Views: 5
Solidernews.com – Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak tinggal hitungan hari, masa kampanye dan berbagai aktivitas sosialisasi langsung terkait kepemiluan telah berakhir dengan hadirnya masa tenang. Masyarakat di seluruh Indonesia diharapkan sudah memiliki gambaran terhadap pasangan para calon kepala daerah masing-masing. Pun demikian dengan warga kota Yogyakarta yang memiliki tiga pasangan calon di Pemilihan Umum Walikota (Pilwali) 27 November 2024 mendatang.
KPU kota Yogyakarta telah mengadakan simulasi pemungutan dan perhitungan suara Pilwali di TPS 15 Kelurahan Prenggan Kotagede pada Sabtu (9/11). Simulasi tersebut sebagai upaya sosialisasi gambaran nyata pada masyarakat terkait prosedur pemungutan suara yang akan segera dilaksanakan, selain untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan penyelenggara pemilu, khususnya PTPS.
Noor Harsya Aryosamodro, S.Sn., MAP Ketua KPU kota Yogyakarta dengan tegas menyampaikan pentingnya simulasi sebagai bagian dari persiapan akhir pemilihan umum. Menurutnya, dengan simulasi yang dilakukan seluruh penyelenggara pemilu, khususnya panitia pemungutan suara (PPS) dan panitian tempat pemungutan suara (PTPS) memahami dengan baik prosedur yang tepat.
Upaya pencerahan melalui simulasi Pilwali Kota Yogyakarta 2024
Kegiatan simulasi ternyata menyedot antusias masyarakat di TPS 15 Kelurahan Prenggan Kotagede, bahkan warga sekitar yang mendapat lokasi coblos diluar TPS 15 ikut hadir menyaksikan.
Siti Nurhayati, S.S, anggota Bawaslu kota Yogyakarta turut menggarisbawahi tujuan utama simulasi pada kesiapan Pilwali 2024 yaitu untuk meminimalisir hambatan dalam pelaksanaannya mendatang dan memastikan kenyamanan bagi warga kota Yogyakarta sebagai pemilih, termasuk pemilih pemula dan kelompok rentan.
“Melalui simulasi seperti di Pilwali 2024 sekarang, diharapkan semua pemilih dapat pengalaman kepemiluan yang nyaman dan lancar,” ujar ia.
Komaru Ma’arif, S.I.P, M.SI, Mantri Pamong Praja Kemantren Kotagede, mewakili PJ Walikota Yogyakarta mengapresiasi simulasi Pilwali yang telah dilaksanakan di wilayah kerjanya, melalui simulasi yang dilaksanakan warganya, baik sebagai petugas maupun pemilih memiliki pengetahuan langsung tahapan di tempat pemungutan suara secara tepat.
“Simulai selain memberi pencerahan untuk hari H Pilwali, juga untuk antipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan kendala yang akan dihadapi dalam pelaksanaan nanti. Harapnya tentu semoga semua dapat berjalan dengan baik,” paparnya.
Menurut ia, tingkat partisipasi pada pemilihan umum sebelumnya kota Yogyakarta termasuk meningkat. Pemilihan Walikota Yogyakarta merupakan kesempatan bagi warga untuk menentukan pemimpin kota secara langsung.
Simulasi menarik antusias warga pemilih dan penyelenggara
Simulasi Pilwali kota Yogyakarta di TPS 15 Kelurahan Prenggan Kotagede, menarik antusias sekitar lima ratus warga pemilih yang terdata di DPT setempat, baik pemilih pemula hingga lansia.
Muhamad Sardani, ketua KPPS menyampaikan atas intruksi KPU dalam simulasi yang berlangsung, setiap kelompok rentan seperti difabel, ibu hamil, lansia harus diutamakan. Artinya mereka tidak wajib ikut anterian seperti pemilih lain yang menunggu giliran menuju bilik suara.
“Kelompok rentan didahulukan, seperti tadi ada Pak Mardi Suharto salah satu lansia yang hadir untuk mencoblos kami panggil langsung, tentu sebelumnya saya infokan juga pada warga yang sudah duduk anteri, sebagai tanda meminta izin untuk didahulukan agar mereka rela hati,” ungkap ia.
Dirinya sudah lebih dari tiga kali menjadi petugas KPPS dan dua kali ditunjuk menjadi ketua. Selama bertugas menjadi penyelenggara pemilu, di TPS tempat ia bertugas belum pernah ada difabel muda.
“Di TPS yang saya bertugas selama ini belum ada difabel, lansia banyak, lansia yang menggunakan alat bantu maupun tidak itu banyak sekali,” terangnya.
Hadi Maryanto lansia berusia 69 tahun, beserta ayahnya Mardi Suharto lansia 92 tahun ikut hadir pada simulasi Pilwali di TPS 15. Keduanya hadir bersama pendamping, namun hanya didampingi hingga pendaftaran selanjutnya ditunggu diluar lokasi TPS.
“Saya hanya mendampingi Kakek hingga pendaftaran, selanjutnya dibantu petugas di dalam TPS tadi. Untuk penglihan masih tajam hanya jalannya saja yang pakai tongkat,” ungkap cucu Mardi Suharto.
Maryanto maupun Suharto mengaku senang ikuti simulasi dan merasa tidak ada kendala selama berada di dalam TPS. Mereka telah memiliki pilihan sendiri dan masih bisa memahami apa itu pemilihan walikota di kota Yogyakarta.
“Saya tahu mau milih siapa. Saya ngerti pemilu, tadi tidak ada masalah, mudah,” ungkap Mardi Suharto.
Mardi Suharto menjadi salah satu warga lansia tersepuh diusia 92 tahun yang masih sangat antusias dan bersemangat mengikuti pemilihan umum walikota Yogyakarta. Dengan tegas dikatakan dirinya sudah memiliki pilihan untuk menyaluran suaranya di Pilwali 27 November mendatang.
Marmo lansia 71 tahun juga ikut hadir di lokasi simulasi meskipun dirinya tidak terdaftar di DPT TPS 15 Kelurahan Prenggan Kotagede. Ia hadir untuk ikut melihat proses simulasi yang berlangsung.
“Saya beda RW, saya di TPS lain, kesini ingin melihat saja,” ucap Marmo.
Marmo, tinggal di wilayah yang sama dengan Hadi Maryanto dan Mardi Suharto hanya beda RW dan beda lokasi TPS untuk Pilwali mendatang.[]
Reporter: Sri Hartanty
Editor : Ajiwan