Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

12 orang berdiri berjajar di depan gedung Sentra Antasena Magelang

Tidak Ada Difabel yang Mendaftar Sekolah Rakyat di Magelang

Views: 23

Solidernews.com – Komisi Nasional Disabilitas (KND) melakukan kunjungan kerja ke Sentra Antasena di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah dalam rangka koordinasi, pemantauan serta evaluasi dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat yang inkusif dan ramah bagi difabel. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya KND untuk pemenuhan hak penyandang disabilitas khususnya pada bidang Pendidikan. Bersama dengan Kementerian Sosial, kunjungan ini dilakukan pada Kamis, 19 Juni 2025.

Kegiatan yang berlangsung pada Kamis pagi ini dihadiri oleh pejabat dari Sentra Antasena, Rachmita Maun Harahap selaku Komisioner KND, serta FIDAKAMA, perwakilan dari organisasi difabel yang ada di Magelang. Agenda utama dalam kunjungan ini meliputi presentasi program Sekolah Rakyat Inkusif bagi difabel, pemaparan instumen asesmen modalitas Pendidikan, serta diskusi.

Rachmita Maun Harahap selaku Komisioner KND menyampaikan bahwa KND bersama dengan Kemensos saat ini berupaya agar difabel dapat berpartisipasi dalam semua program pemerintah, termasuk program Sekolah Rakyat. “Kami berharap sekolah rakyat menjadi sekolah yang inklusif bagi semua penyandang disabilitas, termasuk disabilitas fisik, sensorik, mental dan intelektual. Selain program sekolah rakyat, ada juga program nasional lainnya yakni Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Pemantauan kami di lapangan disabilitas banyak yang belum terdata dalam DTSEN, selain itu juga ada kesalahan sehingga perlu pemutakhiran data”, papar Rachmita menggunakan Bahasa isyarat.

Kepala Sentra Antasena, Supriyono, menjelaskan bahwa posisi sentra hanya menerima sumber daya manusia (SDM) yang akan terlibat pada penyelenggaraan Sekolah Rakyat karena pihaknya tidak terlibat pada proses perekrutan dan tautan pendaftaran terbuka untuk umum, tidak khusus disabilitas. “Hambatan dan tantangan kami adalah karena Sekolah Rakyat ini program baru sehingga kami masih sembari berproses dalam pelaksanaannya. Fasilitas pendukung dan bangunan masih pada tahap renovasi. Semoga ini bisa terlaksana dengan baik. Seandainya KND hadir sejak awal, kami mungkin bisa memasifkan partisipasi disabilitas karena perekrutan sudah ditutup dan tidak ada penyandang disabilitas yang mendaftar”, terang Supriyono.

Dihadiri juga oleh Forum Inklusi Disabilitas Kabupaten Magelang (FIDAKAMA), perwakilan organisasi difabel dari Magelang,  Kasihan menyampaikan bahwa pihaknya siap dilibatkan pada proses persiapan dan penyelenggaraan Sekolah Rakyat di masa yang akan datang. Tahun ini pendaftaran Sekolah Rakyat sudah ditutup. Namun ke depan, kolaborasi dengan organisasi difabel seperti FIDAKAMA diharapkan dapat memperluas jangkauan dan aksesibilitas program sejak tahap awal. KND menekankan pentingnya pelibatan bermakna dari difabel dalam seluruh proses perencanaan dan pelaksanaan kebijakan, termasuk dalam pendidikan alternatif seperti Sekolah Rakyat. Dengan sinergi semua pihak, Sekolah Rakyat diharapkan benar-benar menjadi ruang belajar yang inklusif, adil, dan setara bagi semua.[]

 

Reporter: Mada Ramadhany

Editor      : Ajiwan

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

berlangganan solidernews.com

Tidak ingin ketinggalan berita atau informasi seputar isu difabel. Ikuti update terkini melalui aplikasi saluran Whatsapp yang anda miliki. 

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content