Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Difa Bike Men-Challenge Pemerintah DIY Wujudkan 100 SPKLU Aksesibel

Solidernews.com – Yogyakarta. STASIUN Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di banyak titik, dibutuhkan dalam upaya mendukung terwujudnya zero emisi. Terwujudnya lingkungan dan udara yang bersih, hijau dan segar, tak bisa dinafikkan adalah kebutuhan setiap makhluk yang hidup. Keberadaan SPKLU tersebut, seiring dengan program zero emisi dan ramah lingkungan, yang dicanangkan pemerintah. Kendaraan listrik, adalah satu solusi.

 

Untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik tersebut, pemerintah melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN), diharapkan membangun banyak SPKLU, yang tersebar di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tujuannya adalah untuk memudahkan pemilik kendaraan listrik, mengisi ulang daya baterai kendaraannya.

 

Pasca menerima hibah empat motor listrik roda tida dari EIGER Adventure, Founder Difa Bike Triyono mengatakan, bahwa di DIY minimal butuh 100 titik SPKLU. Keberadaan SPKLU yang mudah dijangkau, menghadirkan kenyamanan bagi pengguna kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). “Terlebih, Difa Bike yang kini memiliki empat motor listrik roda tiga. Kemudahan menemukan SPKLU, sangat penting bagi driver Difa Bike,” ujarnya.

 

Lanjutnya, “Ini tantangan (challenge) bagi pemerintah. Kemudahan menemukan SPKLU semudah menemukan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), sudah saatnya di era kini. Era di mana dunia harus menjaga kelestarian lingkungan. Era zero emisi, zero karbon. Atau era go green, menuju dunia hijau yang bersahabat bagi setiap makhluk yang hidup,” ujar Triyono.

 

Keberadaan SPKLU di banyak titik, yang mudah diakses oleh difabel pengguna kendaraan bemotor listrik di DIY, menjadi harapan serius Triyono. “Wah, jika susah menemukan SPKLU, bakal rekasa [akan kesulitan] dong, para driver Difa Bike. Bisa-bisa sampai rumah tengah malam, karena nuntun [mendorong] motor listriknya,” tandas Triyono.

 

Dia pun melanjutkan informasi terkait motor listrik yang diterimanya dari EIGER. Motor listrik roda tiga tersebut selain ramah lingkungan, juga akan ramah di kantong, kata dia. Pasalnya, sekali nge-charge (mengisi baterai), hanya membutuhkan biaya Rp 3000. Jarak tempuh yang dihasilkan, 75 kilo meter untuk motor roda tiga tanpa sespan. Untuk sespan dengan beban ringan, satu kali charging dapat menempuh 70 kilo meter. Sedang motor sespan dengan bawaan barang berat mampu berjalan 60 kilo meter.

 

Peran pemerintah DIY

Menanggapi hal di atas, Ketua DPRD DIY Nuryadi mengatakan bahwa, Difa Bike memiliki hak yang sama. Keberadaan SPKLU yang mudah diakses oleh difabel pengguna kendaraan bermotor listrik, harus menjadi perhatian pemerintah, dalam hal ini PT PLN.

 

Pada kesempatan itu, dia mengaku bangga menyaksikan sinergi antara EIGER dan difabel. Nuryadi juga mengaku malu melihat kerja sama yang dilakukan oleh EIGER yang nota bene perusahaan swasta. “Jika swasta saja bisa seperti ini, bagaimana peran pemerintah? Saya agak malu. EIGER sudah menggelitik hati nurani pemerintah. Sesunguhnya yang berkewajiban penuh adalah pemerintah. Pemerintah harus bertanggung jawab lebih,” ujarnya kepada solidernews.com, Rabu (27/3).

 

“Sebagai dewan, saya mengucapkan terima kasih dengan kepedulian EIGER Adventure. Kepedulian ini tidak bisa dihargai dengan nilai rupiah. Kepedulian dan kedekatan ini, harus dilanjutkan oleh banyak pihak. Saya diberikan inspirasi oleh EIGER. Sebagai dewan saya akan menggerakan teman-teman saya lainnya,” lanjut Nuryanto.

