Views: 3
Solidernews.com, Yogyakarta – Minggu (14/7) kemarin, Direktorat Kemahasiswaan UGM menggelar pelatihan etika berkomunikasi dengan difabel untuk panitia PIONIR Gadjah Mada. Kegiatan ini bertujuan memperkuat pengetahuan dan keterampilan panitia dalam mendampingi mahasiswa baru dengan difabel, sekaligus mewujudkan kampus yang lebih inklusif.
Bertempat di Ruang Sidang Subdirektorat Pengembangan Karakter Mahasiswa, pelatihan ini menghadirkan lima narasumber baik dari mahasiswa difabel, UKM Peduli Difabel, dan Unit Layanan Disabilitas UGM yang memberikan panduan etis dan praktis mengenai tata cara berinteraksi dengan individu difabel.
Kepada solidernews, Muhammad Irsyad seorang difabel netra yang menjadi narasumber mengatakan bahwa dalam kegiatan ini pihaknya sengaja melibatkan mahasiswa difabel agar para peserta dapat merasakan secara langsung bagaimana pengalaman berinteraksi dengan difabel.
“Diawal kami pantik pemahaman teman-teman panitia dengan materi siapa itu difabel. Baru kemudian materi mengenai etika berinteraksi mulai dari difabel fisik, netra, tuli, dan mental/intelektual. Kami ingin memastikan bahwa teman-teman panitia paham karena hal baik dalam berkomunikasi belum tentu benar,” imbuhnya.
Lebih lanjut menurutnya terdapat beberapa materi teknis yang diberikan seperti etika mendampingi difabel netra saat berjalan, makan, mendorong kursi roda, hingga berkomunikasi dengan tuli.
Falens Nicanor, Koordinator Umum PIONIR Gadjah Mada, menuturkan bahwa kegiatan semacam ini sangat bermanfaat bagi teman-teman panitia yang akan bertugas mendampingi mahasiswa difabel baru. Supaya mereka memiliki kapasitas yang baik dalam menangani dan melayani.
Dirinya mengaku bahwa kegiatan ini hanya melibatkan 38 panitia dari divisi medis PIONIR saja dari total 600-an orang panitia. Nantinya diharapkan setiap panitia divisi medis dapat menyebarluaskan mengenai ilmu dari pelatihan ini kepada panitia lainnya.
“Di tahun sebelumnya jarang diadakan kegiatan seperti ini. Jadi semoga kegiatan seperti ini dapat dilakukan konsisten tiap tahunnya. Mengingat setiap tahunnya terdapat mahasiswa difabel baru dan panitia PIONIR juga turut berganti,” ujarnya.
Dengan pelatihan ini, Falens berharap dapat membekali panitia PIONIR Gadjah Mada dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung mahasiswa difabel, memastikan kesuksesan PIONIR Gadjah Mada sebagai program orientasi kampus yang inklusif di Indonesia. Serta dapat dijadikan tolak ukur bagi kampus-kampus lain.[]
Reporter: Bima Indra
Editor : Ajiwan Arief