Views: 27
Solidernews.com – Memasuki usia yang kedua, Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menambah perannya dalam mendorong masyarakat yang inklusif. Pada Kamis (26/6), pusdis menggelar Seminar Pariwisata Inklusif bertajuk “Tourism for All: Bersama Unhas Membangun Wisata Tanpa Batas” di Arsjad Rashid Lecture Theatre, Unhas.
Diselenggarakan di ruangan yang bernuansa formal namun sejuk dan nyaman, acara ini sukses menarik hampir 100 peserta dari berbagai latar belakang, khususnya organisasi difabel, mahasiswa, dan orang tua dari individu difabel. Seminar yang sebagai salah satu rangkaian perayaan hari ulang tahun Pusdis, diniatkan untuk dapat menjadi ruang refleksi dan diskusi terbuka mengenai bagaimana pariwisata dapat menjadi milik semua orang—tanpa hambatan aksesibilitas, bahasa, maupun pengalaman.
Menghadirkan beragam narasumber, seminar ini memperkuat gagasan bahwa wisata yang adil tidak cukup hanya indah, namun juga harus inklusif. “Karena dari kemarin juga kami sudah dilibatkan dalam penyusunan asesmen aksesibilitas, kami jadi tahu banyak hal baru. Akhirnya juga sadar bahwa difabel juga butuh berwisata. Yang ke depannya harus dikerjakan adalah bagaimana membuat pariwisata yang nyaman untuk semua orang,” ujar Safa, Kepala Bidang Dinas Pariwisata Kota Makassar.
Lebih lanjut, dalam pemaparan materinya, Safa juga menjabarkan sejumlah hal terkait dengan jenis pariwisata dan bagaimana melalui kerjasama Dinas Pariwisata dan Pusat Disabilitas, ia berharap wisata-wisata di Makassar dapat menjadi lebih inklusif.
Emon, pemandu wisata Tuli asal Tanah Toraja mengungkapkan “Sebagai Tuli, saya bisa menjelaskan juga secara detail ke mereka (turis Tuli) mengenai wisata yang mereka kunjungi—sejarahnya dan banyak lagi. Tapi misal teman Tuli datang ke tempat yang tidak ada pemandu yang tahu berbahasa isyarat, itu kan akan tidak mengerti,” ungkapnya.
Aksesibel Indonesia adalah salah satu lembaga yang turut dilibatkan dalam penyelenggaraan seminar tersebut. Perwakilan mereka membagi pengalaman mengenai layanan yang selama ini telah disediakan bagi turis difabel. Menurut mereka, semua orang tanpa terkecuali berhak untuk berwisata. Maka dari itu mereka berusaha untuk memberi pelayanan yang menjembatani antara ketidak aksesibilitasan lokasi wisata dan kebutuhan spesifik dari turis difabel. Beberpa bentuk akomodasi yang disediakan oleh Aksesibel Indonesia adalah mobil dengan lift otomatis dan ramp portabel.
“Sekarang kita lebih banyak menerima turis di Bali. Dulu kita pernah ada di Makassar juga, tapi sudah tidak lagi. Di Makassar kami sangat sulit menemukan hotel yang aksesibel bagi teman-teman turis difabel.”[]
Reporter: Nabila
Editor : Ajiwan