 

Dia juga menegaskan bahwa, difabel harus diposisikkan sama. Difasilitasi sesuai dengan tingkat kebutuhan yang menyesuaikan kedisabilitasannya. Sehingga mereka bisa eksis, bisa berbuat bagi diri sendiri. EIGER telah menciptakan kendaraan ramah lingkungan. Semoga pemerintah daerah mengikuti.

 

Kendaraan listrik akan menggantikan kendaraan berbahan bakar minyak saat ini. Dia juga menyampaikan, bahwa dirinya baik secara pribadi maupun sebagai ketua DPR, akan selalu bersama dan mendampingi kawan-kawan difabel di DIY.

 

Komitmen pemerintah pusat

Melalui rilis-nya PT PLN (Persero), mengatakan akan terus melakukan berbagai terobosan dalam mendukung akselerasi ekosistem kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) di tanah air. Terbaru, PLN berinovasi menjadikan aset tiang listrik sebagai Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk kemudahan pengisian daya mobil listrik.

 

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, inovasi ini merupakan bentuk keseriusan PLN untuk menunjang infrastruktur ekosistem EV. Pasalnya, saat ini kendaraan listrik tengah menjadi primadona di kalangan masyarakat karena hemat dari segi biaya perawatan dan pengisian daya serta kemampuan mengurangi emisi karbon secara signifikan.

 

”Kami sangat serius untuk mengakselerasi ekosistem kendaraan listrik karena terbukti lebih irit bagi masyarakat dan mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan, sehingga target Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060 bisa dicapai atau bahkan lebih cepat,” terang Darmawan.

 

EIGER dan culture humanism

Ada nilai menarik dengan EIGER. Perusahaan yang dikenal sebagai brand petualangan dan luar ruang ini, mengapa berkolabrosi dengan Difa Bike. Bagi EIGER, melayani sesama adalah satu culture atau budaya yang dibangun di EIGER. Keseharian di kantor, bahkan, selalu direminder dengan budaya, sepenuh hati daya melayani sesama. Pun juga dengan hubungan atau relasi antar temen, berinteraksi dengan tulus.

 

Tersebut di atas mengemuka dari CSR Officer Eiger Ebenhard E.J. Bahwa ada nilai mengapa EIGER mau melakukan itu. Melayani sesama manusia, selanjutnya terdapat impact positif dalam setiap bentuk kolaborasi. Kali ini impactnya adalah EIGER mensupport terciptanya kendaraan sekaligus lingkungan yang ramah,” ujarnya.

 

Sebagai brand petualang, menciptakan lingkungan hijau menjadi sebuah komitmen bagi EIGER. Turut menciptakan lingkungan yang ramah dan savety (aman). Terwujudnya lingkungan yang difable friendly (ramah difabel), dan zero emition (ramah lingkungan) adalah konsep masa depan.

 

“Mendukung terwujudnya konsep masa depan, yakni difable friendly zero emition, adalah bagian dari komitmen EIGER. Kini menciptakan moda transportasi yang zero emision dan difable friendly, menjadi konsep baru EIGER. Ramah lingkungan dan ramah difabel, menjadi misi yang dijalankan EIGER Adventure,” terangnya.

 

Eben juga menyampaikan, sebelum meberikan supportnya kepada Difa Bike yang basecamp-nya di Yogyakarta, EIGER telah memberikan dukungan kepada House of Hope Bandung. Sebuah komunitas yang memberikan berbagai pelatihan hidup mandiri, kepada remaja dengan down syndrome.

 

“Saat ini ada dua remaja anggota House of Hope, yang berkesempatan bekerja di Kantor Pusat EIGER di Bandung. Sebelumnya, pada November 2023, seluruh anggota House of Hope, diberikan kesempatan camping atau berkemah bersama EIGER Indonesia,” pungkasnya.[]

 

Reporter: Harta Nining Wijaya

Editor      : Ajiwan

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air