Views: 50
Solidernews.com – Yayasan Dedikasi Tjipta Indonesia (YDTI) merupakan organisasi non pemerintahan di Sulawesi Selatan yang didirikan sejak 2018 silam. YDTI saat ini bertempat menjadi salah satu organisasi nirlaba lokal yang berbasis di Makassar, Indonesia Timur. Fokus utamanya tentang Kusta dan Disabilitas. Pimpinan Kerstin Beise dan didukung penuh aktor kusta senior Al Kadri dan Yuliati saat ini tengah berkegiatan di wilayah dampingan di Kabupaten Gowa, Makassar, Bantaeng, Barru, Maros, Pangkep, Takalar, Jeneponto, Bulukumba, Sinjai, Bone, Wajo, Toraja Utara di Sulawesi Selatan, dan di Kota Ambon, Maluku.
Pada kesempatan di akhir pekan bulan Februari, Arfah salah satu pelaksana tim lapangan sempat saya wawancara via telepon. Darinya saya peroleh informasi tentang kondisi perkembangan orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) yang ada di Makassar. Saat ini YDTI mendapat donor salah satunya dari Sasakawa Health Foundation (SHF) yang membantu untuk pemberdayaan anak muda OYPMK untuk pengembangan diri.
“Aku saat ini 22 tahun dan menjadi tim lapangan dalam program di YDTI,” jelas Muh Arfah yang mahir menjadi sopir di tim YDTI.
Pelatihan pengembangan diri bagi anak muda yang sedang dan telah mengalami kusta dilakukan saat bulan lalu dengan peserta hampir 36 orang selama dua hari bertempat di Kafe Al Fayat Maros.
“Kemarin itu yang ikut dari kawan kusta dari Bantaeng, Baru, Pangkep, Gowa dan Maros karena memang kegiatan ini berfokus di kabupaten ini. Kegiatan dua hari berfokus pada materi penerimaan diri, pelatihan teamwork, pengorganisasian, kepemimpinan, penyuluhan isu kusta dan advokasi. Materi-materi ini dipilih karena masih ditemukannya OYPMK yang mengalami stigma (diri dan masyarakat) membuat kehidupannya terpuruk dan perlakuan diskriminasi” kata Muh Arfah.
Selama proses pelatihan tersebut pemateri diambil dari organisasi Permata Sulawesi Selatan dan YDTI antara lain Teamwork oleh Muh Arfah, teknik advokasi oleh Roni Saputra, organisasi-kepemimpinan-teknik komunikasi oleh Doddy Tumanduk, serta proses penyuluhan isu kusta oleh Rahma. Berbekal kemampuan yang terlatih dari pengalaman para pemateri mampu menciptakan situasi yang nyaman bagi para peserta.
“Pelatihan yang sangat padat ini dibuat dengan teknik yang menyenangkan dari paparan, diskusi hingga games selama proses berlangsung. Supaya diskusi tetap cair selama suasana. Malah sangat aktif ji apalagi sangat antusias, terbuka, tidak dibayangkan sebelumnya,” ungkap Arfah menggebu dengan logat khasnya.
Sasaran kepada anak muda tentu bertujuan agar anak muda yang terlatih bisa berkembang di masyarakat serta melakukan advokasi di wilayah masing-masing. Anak muda juga harus memanfaatkan peluang untuk menyampaikan pada pemangku kebijakan baik tingkat desa sampai kabupaten.
YDTI melalui rangkaian kegiatan lokal di wilayah sasaran selain memperkenalkan proyek di dinas kesehatan di wilayah dampingan, melakukan tahapan pelatihan bagi OYPMK. YDTI berharap ke depan sinergitas atau kolaborasi dalam penanganan kusta menuju zero leprosy.
“YDTI saat ini menjalankan program juga dengan Misserior yang sasaran kegiatan di Bantaeng dan Baru,” jelas Arfah.
Memilih pemuda untuk menjadi sasaran utama program karena pemuda OYPMK mengalami berbagai permasalahan yang cukup kompleks. Materi ke depan juga akan dikembangkan agar sasaran anak muda tepat dalam program YDTI. Generasi muda yang berdaya khususnya anak muda OYPMK diharapkan mampu memiliki fisik yang kuat, terbebas dari stigma diri, memiliki pengetahuan yang baru, inovatif dan juga memiliki tingkat kreativitas yang tinggi.
Sore itu salam penutup disampaikan dengan renyah oleh Arfah yang saya tangkap rasa bangga kepada kelompoknya. Saya sempat berseluncur sebelum percakapan ini dimulai dengan membuka website YDTI dan cukup senang dengan visi misi yang dimiliki YDTI. Berjuang untuk dunia yang berkelanjutan di mana semua orang dapat menjalani kehidupan yang bermartabat dan adil sebagai visinya serta misi yakni memfasilitasi pemberdayaan masyarakat marginal dan rentan, khususnya orang yang pernah mengalami kusta, untuk mencapai kehidupan yang inklusif dalam masyarakat dan lingkungan yang sehat dan berkeadilan. Tabik.[]
Reporter: Erfina
Editor : Ajiwan Arief