Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

SIGAB Indonesia Merefleksi Makna Gerakan pada Momentum 21 tahun Usianya

Views: 14

Solidernews.com, Yogyakarta –TAHUN yang telah berlalu, adalah cerita perjalanan bagi setiap individu maupun organisasi. Peringatan hari jadi atau yang biasa diberi istilah ulang tahun, ialah momen tepat untuk melakukan refleksi. Satu momen menggali makna atas apa yang sudah dilakukan. Apakah keberhasilan, tantangan, peran dan dampak organisasi, serta hal-hal yang belum dapat diwujudkan.

 

Organisasi. Dalam berbagai bentuknya, berperan penting dalam mewarnai bahkan membentuk masyarakat, serta memajukannya. Namun, rutinitas menjalankan tugas-tugas operasional, tak jarang membuat orang tak berpikir melakukan refleksi. Atau menganggap tak perlu membuat penilaian kinerja. Sejauh apa makna dan dampak atas apa yang telah dilakukan. Kemudian membuat catatan, sebagai upaya melangkah pada tahun berikutnya.

 

SIGAB Indonesia. Salah satu organisasi non pemerintah di DIY. Pada 5 Mei 2024, organisasi ini mencapai usianya yang ke-dua puluh satu tahun. Ibarat manusia, di usia 21 tahun, adalah masa pendewasaan diri. Masa-masa seorang manusia duduk di bangku perguruan tinggi. Bukan lagi masa remaja tentunya. Melainkan masa menuju kematangan konsep dalam menetapkan tujuan. Era matang memaknai pencapaian atas kinerja dan merefleksi diri. Bersyukur atas pencapaian yang telah diraih, lalu mempersiapkan diri untuk gerakan masa depan.

 

Hal itu dilakukan SIGAB Indonesia dalam perayaan 21 tahunnya. Memaknai hari jadi dihelat di Pesantren Bumi Cendekia, Joglo Abang, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (9/5/2024). Kali ini SIGAB berbagi dengan seluruh elemen pendidikan di Bumi Cendekia, para relasi dan keluarga besarnya, yang telah mendukung perjalanan pendewasaan diri. Dapat terus memberikan manfaat, mendorong mewujudkan masyarakat inklusif di seantero negeri, menjadi harapan atas keberadaannya di tengah masyarakat.

 

Tersebut di atas disampaikan Direktur SIGAB Indonesia Muhammad Joni Yulianto, dalam sambutannya. Joni juga merujuk kisah perjalanan organisasi yang dipimpinnya. Diceritakannya, bagaimana organisasi yang mengintegrasikan gerakan advokasi difabel itu terbentuk.

 

Merefleksi organisasi atas pencapaian demi pencapaian mewujudkan Indonesia inklusif, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukannya. Dalam setiap moment merayakan hari jadi, organisasi ini tak lupa melakukan refleksi.

 

Kilas balik

Resah atas cara pandang dan perlakuan negara terhadap ‘makhluk langka’ yang dulu disebut ‘penyandang cacat’, menjadi awal mula. Mereka, di antaranya: Muhammad lmam Ayis, Haris Munandar, Suharto, Widya Nur Hening (Neneng), serta dirinya sendiri (Muhammad Joni Yulianto). Kelimanya mengadakan pertemuan dan berdiskusi terkait keresahan, yang mengganggu alam pikiran mereka.

 

“Tidak benar kalau ada makhluk dibilang cacat dan tidak sempurna. Yang ada orang yang memiliki kemampuan yang berbeda (difabel). Semestinya difabel mendapat keadilan yang sama dalam berbagai bidang. Kemudian kesepakatan pun disepahami. Bahwa untuk mewujudkan kesetaraan, memerlukan tempat berkumpul. Sehingga ada yang mendiskusikan, memikirkan, serta memperjuangkan difabel. Point tersebutlah yang melahirkan SIGAB Indonesia. Sebuah organisasi yang bergerak mendorong terwujudnya kesetaraan,” papar Joni.

 

Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia adalah organisasi non pemerintah yang bersifat independen, nirlaba, dan non-partisan. SIGAB Indonesia didirikan di Yogyakarta, pada 5 Mei 2003. Organisasi ini mempunyai cita-cita besar. Yakni, membela dan memperjuangkan hak-hak difabel di seluruh Indonesia, hingga terwujud kehidupan yang setara dan inklusif.

