Views: 19
Solidernews.com – Jakarta, 20-4-2024 – Tim Unified football Special Olympics Indonesia harus puas menduduki posisi tiga di ajang South Asia Unified Cup yang berlangsung di Bashundara Kings Arena Sport Stadium, Dhaka Bangladesh, 16-20 April 2024.
Hasil itu dicapai setelah dua kali menang dan dua kali kalah dalam pertandingan yang diselenggarakan dengan sistem setengah kompetisi. Keluar sebagai juara adalah Tim putra Bangladesh B, runner up tim Bangladesh A.
Tim Indonesia merupakan tim putra Special Olympics Provinsi Jawa Tengah. Dalam pertandingan pertama 16 April, tim Indonesia kalah 2-5 dari tim Bangladesh B.
Menurut Pelatih Yusa Bramidha, tim Bangladesh menyiapkan diri dengan baik sementara tim Indonesia mesti bertanding meski belum cukup beradaptasi. Barulah pada pertandingan berikutnnya kondisi tim sudah lebih siap.
“Pada pertandingan kedua melawan India kita bisa menang 6:2,” ujar Yusa.
Secara keseluruhan menurut Yusa para pemain bisa bermain bagus meskipun hanya mengikuti training center dua hari saja karena bulan Ramadhan.
Pada pertandingan ketiga, lawan yang dihadapi adalah tim terkuat Bangladesh A. “Anak-anak bermain dengan baik dan sangat antusias menyerang. Namun sayang pertahanan menjadi terlupakan dan dua kali kebobolan lewat serangan balik tanpa bisa membalas. Dalam pertandingan keempat, tim Indonesia kembali menang lawan Maladewa dengan skor 4:2.
Delagasi Special Olympics Indonesia dijadwalkan kembali ke tanah air, Sabtu malam pukul 22.00 WIB, via Bandara International Soekarno-Hatta.
Kebersamaan
South Asia Unified Cup ini merupakan ajang pertama ini diikuti 5 negara yakni tuan rumah Banglades, India, Maladewa, Indonesia. Adapun jumlah atlit yang ikut serta sebanyak 90 orang.
Kejuaraan ini merupakan penanda kembali hadirnya kegiatan Special Olympics di kawasan Asia Selatan pada masa pasca pandemic Covid-19. Indonesia sendiri merupakan negara yang dikelompokkan di kawasan Asia Selatan.
Unified sport merupakan kegiatan vital bagi gerakan Special Olympics International. Tujuannya adalah mengajak orang difabel dan nondifabel untuk secara bersama-sama berolahraga. Ajang kompetisi itu merupakan kesempatan baik untuk menunjukkan bagaimana olahraga menjadi jembatan perbedaan, sikap saling menghormati dan menjunjung harga diri baik di lapangan maupun luar lapangan.
Dalam cabang olahraga sepakbola tiap tim terdiri dari 7 pemain, yakni 4 atlit bertalenta khusus, atau difabel intlektual dan tiga atlit partner. Mereka bermain bersama membentuk kerjasama tim secara setara.[]
Puji Astuti