Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Dukung Wujudkan Inklusivitas Dunia Pendidikan, Kemendikbudristek Luncurkan Modul Pelatihan Berjenjang tentang Pendidikan Inklusif

Views: 7

Solidernews.com. PEMERINTAH Indonesia. Dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Tengah berupaya, menghadirkan pendidikan inklusif di seluruh tanah air. Pendidikan yang memberikan kesempatan kepada anak-anak yang hendak bersekolah, siapa saja dan di mana saja mereka. Lebih spesifik anak difabel. Yang selama ini mendapatkan diskriminasi, berupa penolakan salah satunya.

 

Upaya tersebut ditandai dengan peluncuran modul pelatihan berjenjang tentang pendidikan inklusif, bagi guru-guru di seluruh Indonesia. Mengutip keterangan resmi di laman kemendikbud.go.id tertanggal (22/3), modul tersebut, dapat diakses melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM).

 

Secara resmi, modul juga tedah diluncurkan pada Kamis (21/3). Hadir dalam peluncuran tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), perwakilan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM), Ketua Komisi Nasional Disabilitas, Ketua dan Pengurus Dharma Wanita Persatuan Kemendikbudristek, perwakilan guru, dan komunitas pendidikan yang peduli terhadap isu layanan dan akses pendidikan inklusif.

 

Menuntut kesadaran

Kesadaran guru untuk mau belajar dan mempelajari modul pelatihan berjenjang tentang pendidikan inklusif, sangat dibutuhkan. Sebagaimana disampaikan Dirjen GTK, Nunuk Suryani, yang tertulis dalam laman website resmi Kemendikbudristek. Dia mengatakan bahwa modul pelatihan tersebut dapat dipelajari secara mandiri dan bersama-sama oleh guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah/penilik di seluruh Indonesia. Di sini, dibutuhkan kesadaran bersama. Pelatihan berjenjang tentang pendidikan inklusif melalui modul pembelajaran ini dapat diakses di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Modulnya terbagi atas tiga tingkat yakni dasar, lanjut dan mahir.

 

“Saya berharap agar guru-guru di seluruh Indonesia mau belajar agar dapat membantu mewujudkan ekosistem satuan pendidikan yang aman, ramah, dan menyenangkan,” Nunuk Suryani dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (21/3).

 

Pada kesempatan yang sama, perwakilan Tim Pengembang Modul Pendidikan Inklusif, Siti Luthfah, menjelaskan topik yang dibahas dalam modul tingkat dasar yang pertama adalah tentang keragaman peserta didik. Pertama, pendidik diajak untuk memahami dan menghargai keragaman yang ada di dalam kelas.

 

Kedua, topik tentang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pada topik ini, pendidik diharapkan dapat merespons kebutuhan semua peserta didik tanpa terkecuali dan pengelolaan kelas yang berpusat pada semua peserta didik. Topik yang terakhir adalah kolaborasi para pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan menyenangkan.

 

“Tentunya melalui modul ini diharapkan dapat menghasilkan pendidik yang punya keluasan hati. Sehingga dapat mewujudkan pembelajaran dan pendidikan yang aman, ramah, dan menyenangkan di satuan pendidikan. Semoga hal ini dapat bermanfaat sebagaimana visi dan tujuan kita. Mari kita berkolaborasi untuk mewujudkannya bersama-sama. Untuk bapak dan ibu guru, selamat menyelami modul ini,” ujar Siti.

 

Dukungan KND

Peluncuran modul pelatihan berjenjang tentang pendidikan inklusif ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Komisi Nasional Disabilitas (KND). Menurut Ketua KND, Dante Rigmalia, tidak ada lagi alasan bagi para guru mengatakan mereka tidak bisa. Karena kesempatan sudah dibuka seluas-luasnya, untuk dapat belajar mandiri melalui modul pembelajaran ini.

 

“Sebagai lembaga pemantau implementasi upaya penghormatan perlindungan teman-teman disabilitas, kami sangat berharap ada sebuah monitoring implementasi pelaksanaan pembelajaran mandiri di PMM ini. Hal tersebut dapat memastikan efektivitas dan juga hasil yang dicapai para guru yang sudah melaksanakan praktik modul. Mengingat di setiap sekolah pasti punya peserta didik berkebutuhan khusus, maka layanilah mereka dengan hati. Pandang mereka sama seperti peserta didik pada umumnya,” ujar Dante.[]

 

Reporter: Harta Nining Wijaya

Editor    : Ajiwan Arief

 

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air