Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Suara Toleransi Kampung Kerukunan di Kabupaten Sorong

Views: 63

Solidernews.com – Terdapat lima tempat ibadah dari lima agama di Indonesia itulah landasan terbentuknya Kampung Kerukunan, di Kelurahan Malagusa Distrik Aimas Kabupaten Sorong. Tempat ini mulai dirintis sejak tahun 2012. Namun baru diresmikan pemerintah daerah Kabupaten Sorong pada Oktober 2022. Nilai toleransi sangat terasa, dimana setiap perayaan hari besar keagamaan dari agama Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu, warga bahu membahu saling membantu menyiapkan segala sesuatu untuk perayaan keagamaan tersebut.

Jumlah penduduk kampung kerukunan yang datang dari suku dan ras berbeda ini berkisar 500 kepala keluarga, mereka terus menjaga kekompakan agar dapat menjadi contoh bagi warga lain di kabupaten hingga Kota Sorong.

Pemerintah daerah sangat menyambut baik inisiatif warga Kampung Kerukunan, karena dengan kerukunan dapat membangun keamanan dan situasi kondusif di suatu wilayah.

Pemerintah berencana kampung kerukunan akan menjadi tempat wisata, yang nantinya dapat menambah inkam bagi warga setempat, yang mana saat ini sosialisasi dan pembenahan terus dilakukan dari berbagai aspek.

Kampung kerukunan di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, menjadi simbol wujud toleransi umat beragama dari Provinsi Papua Barat Daya. Di kampung itu terdapat rumah ibadah dari umat beragama meliputi Islam, Kristen, hindu dan budha. Kampung Toleransi di Sorong adalah sebuah kawasan yang mencerminkan keberagaman dan toleransi antarumat beragama. Di sini, berbagai komunitas hidup berdampingan dengan damai, menunjukkan sikap saling menghormati dan memahami perbedaan budaya serta agama.

Kampung ini sering menjadi contoh positif dalam upaya membangun harmoni sosial di Indonesia. Kegiatan bersama, seperti perayaan hari besar agama, sering dilakukan untuk memperkuat hubungan antarwarga.

Kampung Toleransi di Sorong memiliki sekitar 1.200 hingga 1.500 warga, terdiri dari berbagai latar belakang etnis dan agama. Penduduknya mencakup Muslim, Kristen, dan berbagai agama lainnya, yang hidup dalam suasana harmonis. Komunitas di sana aktif melakukan berbagai kegiatan bersama, seperti perayaan hari besar keagamaan dan program sosial, yang membantu memperkuat ikatan antarwarga. Selain itu, mereka juga terlibat dalam upaya pendidikan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Aksesibilitas di Kampung Kerukunan di Sorong merupakan hal yang penting untuk memastikan semua anggota masyarakat, termasuk difabel, dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Beberapa aspek yang dapat diperhatikan terkait aksesibilitas di kampung tersebut antara lain:

Fasilitas Fisik: Memastikan adanya jalur yang ramah disabilitas, seperti trotoar yang lebar, ramp, dan tempat duduk yang dapat diakses.

Informasi yang Mudah Diakses: Penyediaan informasi dalam berbagai format, seperti braille atau audio, agar semua orang bisa mendapatkan informasi yang diperlukan.

Kegiatan Inklusif: Mendorong penyelenggaraan acara yang melibatkan semua kalangan, sehingga semua orang, terlepas dari kondisi fisik mereka, dapat berpartisipasi.

Pelatihan dan Kesadaran: Mengadakan pelatihan untuk masyarakat tentang pentingnya aksesibilitas dan cara berinteraksi dengan difabel.

Kerjasama dengan Organisasi Lokal: Bekerja sama dengan organisasi yang fokus pada isu difabel untuk mengidentifikasi dan mengatasi kendala yang ada.

Dengan meningkatkan aksesibilitas, Kampung Kerukunan dapat menjadi contoh masyarakat yang inklusif dan ramah bagi semua orang.

Pesan toleransi umat beragama di Sorong sangat penting mengingat keragaman yang ada di kota ini. Beberapa poin yang dapat disampaikan adalah;

Setiap agama memiliki nilai dan keyakinan yang berbeda, dan penting untuk saling menghormati serta memahami pandangan satu sama lain. Mendorong dialog terbuka antar pemuka agama dan komunitas untuk membangun pemahaman dan mengurangi prasangka. Mengadakan acara lintas agama, seperti kegiatan sosial, festival budaya, atau perayaan hari besar, untuk mempererat hubungan antarumat beragama. Mengintegrasikan pendidikan tentang toleransi dan kerukunan beragama dalam kurikulum sekolah dan kegiatan masyarakat. Menyampaikan pesan bahwa semua agama mengajarkan kasih sayang dan perdamaian, serta menolak segala bentuk kekerasan atas nama agama. Dengan saling menghargai dan bekerja sama, masyarakat Sorong dapat membangun lingkungan yang harmonis dan damai bagi semua warganya.[]

Teks & Foto: Irfan Ramdhani

Editor           : Ajiwan

 

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content