Views: 17
Solidernews.com, Yogyakarta – Ujian Mandiri UGM berbasis Computer Based Test (CBT) untuk tahun 2025 diikuti oleh 34.627 peserta, dengan pelaksanaan terbagi di dua lokasi: Yogyakarta pada 1–5 Juli dan Jakarta pada 7–12 Juli mendatang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 26.522 peserta mengikuti ujian di Yogyakarta, sementara 8.105 lainnya dijadwalkan mengikuti sesi di Jakarta.
Sebagai bagian dari upaya membangun sistem pendidikan tinggi yang inklusif, UGM memberikan perhatian khusus bagi peserta difabel agar mereka dapat mengikuti ujian secara setara. Sebanyak delapan peserta difabel terdata mengikuti ujian di Yogyakarta, yang terdiri atas tiga peserta tuli, satu peserta dengan difabel mental, dan empat peserta dengan difabel fisik. Adapun peserta difabel, ditempatkan secara terpusat di Gedung Tahir Foundation yang dinilai memiliki aksesibilitas yang baik.
Melansir dari laman resmi UGM, Rektor UGM, Ova Emilia, menegaskan bahwa penyelenggaraan UM CBT kali ini adalah wujud nyata dari komitmen UGM dalam menciptakan lingkungan akademik yang membuka akses bagi semua kalangan.
“Kami terus mendorong terwujudnya pendidikan tinggi yang inklusif, di mana siapa pun, termasuk individu dengan difabel, mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang. Prinsipnya adalah memastikan proses seleksi berlangsung secara adil dan menghargai martabat setiap peserta,” jelasnya.
Dalam pelaksanaannya, Unit Layanan Disabilitas UGM turut dilibatkan secara aktif bersama Direktorat Kemahasiswaan, GMC, K3 K5L, serta sejumlah mahasiswa relawan yang ditugaskan sebagai pendamping. Nandya Surya Sentosa, staf paruh waktu ULD yang turut mendampingi peserta pada perlehatan tes itu, menyampaikan bahwa sebelumnya ULD telah melakukan asesmen secara daring kepada seluruh calon peserta yang mengisi data difabel saat pendaftaran.
“Memang tidak semua peserta membutuhkan pendampingan. Beberapa cukup mandiri. Namun bagi mereka yang memang menyatakan memerlukan pendampingan, kami wajib memberikan pendampingan. Ada empat orang dari ULD yang bertugas mendampingi peserta saat itu,” ujar Nandya.
Salah satu peserta tuli, Fanisa, yang mendaftar pada program studi Ilmu Konstruksi asal Sleman, menyampaikan bahwa layanan dari ULD sangat membantunya selama proses ujian. “Fasilitas yang disediakan membuat saya merasa nyaman dan bisa berkonsentrasi penuh. Saya merasa ULD sangat membantu dalam menciptakan suasana yang mendukung bagi kami,” ungkapnya.
Tak hanya itu, suasana ujian yang tertib dan ramah juga menjadi hal penting yang dirasakan langsung oleh para peserta. Ifanda, peserta asal Probolinggo dengan difabel mental, mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran pelaksanaan dan pelayanan yang diterima.
“Tadi ada sedikit kendala saat pengecekan karena saya tidak bisa melepas anting, tapi selebihnya saya merasa sangat diperhatikan dan dilayani secara baik,” katanya.
Sementara itu, Rakhmat, peserta difabel fisik dari Riau, juga merasakan atmosfer yang positif. Ia menilai petugas di lokasi sangat membantu sejak awal. “Satpam di gerbang langsung mengarahkan dengan jelas, semua petugas ramah, dan ruang ujian mudah diakses. Saya merasa dihargai sebagai peserta,” ujarnya.
Meski penyelenggaraan berjalan cukup baik, UGM mencatat sejumlah masukan penting untuk perbaikan ke depan. Di antaranya adalah perlunya upaya peningkatan secara berkala terkait kesadaran staf mengenai keberagaman difabel, serta pelaksanaan evaluasi rutin terhadap sistem pendampingan untuk memastikan layanan yang diberikan benar-benar sesuai kebutuhan.
Adapun materi yang diujikan pada UM CBT tahun ini mencakup Tes Kemampuan Dasar Umum (TKDU), Tes Potensi, serta Tes Kemampuan Akademik (TKA) sesuai dengan program studi yang dipilih oleh peserta. Sedangkan hasil ujian dijadwalkan akan diumumkan pada 19 Juli 2025 mendatang.[]
Reporter: Bima Indra
Editor : Ajiwan