Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Targetkan Medali Emas Atlet Difabel Indonesia Siap Berlaga di Paralimpiade Paris 2024

Views: 9

Solidernews.com – PARALIMPIADE Musim Panas ke-17, atau yang dikenal sebagai Paralimiade Paris 2024, akan segera digelar. Acara multi-olahraga bagi penyandang disabilitas (difabel) ini, diselengarakan oleh Komite Paralimpik Internasional.  Digelar di Paris pada 28 Agustus hingga 8 September 2024. Pertandingan ini menandai pertama kalinya Paris akan menjadi tuan rumah Paralimpiade dalam sejarahnya.

 

Menurut Chief de Mission (CdM) Kontingen Indonesia Reda Manthovani, pada gelaran pesta olahraga kali ini, Indonesia memiliki target raihan medali. Melalui rilis yang diterima solidernews.com, secara realistis, Kontingen Indonesia menargetkan meraih 1 medali emas, 2 perak dan 3 perunggu.

 

Reda merasa optimis target yang telah dicanangkan akan tercapai dengan persiapan matang dan serius dari atlet dan stakeholder terkait lainnya.

“Kami meyakini bahwa target ini akan tercapai melalui upaya dan persiapan yang matang dan serius yang telah dilakukan oleh seluruh olahragawan kita, offisial dan pihak terkait lainnya,” mengutip pernyataan Reda di laman Kemenpora, Selasa (20/8/2024).

 

“Secara realistis kita menargetkan capaian medali Indonesia pada Paralimpiade Paris 2024 berupa, 1 emas, 2 perak dan 3 perunggu,” kata Reda Manthovani saat

 

“Kami menyatakan bahwa seluruh atlet yang akan berpartisipasi dalam Paralimpiade 2024 Paris telah siap secara fisik dan mental serta telah mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh,” imbuhnya.

 

Sebelumnya, atlet paralimpiade Indonesia telah menjalankan pelatnas di Kota Solo dari Bulan November 2023 hingga Agustus 2024. Sebanyak 35 atlet telah lolos kualifikasi Paralimpiade 2024 Paris.

 

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengatakan bahwa, kenaikan 12 atlet menjadi 35, lebih banyak ketimbang 4 tahun lalu itu sangat luar biasa.

“Saya berharap dan kita doakan, apa yang telah dilakukan NPC Indonesia berbuah hasil manis. Kemenpora telah melakukan pembinaan, talent scouting ada peningkatan dan pemerataan yang signifikan. Semoga potensi medalinya bisa lebih besar lagi,” ujar Dito.

 

Salah satu atlet yang akan berlaga di Paralimpiade 2024 Paris adalah Junaedi. Penyandang disabilitas netra asal Garut, Jawa Barat. Pemuda itu akan memperjuangkan medali di cabang olahraga (cabor) blind judo.

 

“Rasanya sangat luar biasa. Karena semua atlet pasti menginginkan yang terbaik. Apalagi paralimpiade ini even tertinggi dunia untuk kita,” kata Junaedi mengutip keterangan pers.

 

Meski pelatih tak memberi target tertentu padanya, tapi pemuda Sunda itu memiliki keinginan pribadi untuk sumbangkan medali untuk Merah Putih

“Target pribadi saya yaitu saya ingin memberikan medali emas untuk Indonesia. Meski dari pelatih nggak ada target. Hanya pesannya untuk tampil yang terbaik aja,” paparnya.

 

Peraih medali Asean Paragames 2022

Sebelum melenggang ke Paris, Junaedi dikenal sebagai atlet judo tunanetra (blind judo) dan meraih emas di ASEAN Para Games 2022.

 

Menurutnya, semua capaian ini tak lepas dari jasa orangtuanya yang selalu memberi dukungan. Junaedi berkisah, dirinya lahir di keluarga menengah ke bawah. Dia adalah putra dari pasangan Odin dan Etin, yang berprofesi sebagai pengembala kambing dan petani.

“Orangtua saya petani, penggembala, dulu waktu kecil (SD) saya bantu orangtua gembala kambing dan bertani,” kenang Junaedi.

 

Beladiri sejak SMP

Junaedi pun mengungkap, dirinya mulai menyukai seni bela diri sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). “Di SMP saya kenal bela diri dan hobi saya mulai tersalurkan saat di Bandung,” ucapnya.

 

Pemuda kelahiran 15 Februari 1996 ini pun menegaskan bahwa difabel netra yang disandang tak menyurutkan niatnya membahagiakan orangtua dan keluarganya. Junaedi pun terjun ke dunia bela diri diawali dengan silat. Selanjutnya, ia menekuni hobi lain yakni di blind judo. Hobi ini pun didukung penuh oleh orangtua.

 

“Orangtua ya khususnya, sangat memberi support dan dukungan sangat luar biasa. Saya dari kecil memang hobinya beladiri. Saya pernah ikut pencak silat dan ikut klub di Bandung. Kemudian pelatih menawarkan untuk ikut blind judo di tahun 2014,” ujarnya.[]

 

Reporter: Harta Nining Wijaya

Editor      : Ajiwan

 

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air