Views: 24
Fakta bahwa Indonesia berada di peringkat ketiga dunia dalam jumlah orang yang terkena kusta merupakan masalah serius, karena berkaitan langsung dengan kesehatan dan keselamatan masyarakat.
Solidernews.com – Penyakit kusta terus menjadi sorotan utama dalam dunia kesehatan Indonesia, namun tantangan besar masih menyulitkan dalam upaya memeranginya. Data terbaru yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2023 mengungkapkan bahwa lebih dari 10.000 kasus baru kusta terjadi di seluruh negeri.
Di tengah perjuangan ini, stigma sosial terhadap kusta masih menjadi dinding yang sulit dijebol. Kendati pengobatan telah mengalami kemajuan, stigma ini masih merajalela dalam masyarakat, mengakibatkan isolasi sosial bagi para orang yang terkena kusta. Bahkan, data menunjukkan bahwa banyak dari mereka mengalami diskriminasi di tempat kerja dan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, tidak hanya stigma yang menjadi masalah. Akses terhadap perawatan kesehatan juga menjadi tantangan serius, terutama di daerah-daerah terpencil dan berpenghasilan rendah. Statistik mencerminkan bahwa sebagian besar kasus kusta berasal dari wilayah dengan infrastruktur kesehatan yang minim.
Dalam menghadapi tantangan ini, media alternatif, memainkan peran yang signifikan, di kala media arus utama masih minim mengangkat isu kusta. Dengan memberikan liputan yang menyeluruh dan terperinci mengenai isu kusta, media alternatif membantu meningkatkan pemahaman masyarakat, meredakan stigma sosial, dan menyuarakan kebutuhan akan akses terhadap perawatan kesehatan yang lebih baik.
Namun, penanganan kusta tidak bisa dilakukan secara terpisah. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, lembaga kesehatan, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Bersama-sama, mereka harus bergandengan tangan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, mengurangi stigma, dan memperluas akses terhadap perawatan kesehatan. Penguatan sistem pemantauan dan pengendalian penyakit juga menjadi kunci dalam upaya memerangi kusta.
Dengan komitmen bersama dan upaya yang berkelanjutan, Indonesia diharapkan dapat mencapai target eliminasi kusta pada tahun 2030. Ini bukan hanya akan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi para orang yang terkena kusta, tetapi juga akan membuka jalan bagi masyarakat yang lebih sehat dan inklusif di masa depan. Sebagai bagian dari upaya ini, media alternatif akan terus berperan aktif dalam menyuarakan isu kusta dan membantu menciptakan perubahan yang positif dalam masyarakat.
Statistik Kusta di Indonesia, Mengejutkan dan Membuka Mata
Indonesia, entah ini dianggap prestasi atau sebuah bencana, menempati peringkat ketiga di dunia dalam jumlah kasus kusta pada tahun 2021, sebuah fakta yang mengejutkan yang diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan. Dengan total 10.976 kasus baru, negara ini berada di belakang raksasa kesehatan seperti India dan Brazil, sebuah statistik yang memperlihatkan tantangan besar dalam penanganan penyakit ini.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kondisi ini semakin memburuk pada tahun 2022. Analisis Situasi Kusta Nasional Tahun 2022 mengungkapkan bahwa 111 kabupaten/kota di Indonesia masih jauh dari mencapai eliminasi kusta. Dari 15.052 kasus kusta terdaftar, sebanyak 12.095 merupakan kasus baru yang ditemukan, sebuah angka yang memicu keprihatinan akan kelangsungan transmisi penyakit ini di negeri ini.
Proporsi kasus kusta baru tanpa cacat pada tahun 2022 masih tetap tinggi, sebuah fakta yang menggelitik pikiran. Meskipun prevalensi secara keseluruhan mengalami penurunan menjadi 0,55 pada tahun 2022, sejumlah provinsi masih terjebak dalam angka prevalensi yang mengkhawatirkan.
Data paling mutakhir dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan mencatat bahwa hingga semester pertama tahun 2023, jumlah orang yang terkena kusta di Indonesia telah mencapai sekitar 13.000 orang. Angka ini tidak hanya mencerminkan tantangan nyata dalam penanganan penyakit ini, tetapi juga mendorong untuk bertindak lebih agresif dalam menanggulangi penyebarannya.
