yang mengikuti rapat kurikulum, rapat kesiswaan, diklat, mengurus administrasi, dan ada yang mendampingi lomba. Di sela-sela itu, datanglah mahasiswa KKN UPY untuk membantu kami sehingga sekolah cukup terbantu,” kata Laras Cipto Kurniati, S.Pd.
Selama kegiatan KKN ini mahasiswa difabel tidak sendiri, tetapi dibantu oleh rekan-rekan yang nondifabel yang juga mengambil KKN alternatif.
Harapannya, dari upaya UPY mengadakan KKN alternatif ini semua pihak dapat merasakan manfaatnya.[]
Reporter: Tri Rizki Wahyu Djari
Editor : Ajiwan