Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Simaster UGM Tak Ramah bagi Difabel Netra

Views: 8

Solidernews.com – Yogyakarta, 24 Juli 2024 – Sistem Informasi Terintegrasi (Simaster) yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada sejak 2017 lalu ternyata menyisakan masalah serius bagi mahasiswa difabel netra. Alih-alih memudahkan seluruh sivitas akademika, Simaster UGM justru menjadi penghalang bagi mahasiswa difabel dalam menjalankan aktivitas akademik mereka.

 

Aulia Rachmi Kurnia, mahasiswa difabel netra dari Fakultas Ilmu Budaya, menyampaikan keluhan bahwa dirinya kesulitan saat mengisi menu EDOM (Evaluasi Dosen Oleh Mahasiswa) dan KRS (Kartu Rencana Studi). Setelah pengisian, ada captcha yang harus diisi, tapi tidak ada fitur audionya sehingga dirinya jadi kesulitan.

 

Kesulitan serupa juga dirasakan oleh Muhammad Irsyad, mahasiswa difabel netra dari FISIPOL. Ia mengungkapkan bahwa sering kali harus meminta bantuan teman awas untuk mengisi KRS. Mau tak mau ia harus membagikan email dan password akun Simasternya kepada teman.

 

“Kalau seperti ini, teman-teman netra tidak bisa mandiri. Sedikit-sedikit harus minta bantuan teman,” ungkapnya dengan nada sedikit kecewa.

 

Kemarin, Selasa (23/7), Irsyad bahkan mendatangi langsung Direktorat Teknologi Informasi (DTI) UGM untuk menyampaikan keluhannya. Ia berharap agar beberapa menu di Simaster segera dilengkapi dengan fitur suara pada captcha sehingga bisa diakses dengan mudah oleh mahasiswa difabel netra. Sebab akan sangat berdampak pada kelancaran studi teman-teman netra.

 

Irsyad juga mengaku bahwa dirinya dan teman-teman difabel pernah mencoba menyurati Direktorat Sistem dan Sumber Daya Informasi (DSSDI), yang kini disebut DTI pada tahun 2022 untuk mengatasi hambatan captcha tanpa fitur audio di laman login Simaster. Namun, baru pada tahun 2023, saat ada Focus Group Discussion (FGD) soal layanan disabilitas di University Club (UC), fitur audio pada captcha ditambahkan, itupun karena ada kehadiran perwakilan DTI yang langsung sigap meresponnya.

 

“Dulu hambatannya di captcha laman login, sekarang di captcha menu KRS dan EDOM,” ungkapnya dengan sedikit tertawa.

 

Irsyad berharap ada evaluasi menyeluruh terhadap berbagai sistem informasi dan komunikasi di UGM agar tidak perlu menunggu keluhan terlebih dahulu untuk melakukan perubahan. Menurutnya, semua sistem harus dipastikan dapat diakses oleh difabel, terutama bagi tuli dan netra yang sering terhambat.

 

Masalah ini menggugah kesadaran kita semua bahwa inklusivitas harus menjadi prioritas dalam setiap inovasi teknologi pendidikan. UGM sebagai insitusi pendidikan terkemuka mestinya bisa menjadi rujukan dalam penyediaan sistem informasi yang dapat diakses oleh seluruh ragam difabel. Hal ini sebagai bentuk penghormatan terhadap hak difabel sebagai mahasiswa agar mereka dapat meraih mimpi dan menjalani studi tanpa adanya hambatan.[]

 

Reporter: Bima Indra \

Editor       : Ajiwan Arief

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content