Hal ini, pemerintah bukannya tinggal diam. Upaya intensif dilakukan untuk memperkuat penemuan kasus dan penanganan kusta secara dini guna mencapai eliminasi zero leprosy. Deteksi dini telah menjadi fokus utama sejak tahun 2022, terutama setelah adanya penurunan penemuan kasus selama masa pandemi COVID-19 yang membuat masyarakat terhambat dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
Selain itu, Kemenkes, dalam pemberitaan, juga berkomitmen untuk memberikan informasi yang benar, bukan hanya untuk menekan stigma dan diskriminasi terhadap kusta, tetapi juga untuk memberikan penanganan medis yang kuat bagi orang yang pernah mengalami kusta. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan bahwa kesadaran dan respons masyarakat akan meningkat, membawa perubahan positif dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit kusta di Indonesia.
Sebagai penulis, saya menegaskan pentingnya memahami bahwa statistik bukan sekadar angka, melainkan cerminan dari penderitaan manusia yang nyata. Oleh karena itu, langkah-langkah jelas harus segera diambil untuk mengatasi tantangan yang terbukti tidak hanya mengejutkan, tetapi juga mengkhawatirkan ini.
Peran Penting Media Massa Alternatif dalam Mengangkat Isu Kusta
Pada 31 Oktober 2023, Ruang Publik KBR menyelenggarakan talkshow yang memfokuskan peran media dalam mengangkat isu kusta. Dalam kesempatan tersebut, Ajiwan Arief Hendradi dari solidernews.com menyoroti kekhawatiran terhadap penyebaran “kabar tidak benar” tentang kusta. Meskipun mengundang kekhawatiran, Ajiwan melihatnya sebagai kesempatan untuk memberikan edukasi yang lebih luas kepada masyarakat.
“Apa yang harus diingat oleh setiap pembaca adalah meningkatkan kewaspadaan dalam menilai informasi. Sangat penting untuk membedakan antara fakta dan hoaks dengan melakukan verifikasi melalui riset dan pengecekan fakta,” tegas Ajiwan.
Fakta bahwa Indonesia berada di peringkat ketiga dunia dalam jumlah penderita kusta merupakan masalah serius, karena berkaitan langsung dengan kesehatan dan keselamatan masyarakat. Dalam konteks ini, peran media massa, termasuk solidernews.com, sangatlah penting dalam menyuarakan isu kusta dan mengatasi penyebaran hoaks yang bisa menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat.
Ajiwan menegaskan bahwa solidernews.com, sebagai salah satu media alternatif, memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan. Ia juga mencatat bahwa kesadaran akan isu difabel dan kusta semakin meningkat di kalangan masyarakat. Dengan menyajikan informasi yang menarik dan terpercaya, diharapkan pengetahuan masyarakat akan semakin meningkat.
Terbaru Solider News, sebuah divisi yang berdedikasi dalam dunia jurnalisme dari SIGAB, telah mengambil langkah progresif dengan membuka peluang magang bagi individu yang pernah mengalami kusta. Keputusan ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan kesempatan berkontribusi, tetapi juga sebagai momen penting dalam membangun kembali kepercayaan diri mereka yang mungkin pernah terkikis oleh pengalaman masa lalu mereka.
Melalui upaya bersama media massa alternatif, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan peduli terhadap isu kusta, serta mampu menangkal penyebaran hoaks yang merugikan. Hal ini diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam penanganan dan pencegahan penyakit ini, menuju masyarakat yang lebih sehat dan terdidik secara informatif.
Sebagai penulis terkait ini, saya merasa terbantu dengan kehadiran Solider News dalam mengangkat isu kusta. Ini memberikan dampak yang signifikan dan mempengaruhi persepsi masyarakat secara luas. Melihat kontribusi Solider News dalam mengangkat isu kusta telah menjadi pencerahan dan pengaruh yang membesarkan hati. Kehadirannya tidak hanya memberikan wawasan yang lebih dalam terhadap kompleksitas masalah ini, tetapi juga membawa perubahan dalam sikap dan kesadaran masyarakat secara menyeluruh. Dengan terus memberikan liputan yang mendalam dan terpercaya, Solider News telah menjadi tonggak penting dalam memperjuangkan perubahan positif dalam upaya penanganan kusta di Indonesia.[]
Penulis: Hasan Basri
Editor : Ajiwan