Views: 34
Solidernews.com – Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia pada 16 April-19 April 2024 telah selesai mengikuti kegiatan Lokakarya Pengukuran Kapasitas Organisasi OMS (Organisasi Masyarakat Sipil) Mitra INKLUSI dan Penyusunan Rencana Pengembangan Kapasitas dan Keberlanjutan SIGAB Indonesia. Kegiatan lokakarya ini adalah agenda dari Program INKLUSI (Kemitraan Australia – Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif) yang bekerjasama dengan YAPPIKA untuk memberikan fasilitasi lokakarya pengukuran kapasitas organisasi bagi 11 mitra INKLUSI (SIGAB Indonesia, Migrant Care, Yayasan PEKKA, BaKTI, Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Aisyiyah, PERMAMPU, Kemitraan, PKBI, KAPAL Perempuan, dan Lakpesdam NU).
Pada kegiatan lokakarya yang berlangsung di Loman Park Hotel selama 4 hari ini diikuti sekitar 35 orang peserta yang berasal dari Sekretariat INKLUSI, Staf SIGAB Indonesia, YAPIKKA, JBI dan Notulen. Kegiatan ini memiliki 4 agenda tahapan kegiatan yang diantara: 1) pra asesmen dimana kegiatan ini ditandai dengan adanya pengiriman formulir instrumen OMT melalui email; 2) asesmen: analisis teknikal dan analisis fungsional; 3) refleksi dengan diadakannya analisis transformasional (dalam hal ini mengadaptasi The Square Wheels dengan menggunakan gambar); 4) merumuskan Strategi dan Rencana Peningkatan Kapasitas dan Keberlanjutan Organisasi (Capacity Development Strategy and Plan) dengan merinci kegiatan yang bersifat peningkatan, pembaruan dan transformatif untuk mengembangkan ekosistem organisasi yang berkelanjutan dan pada akhirnya berdampak secara signifikan.
Adapun alat penilaian kapasitas organisasi yang telah dipilih SIGAB Indonesia adalah Organization Mapping Tools (OMT) yang dikembangkan Ford Foundation, Square Wheels dikembangkan oleh PMC. Tujuan dari dilakukan Lokakarya Pengukuran Kapasitas Organisasi OMS Mitra INKLUSI dan Penyusunan Rencana Pengembangan Kapasitas dan Keberlanjutan SIGAB Indonesia adalah untuk mengukur kapasitas organisasi secara mandiri dari mitra INKLUSI, agar terstruktur dan sistemik melalui instrumen asesmen yang telah dipilih yaitu OMT/Square Wheels. Sehingga menghasilkan strategi dan perencanaan kapasitas organisasi untuk keberlanjutan dan perluasan dampak program.
Masuk pada agenda kegiatan hari pertama dari kegiatan ini adalah memetakan hasil skoring yang sudah diisi oleh peserta pada hari sebelumnya, kemudian dilakukan analisisnya. Fransisca Fitri selaku Direktur YAPPIKA menyampaikan bahwa dari proses ini nantinya akan menghasilkan narasi kapasitas organisasi, “Jadi ini akan dinarasikan singkat agar semua peserta tahu tentang kapasitas SIGAB seperti apa. Tapi bentuknya bukan hasil laporan yang panjang tapi narasi singkat saja” jelas Iko sapaan akrabnya.
Hari kedua kegiatan dilakukan dengan adanya pendalaman analisis fungsional kemudian dilanjutkan dengan analisis transformasional untuk melihat apa saja tantangan dan aset yang kita miliki untuk kedepan, sehingga harapannya bisa menghasilkan isu prioritas SIGAB itu apa saja dengan melihat tantangan dan aset dalam organisasi.
Lokakarya hari ketiga fokus kepada analisis Pathway of Change yaitu analisis peta jalan untuk melihat kapasitas dari organisasi. Setelah itu masuk pada strategi baru dan perencanaan kapasitas organisasi. Pada hari terakhir para peserta diminta untuk membuat mural organisasi dan melanjutkan proses sebelumnya yang belum selesai yaitu strategi dan perencanaan kapasitas organisasi menjadi lebih baik.
Iko menyampaikan bahwa “Ada beberapa hasil rencana tindak lanjut yang didapatkan selama proses 4 hari ini diantaranya, pertama penyelesaian draf rancangan CD/S Plan, kedua akan ada online meeting dari YAPIKKA bersama SIGAB Indonesia, dan yang terakhir adalah memfinalkan rancangan CD/S Plan” tutup Iko.[]
Reporter: Indri
Editor : Ajiwan Arief
