Views: 15
Solidernews.com – Universitas Gadjah Mada mengukuhkan langkahnya sebagai pelopor pendidikan inklusif dengan meresmikan Unit Layanan Disabilitas (ULD) pada Selasa, (10/12) kemarin, di Kantor ULD, Bulaksumur, Sleman. Acara yang penuh makna ini menandai adanya komitmen UGM dalam menciptakan lingkungan ramah difabel untuk seluruh civitas akademika.
Acara dimulai dengan laporan dari Wuri Handayani, S.E., Ak., M.Si., M.A., Ph.D. selaku Ketua ULD, yang mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 38 mahasiswa difabel tercatat di UGM. “Dengan peresmian ini, kita memiliki rumah untuk saling berbagi dan mendukung satu sama lain,” tuturnya dengan haru.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., dalam sambutannya menegaskan bahwa peresmian ULD adalah wujud tanggung jawab universitas untuk memberikan layanan pembelajaran yang optimal dan memenuhi hak asasi manusia bagi civitas akademika yang difabel. “Prinsip inklusif menjadi dasar dalam upaya kami menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif,” ujarnya.
Hal itu selaras dengan penuturan dari Mr. Summer Xia, Country Director British Council, yang mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat, khususnya Wuri Handayani, atas keberanian dan dedikasinya yang luar biasa dalam mendirikan ULD. “Ini adalah angin segar, tidak hanya dalam hal pemenuhan hak saja, tetapi juga untuk generasi mahasiswa difabel masa kini dan mendatang,” ungkapnya.
Sambutan terakhir disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, M.T., Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud. Ia menyatakan rasa bangganya atas inisiatif ini dan berharap UGM terus melakukan asesmen serta menyediakan program kerja inovatif yang sesuai kebutuhan mahasiswa difabel.
Puncak acara ditandai dengan pemotongan pita oleh Rektor UGM, Country Director British Council, dan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud, yang sekaligus menjadi simbol peresmian ULD sebagai bagian integral dari UGM. Selanjutnya, para tamu diajak masuk ke Kantor ULD untuk mengenal lebih dalam sejarah pembentukan ULD dan program-program unggulannya, seperti buddy system serta Difatravelx, dan pemutaran video sejarah pembentukan ULD.
Keberadaan ULD UGM diharapkan menjadi pendorong bagi universitas lain untuk mengembangkan layanan serupa, sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Dengan ini, UGM terus menegaskan posisinya sebagai universitas yang inklusif, ramah, dan peduli terhadap keberagaman.[]
Reporter: Bima Indra
Editor : Ajiwan