Views: 85
Solidernews.com – Ajang olahraga khusus untuk difabel tingkat nasional atau pekan paralimpik nasional (Peparnas) ke-XVII akan digelar pada 6 hingga 13 Oktober 2024. Peparnas 2024 ini akan dilaksanakan di empat daerah kota dan kabaputen di Jawa Tengah, yaitu Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar.
Peparnas kali ini mendapat respon antusias dari masyarakat luas, tidak hanya dari warga Solo, Jawa Tengah, bahkan dari banyak daerah lain seperti, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, Bangka, Riau, Balikpapan, Padang, Maluku, Sulawesi, dan lainnya. Mereka yang memiliki usia minimal 17 tahun dan tertarik untuk mendaftarkan diri sebagai volunteer atau relawan Peparnas 2024 turut berperan dalam perhelatan olahraga bergengsi tersebut.
Panitia penyelenggara mencatat ada data sebanyak 6.700 orang mendaftar sebagai volunteer, sedangkan yang dibutuhkan hanya 1.920 petugas volunteer.
“Dari 6.700 pendaftar, kita seleksi untuk tahap satu ini ada 825 volunteer. Tahap dua tanggal 25 September nanti akan ada 1.000 volunteer lagi,” kata Rima Ferdianto, Sekretaris Jendral Pelaksana PB Peparnas 2024 dalam sambutan General Training Volunteer Batch 1 di Solo Paragon Hotel.
Semua volunteer akan mengikuti general training sebagai bekal pengetahuan mereka terkait ke-volunteer-an juga diberikan edukasi tentang difabel dan ragamnya, cara berinteraksi, cara berkomunikasi termasuk intonasi, awareness, dan pengetahuan lain hingga simulasinya.
“Nanti akan ada spesifik training sesuai penempatan volunteer bertugas,” imbuh Rima.
Volunteer peparnas wajib tahu cara berinteraksi dengan difabel
Volunteer yang lolos pada tahap satu, hanya ada sebagian kecil yang sudah pernah menjadi relawan untuk difabel baik di ajang keolahragaan atau kebencanaan. Umumnya, mereka mengaku baru kali pertama mengikuti event khusus difabel seperti peparnas. Mereka tentu diwajibkan untuk mengetahui bagaimana berinteraksi dengan difabel.
Misbah, difabel Netra dari Solo memberikan edukasi tentang bagaimana sosok volunteer dalam berinteraksi kepada ragam difabel yang akan ditemui saat bertugas. Materi yang disampaikan selain dasar pengenalan ragam difabel, cara menyapa, cara menawarkan bantuan, cara menyampaikan informasi, juga memberikan simulasi langsung dengan melibatkan volunteer yang hadir.
“Volunteer harus paham bagaimana berinteraksi dengan ragam difabel, termasuk cara menyampaikan informasi dan menawarkan bantuan di lapangan nanti. Karena tidak semua ragam difabel mau dibantu, mereka ada yang ingin mandiri seperti contoh mandiri dalam bermobilitas,” paparnya.
Ia menjelaskan, khususnya bagi volunteer yang dalam bertugas akan bersinggungan langsung dengan difabel, baik itu atlet, official, atau penonton harus memiliki rasa peka. Volunteer harus bisa mengetahui apakah difabel yang dihadapinya butuh bantuan atau tidak, bahkan dari gestur tubuh yang biasa ditunjukan wajib tahu itu artinya membutuhkan bantuan atau malah menolak untuk dibantu.
“Nanti yang dihadapi para volunteer ini adalah difabel dalam jumlah yang sangat banyak dan dari latar belakang karakter budaya berbeda pula, volunteer harus siap,” pungkas ia.
Peparnas ini akan dihadiri oleh 3.100 atlet difabel, 1.500 official, dan juga para pendukung dari 34 kontingen.
Volunteer yang lolos tahap satu juga ada dari ragam difabel, seperti difabel fisik, difabel pengguna alat bantu kursi roda, kruk, difabel Tuli, dan mereka berasal dari Sragen, Pemalang, Yogyakarta. Mereka juga mendapatkan edukasi yang sama pada acara general training.
Klasifikasi volunteer dan penempatannya
Secara umum, volunteer dibagi kedalam dua klasifikasi yaitu General volunteer atau Workforce yang secara langsung terjun dalam pelaksanaan event, baik sebagai event staff maupun general support, dan Liaison Officer atau LO yang terlibat saat berlangsungnya event sebagai penghubung antara tamu (tim atlet) dengan panitia.
Tiap volunteer tetap akan mendapatkan pembekalan atau pelatihan yang dipersiapkan khusus sesuai klasifikasi mereka.
Adapun penempatannya, untuk General volunteer atau Workforce, yaitu di Pertandinagn, Klasifikasi difabel, Medis dan doping, IT, Akomodasi dan konsumsi, Akreditasi, Transportasi, Hubungan NPC, Protokoler, Kedatangan kepulangan, Marketing dan UMKM, Ceremony, Media, Broadcasting, Sponsor, SDM. Sementara untuk LO yaitu VIP LO dan LO Kontingen.[]
Reporter; Sri Hartanty
Editor : Ajiwan Arief