Views: 22
Solidernews.com – SIGAB Indonesia melalui program SOLIDER (Strengthening Social Inclusion for Difability Equity and Rights) dengan dukungan program INKLUSI (Kemitraan Perintah Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusi) menggelar kegiatan webinar bertajuk ‘Sosialisasi Buku Panduan Mendorong Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Berperspektif Difabel,’ yang dilaksanakan pada Selasa (4/2/2025), pukul 13.30 hingga 16.30 WIB dan disiarkan langsung melalui livestream You Tube Solider TV.
Muhammad Joni Yulianto, Direktur Sigab Indonesia menyampaikan, webinar bertajuk sosialisasi buku panduan mendorong RPJMD berperspektif difabel, telah diinisiasi sejak kegiatan sebelumnya pada Desember 2024 dengan kerangka pemikiran tentang peluang membawa isu difabel pada RPJMD.
“Terlaksananya kegiatan ini, kami telah diawali dengan diskusi terkait bagaimana kira-kira peluang untuk membawa muatan isu difabel pada RPJMD. Selain itu juga telah melakukan konsultasi publik untuk membedah sejauh mana isu-isu difabel, dan isu-isu inklusivitas ada pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN),” ungkap Joni.
Webinar tersebut digagas sebagai sosialisasi dalam upaya menyebarluaskan informasi, dan rujukan awal pada publik agar dapat lebih memahami tentang RPJMD, serta bagaimana cara Organisasi Penyandang Disabilitas (OPDis) untuk bisa terlibat.
Peserta yang hadir dalam kegiatan via daring ini adalah perwakilan organisasi difabel dari berbagai daerah di Indonesia, penggiat juga pemerhati isu difabel dan inklusivitas, masyarakat sipil, stakeholder terkait baik dari pusat maupun daerah, serta dilengkapi dengan Juru Bahasa Isyarat (JBI).
Sosialisasi tersebut dihadiri Dwi Rahayuningsih, dari Perencana Ahli Muda Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat (PKPM) Kementerian PPN Bappenas RI, Yusuf Murtiono dari Forum Masyarakat Sipil Kebumen. Elmi Ismau dari OPDis Garamin NTT, dan Angga Yanuar sebagai penulis buku.
Irene Wijaya, Sekretariat INKLUSI menyampaikan sasaran program inklusi adalah memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal, setiap orang harus mendapat manfaat dan bisa berpartisipasi dalam pembangunan.
“Ada tiga pilar penting yaitu sosial budaya, ketahanan ekonomi, dan politik,” ujar dia.
Menurut Irene, webinar yang terselenggara merupakan aspek pilar politik, dan sangat berperan penting terkait keterlibatan masyarakat difabel dalam pembangunan.
Angga Yanuar, mengungkapkan tujuan penulisan buku panduan mendorong RPJMD berperspektif difabel adalah untuk meningkatkan kesadaran diri dan pemahaman terkait RPJMD, selain untuk memastikan keterlibatan difabel didalamnya. Tujuan lain juga bisa dijadikan sebagai rujukan awal, dan panduan bagi pemerintah daerah.[]
Reporter: Sri Hartanty
Editor : Ajiwan






