Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Google Kembangkan Teknologi Ramah Difabel untuk Menciptakan Lingkungan Pendidikan Inklusi

Views: 1

Solidernews.com. PENDIDIKAN inklusif dan berkeadilan tercipta. Ketika, kesadaran tentang keunikan dan perbedaan anak didik, terpatri pada tiap-tiap guru. Kesadaran yang mewujud menjadi perspektif kemanusiaan, tanpa membedakan. Melahirkan penerimaan tanpa syarat. Menghadirkan jalan keluar bukan persoalan. Sebab, memberikan pengalaman belajar yang adil kepada siswa dengan beragam kebutuhan, adalah tanggung jawab para guru.

 

Keunikan dan perbedaan kebutuhan para murid, termasuk murid difabel, diperhatikan perusahaan raksasa internet Google. Mengembangkan fitur-fitur yang mendukung proses belajar yang memudahkan para murid, mulai digagas. Fitur, atau karakteristik khusus pada gawai ini, memudahkan dan membantu kebutuhan murid dalam kelas belajar.

 

Marketing Manager Google for Education Pundarika Lestari, menjelaskan berberapa hal. Pada Chromebook, ujarnya, terdapat fitur ChromeVox. “Sejatinya, fitur tersebut adalah screen reader atau pembaca layar, bagi orang dengan hambatan penglihatan. Sehingga, apapun yang ada di layar bisa dibaca nyaring. Ini untuk teman-teman yang memiliki masalah penglihatan. Itu akan sangat membantu melalui mendengar audio, ketimbang baca teks,” tulis Lestari dalam releasenya.

 

Ada juga, lanjut dia, fitur voice input. Fitur ini diperuntukan bagi difabel netra, ketika hendak mengetik sesuatu. Jika kesulitan mencari huruf di keyboard, pengguna dapat berbicara atau menyebutkan kata-kata yang ingin diubah menjadi tulisan.

 

Sedang bagi siswa Tuli, chromebook menyediakan fitur live caption. Fitur ini akan mengubah audio menjadi tulisan atau teks. “Tak hanya membantu saat belajar di kelas. Fitur live caption juga membantu tuli mengakses Google meet. Dengan mengaktifkannya, live cantion akan mengubah suara menjadi teks. Berbagai fitur tersebut adalah bawaan, jadi tidak usah beli lagi,” terang Lestari.

 

Sertifikat pelatih

Dukungan Google terhadap tercapainya pendidikan inklusif, tak hanya berhenti dengan menciptakan fitur aksesibilitas. Google juga menyelenggarakan pelatihan untuk para guru, bagaimana menggunakan chromebook dengan berbagai aplikasi (fitur) yang menyertai.

 

Pelatihan dilakukan secara daring. Hal ini bertujuan agar menambah wawasan dan kemahiran guru, dalam menggunakan alat-alat Google. Dengan keterampilan ini, guru diharapkan dapat lebih percaya diri, dalam menyampaikan materi penggunaan alat, fitur, atau aplikasi digital kepada murid. Usai mengikuti pelatihan, para guru akan mendapatkan sertfikat pelatih, yang dikeluarkan Google.

 

“Sertifikasi diberikan kepada guru-guru yang telah mengikuti program pelatihan online. Certified Educator, berskala global. Jadi kalau para guru sudah mendapat certified educator, maka mereka diakui secara global. Sangat membanggakan,” terang Lestari kepada solidernews.com melalui sambungan telephone, Kamis (30/5/2024).

 

Sejauh ini, sebanyak dua belas ribuan guru di Indonesia, telah mengikuti pelatihan secara online. Jumlah tersebut, merupakan jumlah peserta terbanyak, dari pelatihan yang diselenggarakan Google di berbagai belahan dunia.

 

“Darma Kusumah. Adalah salah seorang guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 11 Jakarta. Dia telah mengantongi sertifikasi Google for Education Certified Educator. Di sekolahnya, ia mengajar murid-murid difabel, salah satunya terkait penggunaan perangkat Chromebook,” kepada solidernews.com, Lestari menyampaikan contoh.

 

Pelibatan difabel

Lebih lanjut, Lestari menjelaskan. Dalam mengembangkan produk, Google tak lepas dari campur tangan dan pelibatan para difabel. “Untuk membuat produk ini, kita selalu berkonsultasi sama komunitas-komunitas atau organisasi disabilitas. Harapannya, kita bisa benar-benar ngerti mereka tuh butuhnya apa.”

 

Kini, produk yang dikembangkan berupa Chromebook sudah disalurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) ke berbagai sekolah termasuk SLBN 11 Jakarta.

 

Setelah produknya ada di lingkungan pendidikan, maka ahli pendidikan dan guru dari berbagai disiplin ilmu memiliki peran penting. Mereka menjadi pengajar utama yang akan mengenalkan teknologi-teknologi tersebut kepada para murid.[]

 

Reporter: Harta Nining Wijaya

Editor    : Ajiwan

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air