Views: 37
Solidernews.com – Akses layanan kesehatan diperlukan oleh semua elemen masyarakat, tak terkecuali kelompok Difabel. Dalam rangka peningkatan kesadaran dan pengetahuan pentingnya memahami budaya Tuli bagi tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan yang inklusif, Dinas Kesehatan DIY bekerja sama dengan Mula Sasmita Project serta Pusbisindo DIY menyelenggarakan workshop bahasa isyarat yang diikuti oleh Dinas Kesehatan beserta seluruh Unit Pelaksana Teknis, Kamis (21/12).
Workshop yang diselenggarakan secara tatap muka ini dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan DIY, drg. Pembajun Setyaningastutie, M.Kes.
Beliau menekankan akan pentingnya pelayanan inklusif dari mulai tingkat pusat hingga daerah.
“Konsep No One Left Behind atau dalam Bahasa Jawa sering diartikan “Mboten Wonten Ingkang Dipun Lirwakaken” harus terwujud. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan di daerah juga sudah bekerja dengan keras untuk mewujudkan pelayanan inklusif. Kita (di provinsi) juga harus bisa. Sehingga konsep tadi bisa terwujud.” kata beliau.
Pemaparan dilanjutkan oleh Akbar Kurniawan, selaku Koordinator Mula Sasmita Project terkait capaian pelatihan tenaga kesehatan di Provinsi DIY.
“Hingga sekarang, melalui Mula Sasmita Project dan Pusbisindo DIY, kami telah melatih sebanyak 125 tenaga kesehatan, terdiri dari 12 laki-laki dan 113 perempuan. Tenaga kesehatan tersebut tersebar di 44 lokasi Pelayanan Kesehatan di seluruh DIY”, katanya.
“Harapannya praktik baik ini disebarluaskan dan diketahui baik oleh Tuli maupun masyarakat secara luas. Kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan baik Dinas Kesehatan DIY, Aspire Institute, Sigab Indonesia, Pusbisindo DIY dan komunitas Tuli, serta UGM,” tambahnya.
Akbar menambahkan bahwa evaluasi capaian pelatihan berdasarkan indeks kepuasan peserta pelatihan sebesar 89,95% dengan nilai sangat puas. Sehingga ada harapan inisiatif ini terus berlanjut dengan kolaborasi dan bantuan berbagai pihak.
Kegiatan workshop dilanjutkan dengan pemaparan materi bahasa isyarat dan praktik langsung dari Guruh Hisbullah Allim selaku Koordinator PUSBISINDO DIY. Materi pelatihan yang dipelajari antara lain pengenalan budaya tuli, abjad, angka dan waktu, warna, nama daerah di Yogyakarta, buah-buahan, kondisi tubuh, dan kosa isyarat kesehatan.
Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari Dinas Kesehatan DIY beserta UPT yaitu Rumah Sakit Grhasia, Rumah Sakit Paru Respira, Badan Pelaksana Jaminan Kesehatan dan Sosial, Balai Pelatihan Kesehatan, dan Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi. Semangat dan antusiasme yang tinggi dari seluruh peserta menjadikan workshop ini sebagai praktik baik implementasi peningkatan akses dan akomodasi yang inklusif bagi Tuli.[]
Redaksi Solider