Views: 38
Solidernews.com – Fasilitasi Rencana Aksi Kelompok Difabel Kalurahan (KDK) Bersinar telah terlaksana pada hari Kamis, 22 Februari 2024 kegiatan ini bertempat di Aula Kalurahan Sukoreno dengan dihadiri oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Bank Syariah Indonesia (BSI), Pemerintah Kalurahan Sukoreno, Puskesmas Sentolo 1, SIGAB Indonesia, Kader Posbindu dan KDK Bersinar.
Rangkaian kegiatan pertemuan rutin KDK Bersinar diawali dengan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Posbindu ini adalah upaya untuk deteksi dini faktor resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, kolesterol, obesitas dan lain-lain. Kegiatan Posbindu ini meliputi pemeriksaan berat badan, tinggi badan dan cek tensi darah. Setelah semua anggota KDK melakukan tahapan pemeriksaan Posbindu selanjutnya peserta diarahkan untuk duduk di tempat yang sudah disediakan untuk mengikuti kegiatan.
Kegiatan Rencana Aksi dimulai dengan sambutan yang disampaikan oleh Windu Istanto selaku Kamituwo Kalurahan Sukoreno, pada sambutannya Windu menyampaikan bahwa KDK Sukoreno mendapatkan support dana yang sangat bagus dari Bank Syariah Indonesia (BSI) yaitu sebesar 212,5 juta rupiah yang akan digunakan untuk kegiatan KDK seperti adanya upaya pengembangan budidaya peternakan unggas khususnya entok/mitik, pelatihan-pelatihan, dan studi banding. Windu juga menyampaikan terima kasih kepada SIGAB Indonesia karena sudah selalu melakukan pendampingannya salama ini dan ucapan terima kasih juga untuk KDK Bersinar yang sudah sangat kompak.
Kuni Fatonah perwakilan dari SIGAB Indonesia menyampaikan sambutannya bahwa, pada pendampingan tahun ke 3 ini kita fokuskan pada pengembangan perekonomian, dengan tujuan untuk usaha bersama/UMKM KDK Bersinar agar bisa lebih berkembang dan berdaya. Kuni menyampaikan pesan 3 sehat untuk KDK Bersinar yang diantaranya: 1) Sehat Anggota yang artinya anggota KDK harus aktif dalam kegiatan, 2) Sehat Pengurus, maka pengurus harus aktif dalam kegiatan, 3) Sehat Administrasi dimana harus tertib dalam melakukan administrasi kegiatan karena sudah dibekali buku administrasi KDK.
Pada sambutan ketiga yang disampaikan oleh Tri Dodi Hermawanto dari BSI menyampaikan bahwa program BSI ini adalah program pertama yang ada di Kulon Progo. Dodi juga menyampaikan 3 kunci penting untuk KDK diantaranya: pertama aktor, aktor disini adalah kita sendiri, kelompok (KDK) sehingga sangat penting untuk mengelola, kedua adalah ilmu, dimana dengan adanya ilmu kita bisa terbimbing, ilmu pada konteks ini adalah ilmu yang disampaikan oleh narasumber terkait teknik budidaya entok, dan kunci ke 3 yaitu sarana, dimana dari BSI yang akan memberikan sarana prasarana seperti keperluan adanya budidaya, dan studi banding. Sehingga dengan adanya aktor, ilmu dan sarana bisa di elaborasi untuk mencapai keberhasilan.
Masuk pada materi budidaya entok/mentok yang disampaikan oleh Wisono selaku narasumber dari Dinas Peternakan dan Pangan Kabupaten Kulon Progo. Wisono pada materinya menyampaikan bahwa “Untuk usaha pemeliharaan entok yang paling penting adalah satu pakan, dua pakan, tiga pakan, sehingga pakan menjadi sangat dominan” jelasnya. Pada materinya Wisono menyampaikan bahwa ada 3 sistem pemeliharaan entok yaitu pertama sistem ekstensif, entok dibiarkan berkeliaran secara bebas, kedua sistem semi ekstensif, sudah ada campur tangan manusia dan ketiga sistem intensif, dimana telur dikungkung dengan menggunakan batre hingga telur menetas, kemudian setelah itu baru dijadikan satu dengan induknya selama 2 hari.
Wisono pada materinya juga menyampaikan terkait langkah-langkah budidaya entok, identifikasi penyakit pada entok, kelebihan memelihara entok, kelemahan memelihara entok dan manfaat memelihara entok. Kemudian pada materi terakhirnya Wisono memberikan cara membuat pakan entok murah yaitu ada pakan dari enceng gondok (kaya akan zat besi), pakan dari daun talas, dan gedebog pisang klutuk yang sudah diolah secara fermentasi.
Pada sesi tanya jawab ada salah satu peserta yang menanyakan apakah pada pembuatan fermentasi bisa gagal, dalam hal ini Wisono menjawab bisa saja fermentasi gagal “Fermentasi bisa gagal, jika gedebog kurang kering sehingga akan menyebabkan pembusukan”jawab Wisono.
Menginjak pada kegiatan terkahir yaitu sosialisasi kebersihan yang disampaikan oleh dr. Zaid Zuyaad dari Puskesmas Sentolo 1. Pada sosialisasinya dr. Zaid mempraktikan cara cuci tangan yang benar menurut World Health Organisation (WHO), tujuannya adalah untuk melindungi diri dari berbagai macam infeksi, penyakit dan mencegah penularan penyebaran bakteri dan virus.
Kegiatan Fasilitasi rencana aksi KDK ditutup dengan penyampaian informasi kas KDK dan penyampaian buku anggota KDK dimana para peserta ditanya terkait dengan kebersediaannya menjadi anggota KDK, para pesertapun dengan kompak menjawab setuju dan bersedia namanya ditulis di buku anggota KDK.[]
editor : Indri K
Editor: Ajiwan