Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

YAKKUM Emergency Unit (YEU) Gelar Lokakarya Pembelajaran IDEAKSI 2.0: Kepemimpinan Lokal untuk Inovasi Inklusif dalam Penanggulangan Bencana

Views: 16


Solidernews.com, Yogyakarta—Inovasi berbasis komunitas dalam penanggulangan bencana menjadi sorotan dalam Lokakarya Pembelajaran IDEAKSI 2.0 yang diselenggarakan oleh YAKKUM Emergency Unit (YEU) di Hotel Grand Mercure Yogyakarta, pada 20 Maret 2025. Acara ini mempertemukan inovator lokal, pemerintah, akademisi, dan sektor swasta guna memperkuat kepemimpinan lokal serta mempercepat adopsi kebijakan yang lebih inklusif dalam mitigasi dan tanggap darurat bencana.

Program IDEAKSI, yang telah berjalan sejak 2021telah mendukung berbagai inisiatif komunitas dalam meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana, khususnya bagi kelompok rentan seperti lansia dan masyarakat difabel. YEU melalui inisiasi program Community-led Innovation Partnership (CLIP) telah membuktikan lewat pendampingan dan dukungan yang beberapa tahun terakhir dilakukan, pada acara kali ini menghadirkan limbelas tim inovator lokal di Yogyakarta yang telah menciptakan inovasi-inovasi untuk siaga bencana, ketahanan pangan, dan aksesibilitas siaga bencana bagi masyarakat rentan, yang telah berhasil dibuat, dan memberikan manfaat nyata secara lingkup lokal.

Dalam sambutannya, Direktur YEU, Debora Dian Utami, menegaskan pentingnya kepemimpinan lokal dalam inovasi penanggulangan bencana. “Masyarakat rentan bukan sekadar penerima manfaat, tetapi juga dapat menjadi aktor utama dalam menciptakan solusi nyata. Kolaborasi multipihak sangat dibutuhkan agar inovasi ini terus berkembang dan didukung kebijakan yang berpihak pada komunitas, ujarnya.

“Selain itu, pagi hari ini kita akan sama-sama mendengar kisah dari para inovator. Lewat ide aksi ini, kami melihat kreativitas masyarakat secara langsung. Mulai soal perawatan alam, penyediaan sumber daya, dapur bergerak, dan sebagainya. Melalui proses ide aksi dengan komunitas ini, berbagai kreativitas dapat ditemukan, untuk penanganan dan siaga bencana inklusif, yang sebelumnya tidak kita ketahui,” imbuh Debora.

Pada kesempatan yang sama, Ali Sadiqin selaku perwakilan dari BPBD Yogyakarta turut menyampaikan rasa bangga atas kehadiran dan upaya-upaya rekan-rekan inovator yang berkarya dengan YEU. “Kami menyambut baik dari BPBD. Kami juga mendukung adanya lokakarya hari ini. Semoga acara hari ini berjalan dengan lancar,” ungkap Ali.

Elemen peserta yang hadir sangat bervariasi. Mulai akademisi, NGO, pemerintah, dinas sosial, dinas pendidikan, dinas pertanian, dinas kesehatan, BPBD, dan sebagainya. Sehingga acara ini ditujukan untuk menyambungkan aspirasi kelompok inovator kepada para pemangku kebijakan.

Lokakarya yang bertemakan “Pembelajaran IDEAKSI 2.0: Kepemimpinan Lokal untuk Inovasi Inklusif dalam Penanggulangan Bencana” ini tidak hanya menjadi forum refleksi, tetapi juga ruang diskusi strategis bagi berbagai pihak. Hasil riset dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang dipresentasikan dalam acara ini mengungkap bahwa inovasi berbasis komunitas terbukti meningkatkan kesiapsiagaan serta resiliensi masyarakat dalam menghadapi bencana.

dari hasil riset kami, para tokoh pemimpin lokal ini begitu merasakan dampak dari adanya IDEAKSI 2.0. Mereka menyatakan perkembangan kearah positif. Seperti dapat mengatasi tanah rusak akibat pupuk kimia dengan membuat pupuk organik, melakukan jahit bumi untuk mengurangi risiko longsor, dan sebagainya,” ujar Pradytia, peneliti dari Fakultas Psikologi UGM.

Selain itu, untuk rekan-rekan kelompok kepemimpinan lokal yang hadir antara lain, KWT Melati, KWT Wanita Karya, Kelompok Tani Ngudi Makmur,  Petani Milenial Purwosari, GKJ Kemadang Lumbung Pangan Artha Mandiri, PPDMS, Karang Taruna Prima Gadung, Bonhargo, FPRB Murtigading, Teater Inklusi, SHG Luhur Jiwa, KSB Merapi Rescue Umbulharjo, SHG Unggul Jiwa, Gempita, dan Pita Merah Jogja. Mereka hadir dan turut memamerkan produk serta inovasi yang sudah mereka temukan.

Produk seperti pupuk organik dengan memanfaatkan media ternak kambing, pementasan siaga bencana lewat teater, hasil pertanian difabel, pengelolaan sampah menjadi pemasukan ekonomi, dan beberapa produk lain, memenuhi ruang pameran di Ballroom Grand Mercure siang ini. Beberapa produk tadi merupakan hasil dari kepercayaan, pemberian ruang, serta pendampingan yang dilakukan oleh YEU, sehingga teman-teman aktor inovator berani berkarya.

Ya, mas. Saya kagum dan sangat mengapresiasi karya-karya kelompok inovator. Apalagi saya kan berdinas di Dinas Pertanian Sleman dalam bidang perternakan. Saat menyimak produk-produk ternak untuk memperbaiki kualitas tanah, saya sangat kagum,” ungkap Agung, Perwakilan dari Dinas Pertanian Sleman.[]

 

Reporter: Wachid Hamdan

Editor     : Ajiwan

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content