 

 

SIGAB Indonesia didirikan karena sampai saat ini kehidupan warga difabel masih dimarjinalkan, baik secara struktural maupun kultural. Hak pendidikan, pekerjaan, kesehatan, jaminan sosial, perlindungan hukum, akses terhadap informasi dan komunikasi, sampai pada penggunaan fasilitas publik, tidak pernah diterima secara layak. Dengan kata lain, diskriminasi terhadap warga difabel masih saja terjadi.

 

SIGAB Indonesia berpandangan, pada hakikatnya manusia merupakan makhluk yang diciptakan Tuhan dengan derajat kesempurnaan tertinggi. Mereka mempunyai hak yang sama, dalam mengembangkan potensi diri untuk mencapai kesejahteraan hidup.

 

Oleh karenanya, tidak sepantasnya jika dalam kehidupan ini terdapat sekelompok orang yang tersisihkan dari lingkungan sosialnya, hanya karena keadaan yang berbeda. SIGAB Indonesia dengan program-programnya, berjejaring menciptakan kehidupan yang menempatkan semua manusia, dalam kesejajaran. Sehingga, tidak ada lagi yang tersisih.

 

Sebagai organisasi yang konsisten melawan segala bentuk diskriminasi, SIGAB Indonesia menolak penggunaan istilah penyandang cacat karena dalam kultur bangsa Indonesia sebutan itu sangat merendahkan derajat manusia dan anti kesetaraan. SIGAB Indonesia memilih untuk menggunakan kata “difabel” yang dirasa lebih adil dan mengangkat derajat manusia

 

 

Pelibatan dalam refleksi

 

Penting pelibatan dan pemahaman staf dan karyawan atas kinerja organisasi. Refleksi bukan hanya tentang melihat angka-angka finansial atau pencapaian strategis, tetapi juga tentang mengevaluasi dinamika internal yang memengaruhi kinerja organisasi. Analisis yang mendalam terhadap keterlibatan staf, karyawan, serta jaringan, menjadi salah satu poin kunci dalam menyusun refleksi tersebut. Hal ini dilakukan SIGAB Indonesia.

 

Pertama, refleksi melibatkan evaluasi seluruh karyawan yang terlibat dalam misi dan visi organisasi. Memahami apakah karyawan merasa bahwa kontribusi mereka dihargai dan bahwa pekerjaan mereka memiliki dampak nyata dapat memberikan wawasan yang berharga. Jika ada ketidaksesuaian, refleksi ini dapat memicu perubahan strategis, untuk memperkuat ikatan antara sumber daya manusia yang ada dengan tujuan organisasi.

 

Keterlibatan para pihak dapat menjadi titik fokus dalam mencari solusi terhadap tantangan yang dihadapi oleh organisasi. Apakah ada keluhan umpan balik dari karyawan yang menyoroti masalah-masalah internal? Apakah ada aspek-aspek tertentu yang dapat diperbaiki untuk meningkatkan kepuasan karyawan? Refleksi karya yang mendalam akan mencakup pertimbangan tersebut. Sehingga tercipta lingkungan kerja yang positif, kondusif dan produktif.

Dalam hal inovasi, refleksi karya disusun secara sistematis. Mencakup bagaimana organisasi dapat memberdayakan seluruh sumber daya manusia, untuk berkontribusi pada ide-ide kreatif. Menilai sejauh mana keterlibatan para pihak telah mendorong inovasi dapat menjadi landasan untuk merencanakan strategi inovatif di masa depan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan serta memahami apakah karyawan merasa nyaman memberikan masukan mereka dan apakah ada ruang untuk pertumbuhan ide-ide baru.

 

Sigab goes to school

 

Pada moment perayaan ke 21 tahun usianya, SIGAB Indonesia juga memprogramkan Sigab goes to School. Program ini berupa pengenalan kepada para siswa Pesantren Bumi Cendekia, tentang menulis braille, belajar bahasa isyarat dan ragam difabilitas.

 

Melalui program goes to shool, Sigab Indonesia telah mengenalkan identitas difabel netra dan tuli, berinteraksi dengan para siswa di pesantren tersebut.[]

 

Reporter: Harta Nining Wijaya

Editor     : Ajiwan Arief

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air