Views: 30
Solidernews.com – LAYANAN pendidikan bagi anak berbakat atau gifted children. Adalah perlakuan dan penanganan khusus, agar anak dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Banyak anak-anak berbakat ini, tidak menerima layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan mengabaikan atau tidak memberi mereka pendidikan layak yang harus diterima, akan berdampak pada tidak tumbuh dan berkembang, aspek bakat mereka.
Grup orangtua yang mendukung anak gifted atau Parents Support Grup for Gifted Children (PSGGC) Jogja, merespon kondisi tersebut. Pasalnya, fakta di depan mata, masih banyak salah persepsi masyarakat tentang anak gifted. Oleh karenanya, edukasi berkelanjutan tentang anak Gifted perlu ditindaklanjuti.
Dalam rangka memperingati satu dekade (10 tahun) usianya, PSGGC Jogja menggelar seminar nasional. Menggandeng PSGGC Solo Raya, Politeknik Bentara Citra Bangsa, Prenada Media, Cipta Aliansi Edukasi, dan PEACE, PSGGC Jogja menggelar Seminar Nasional Pendidikan bagi anak, untuk mengubah perspektif dan membangun pendidikan inklusif, bertajuk “Hubungan Sensitivitas, Depresi, dan Masalah Belajar pada Anak : Penyebab, Dampak, dan Solusinya“.
Diikuti oleh 220 orang dari berbagai komunitas orangtua anak gifted se Indonesia, termasuk dokter, terapis, psikolog, akademisi, mahasiswa, dan pemerhati pendidikan. Seminar dihelat di Graha Utama Lt 3, Gedung A Kemdikbudristek, Jl. Jendral Soedirman, Senayan, Jakarta, Sabtu (16/11/2024).
Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya dukungan dan pemahaman yang tepat bagi anak gifted atau anak cerdas istimewa dan bakat istimewa (CIBI) secara komprehensif, menjadi tujuan.
Intervensi pendidikan sesuai
Sebagaimana release yang diterima solidernes.com, Minggu (17/11), ditulis bahwa Gifted adalah istilah bagi anak dengan kecerdasan luar biasa atau jauh di atas rata-rata dibandingkan dengan anak sebaya. Seorang anak disebut gifted, bila memiliki skor tinggi pada tiga area tertentu. Yakni: intelegensi, kreativitas, serta komitmen terhadap tugas. Namun, kecerdasan tersebut perlu dibuktikan melalui tes psikologi yang tepat.
Gifted merupakan suatu label yang perlu tindak lanjut berupa penatalaksanaan. Label ini menjadi suatu acuan untuk memberikan intervensi pendidikan yang sesuai. Dengan tujuan anak-anak gifted tidak mengalami trauma dan kegagalan, di lingkungan sekolah yang harus diakui, tidak responsif terhadap kebutuhan mereka.
Memiliki tingkat sensitivitas tinggi, kerap menghadapi tantangan sosial emosional kompleks, menjadi tantangan bagi anak-anak gifted dan keluarganya.
Sensitivitas tersebut seringkali berdampak pada mereka rentan stres. Perasaan terasing dalam lingkungan yang tidak memahami kebutuhan mereka. Penanganan terhadap sensitivitas ini menjadi hal serius. Agar anak gifted terhindar dari depresi.
Bagaimanapun, depresi akan berpengaruh pada kesehatan mental mereka. Akibatnya memicu masalah belajar. Hal ini akan terjadi pada lingkungan yang tidak mendukung pola pikir dan kecepatan belajar mereka.
Karenanya, menciptakan pendekatan pendidikan yang khusus dan inklusif menjadi semakin penting. Sehingga tercipta lingkungan kondusif bagi tumbuh kembang mereka.
Dalam sambutannya, Ketua Komite Nasional Disabilitas (KND) Dante Rigmalia menggarisbawahi pentingnya pemberian layanan pendidikan bagi semua anak, termasuk anak dengan kecerdasasan dan bakat istimewa. “Undang-Undang Sisdiknas telah mengatur dan mengamanatkan,” ujarnya.
Dilabeli pengganggu
Sedang dalam sesi diskusi dr. Irnova Suryani menyampaikan bahwa, perkembangan area sensori di otak dihubungkan dengan pendidikan bagi anak gifted. Dia juga menyampaikan bahwa, beberapa anak di dalam kelas sering dikenal sebagai anak yang di luar standar, pengganggu, tidak dapat bekerjasama, sensitif, dan “berbeda”, serta, sering memperoleh perundungan, bahkan ditolak kehadirannya.
Dr. Evy Tjahjono, MGE, dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa jumlah anak-anak gifted mungkin sedikit. Tapi, ketika terakomodasi dengan baik, mereka bisa menjadi pemimpin, penemu, atau perintis yang akan sangat bermanfaat bagi bangsa. Anak gifted memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi positif bagi negara, ketika diberikan dukungan yang tepat.
Perkembangan sosial emosi anak antara lain ditandai dengan relatif lebih cepat matang secara psikologis, sensivitas yang meningkat, dan kemampuan kognitif yang unggul.
Dalam mengatasi permasalahan belajar pada anak , DR. Evy menawarkan dua hal. Pertama, sejak masa kanak-kanak, anak gifted perlu dibekali dengan keterampilan yang memandirikan dan keterampilan sosial. Kedua, penghargaan tanpa syarat kepada mereka sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan intrapersonal.
Sepakat dengan DR. Evy, pembicara lain Adi D Adinugroho, Ph.D., menawarkan solusi. Pemberian layanan pendidikan bagi anak cerdas berbakat dalam pendidikan inklusif, harus melihat kebutuhan level of support dan kolaboratif layanan khusus yang diperlukan.
Adi menyampaikan dua model pendekatan dalam pemberian layanan. Yaitu: 1) pendekatan akademik yang ditandai dengan modifikasi kurikulum dan layanan pembelajaran; 2) pendekatan sosial emosi dan perilaku melalui dukungan aktif dari keluarga, masyarakat, dan lingkungan sosial dalam menerapkan fleksibilitas dalam pembelajaran.[]
Reporter: Harta Nining Wijaya
Editor : Ajiwan