Solidernews.com – Hari-hari ini banyak konten
di media sosial sebut saja misal tiktok, instagram, yang mengangkat isu kesehatan mental baik oleh lembaga, personal, atau profesional. Membangun kesadaran dengan pemahaman ini perlu. Setidaknya menjadi pintu gerbang untuk mengetahui lebih dalam tentang kesehatan mental, bukan untuk self diagnosis namun memiliki gambaran yang lebih luas termasuk upaya-upaya pencegahan. Termasuk pengembangan diri menuju kebahagiaan.
Menariknya, selain konten bergambar, video bertema, ada juga IG Live yang tersimpan jadi IG TV (sewaktu-waktu bisa dilihat kembali) seperti akun milik dr. Ida Rochmawati, M.Sc,Sp.KJ (K) yang beberapa waktu lalu bersama dr. Rossalini Lili, Sp.KJ. menayangkan pembahasan tentang apa itu Self Care, satu istilah kesehatan mental yang sering mondar-mandir di konten-konten dan semakin akrab di telinga.
Kali ini pembahasan tentang Self Care yang lebih pada apa yang ada di dalam (batiniah, psikis, emosi, perasan) misalnya dengan upaya mencari orang yang mendukung/mensupport, dan memberi mereka tempat, upaya tidak menyalahkan diri sendiri, dan banyak mendengarkan.
Selama ini banyak yang mengartikan Self Care sebagai bentuk perawatan diri pada fisik saja misalnya pergi perawatan ke salon kecantikan. Padahal Self Care adalah merawat perasaan dan emosi sehingga merasa terhubung. Lalu bagaimana kalau kita tidak bisa berteman? atau tidak punya teman?
Self Care bisa diartikan. bagaimana kita melakukan tindakan terukur dan bertumbuh untuk menjadi versi terbaik diri kita atau istilahnya bagaimana menemukan kebermaknaan. Atau menghidupi dengan lebih penuh diri yang akan memberikan kekuatan lebih dekat.
Bagaimana caranya? dengan melakukan refleksi hal-hal apa yang membuat diri kita senang, hal+hal baik apa yang kita syukuri dengan menghadirkan hormon serotonin. Sebagai catatan, Self Care satu orang dengan satu orang lainnya berbeda. Seperti Self Care yang dilakukan oleh dr. Ida misalnya dengan membuat konten di media sosial. Ada yang membaca buku, ada yang sekadar mengobrol. Self Care dengan merefleksikan diri membuat journaling bisa dijadikan salah satu media kontemplasi.
Ada juga dengan melakukan kegiatan olah raga, misalnya aerobik selama 30 menit, tiga kali seminggu. Ada penelitian yang menyebut itu setara dengan obat antidepresan. Olah raga adalah Self Care sebab terkait dengan kesehatan fisik yang tidak bisa dipisahkan dengan kesehatan mental.
Bentuk Self Care lainnya adalah dengan lebih memberi porsi kasih sayang kepada keluarga. Atau memiliki lebih hubungan kedekatan yang mendalam misalnya dengan saudara kandung. Lalu dengan orang-orang yang tidak memiliki relasi keluarga atau teman? Self Care bisa dilakukan dengan menyayangi binatang atau hewan piaraan seperti kucing dan anjing.
Bahkan Self Care dengan melakukan hal yang paling sederhana sekalipun seperti kegiatan tidur siang sangatlah berguna. Sesederhana pula saat mengakui bahwa diri kita tidak sedang baik-baik saja. Itu pun juga Self Care. Sebab kadang kita tidak sadar merasa diri baik-baik saja padahal suatu saat kita jadi sensitif meski secara kognitif kita bilang,’ah, aku baik-baik saja.”
Suatu pertanyaan mencuat, bagaimana Self Care saat mengalami gangguan mood? atau pada saat ada di relasi toxic? jawabnya adalah jangan ragu untuk meminta pertolongan pada profesional yakni psikolog atau psikiater. Kenali diri sendiri dan rendah hatilah. Jangan ragu untuk membuat kebermaknaan. Jangan sendirian sebab kala sendiri “api” cepat padam. Kalau memiliki teman berbagi, maka ada “api unggun” yang saling membakar satu sama lain.[]
Reporter: Astuti
Editor : Ajiwan Arief