Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Meditasi dan Manfaat bagi Orang dengan ADHD

Solidernews.com. SEBAGIAN besar orang yang hidup dengan gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), mengalami kesulitan untuk duduk diam, memperhatikan, menyelesaikan tugas, mengatur waktu secara efektif, atau menangani stres. Kondisi demikian, karena dipengaruhi oleh tiga gejala utama ADHD. Di antaranya, kurangnya perhatian, impulsif, dan hiperaktif.

 

Dilansir dari Verywell Mind pada Senin, 6 Mei 2024, seseorang dengan ADHD bisa mengelola gejala-gejalanya dengan obat-obatan, terapi, dan perawatan kesehatan mental lainnya, meditasi satu di antaranya.

 

Billy Roberts, LISW-S, seorang terapis di Focused Mind ADHD Counseling, dia memaparkan tujuan meditasi. Yakni, agar seseorang dapat duduk memusatkan pikiran, emosi, serta sensasi, tanpa menghakimi.

 

“Ini adalah tentang kesadaran dan kemampuan untuk tidak menghakimi diri sendiri,” kata Roberts.

 

Mengatasi ADHD tidaklah mudah. Terutama, ketika gejala-gejala yang dialami memengaruhi aktivitas sehari-hari. Di antaranya, produktivitas, kebiasaan makan, tidur, motivasi, suasana hati, perilaku, hubungan, atau tingkat keberhasilan di sekolah, pekerjaan, bahkan kegiatan sosial.

 

Ketika mengalami gangguan yang muncul setiap hari, orang dengan ADHD bisa merasa cemas, tertekan, atau bahkan tidak bahagia. Meditasi, direkomendasikan oleh Billy Robert, dapat membantu. Tidak hanya mudah diterapkan dalam keseharian, meditasi juga telah terbukti efektif secara ilmiah. Hanya membutuhkan usaha sederhana, untuk mendapatkan hasil yang optimal.

 

Meditasi kesadaran

Intervensi berbasis kesadaran atau Mindfulness-based interventions (MBI), sering digunakan untuk membantu meminimalkan stres, mengobati kecemasan dan depresi. Meditasi ini juga dapat meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraan secara keseluruhan.

 

Bagi orang dengan ADHD, meditasi kesadaran menawarkan banyak manfaat. Meditasi ini telah terbukti meningkatkan suasana hati, perhatian, dan kualitas hidup orang dewasa dengan ADHD.

 

Meditasi ini juga dapat meningkatkan kinerja anak-anak dalam semua tugas fungsi eksekutif. Yakni, memperhatikan, mengorganisasi, memonitor diri sendiri, dan mengatur emosi.

 

“Meditasi kesadaran melibatkan fokus pada ‘tumpuan napas dan kembali ke tumpuan itu setiap kali pikiran mengembara,” kata Melissa Shepard, MD, seorang psikiater dan Asisten Profesor Psikiatri di Johns Hopkins.

 

Shepard mengatakan bahwa, kembali secara terus-menerus ke momen saat ini akan memperkuat otot-otot perhatian. Meditasi dapat sangat membantu untuk mengendalikan gejala ADHD.

 

Tips meditasi

Meditasi merupakan satu cara yang mudah diakses. Meditasi juga dapat membantu memahami diri sendiri dan dunia di sekitar. Namun, bermeditasi secara efektif membutuhkan konsentrasi. Hal ini yang tidak mudah dilakukan, ketika seseorang hidup dengan ADHD.

 

Beberapa strategi atau tips meditasi bagi orang dengan ADHD, akan disajikan dalam tulisan di bawah ini.

 

Pertama, mencari tempat nyaman. Kemudian, duduk dengan menjaga punggung tetap lurus, wajah menghadap ke depan. Pastikan tubuh dikondisikan rileks. Memilih menggunakan kursi yang nyaman, atau menyilangkan kaki di lantai, akan sangat membantu.

 

Saat menarik napas, hanya fokus pada napas. Tarik napas melalui hidung dan keluarkan melalui mulut. Bisa juga dengan memejamkan mata, untuk menghilangkan gangguan visual. Namun, hal itu tidak harus dilakukan.

 

Kedua, membiarkan pikiran terbuka. Saat berlatih, pikiran mungkin akan mengembara. Ini adalah hal yang normal. Setelah menyadari hal ini, catatlah jejak pikiran tersebut. Lalu kembalikan perhatian, perlahan-lahan ke pernapasan. Bisa mengingatkan diri sendiri untuk hanya fokus “menghirup” dan “menghembuskan napas,” atau “tenang”.

 

“Meditasi dapat menjadi alat yang efektif, untuk meningkatkan kemampuan mengendalikan perhatian dan mengatur emosi serta impuls,” kata Shepard.

 

Ketiga, melonggarkan diri. Sepanjang sesi meditasi, seseorang bisa merasakan dorongan kuat untuk bergerak, meregangkan tubuh, merasa gatal, atau yang lainnya. Hal ini wajar terjadi. Alih-alih meninggalkan sesi atau latihan, berbaik hatilah pada diri sendiri.

 

Garuklah rasa gatal itu dan kembalilah fokus. Ketahuilah bahwa tidak ada kesalahan dalam meditasi, yang ada hanya pembelajaran. Meskipun pikiran mungkin menjerumus ke arah yang berbeda atau harus keluar dari meditasi sebelum selesai, tetaplah melanjutkan meditasinya.

 

Tips keempat, memulai perlahan. Menetapkan jadwal meditasi tiga menit per hari, bisa jadi pada awalnya terasa lama. Pikiran mungkin akan mengembara, tetapi tidak apa-apa karena itu alami.

 

“Tujuannya bukan untuk menjernihkan pikiran, bersantai, atau membuat pikiran diam. Melainkan mengamati pikiran dan membawanya kembali ke tumpuan (nafas) kapan pun, ketika merasakan pikiran mulai mengembara,” kata Shepard.

 

Tips terkahir atau kelima, menemukan seseorang yang dapat diajak meditasi. “Melakukan meditasi dengan orang lain dapat membantu individu dengan ADHD untuk tetap fokus,” kata Shepard.

 

Hal ini bisa dilakukan dengan cara bergabung dengan sesi grup yang dipandu. Atau bertemu dengan komunitas melalui platform media online zoom, sebagai contoh, untuk jangka waktu tertentu. Meskipun pikiran mengembara selama sesi meditasi, memiliki partner dapat membantu membangun praktik meditasi secara rutin dan berkelanjutan.[]

 

Reporter: Harta Nining Wijaya

Editor     : Ajiwan

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air