Views: 31
Solidernews.com – Pada bulan April lalu, Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB), sebuah inisiator program pendukung disabilitas, mengambil langkah signifikan dengan berkunjung ke Unit Layanan Disabilitas (ULD) Ketenagakerjaan di Kabupaten Cirebon. Ini bukan sekadar kunjungan biasa, tetapi sebuah misi kolaboratif bersama Forum Komunikasi Difabel Cirebon (FKDC), yang baru-baru ini bergabung sebagai mitra dalam program Solider Inklusi.
Pertemuan ini diinisiasi oleh SIGAB dengan harapan tidak hanya untuk melihat operasional ULD yang sudah terbentuk tetapi juga untuk belajar dari mereka dalam menghadapi tantangan layanan difabel. “Kami sebenarnya sangat ingin belajar; sekaligus juga, barang kali, kita bisa diskusi terkait hal-hal apa yang perlu dikuatkan dan bisa didukung kolaborasi bersama-sama,” ujar Joni Yulianto, Direktur SIGAB.
Salah satu isu krusial yang dihadapi SIGAB dan banyak ULD lainnya adalah kekurangan data tentang tenaga kerja difabel. Ini menciptakan hambatan signifikan dalam memastikan bahwa layanan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan spesifik dari komunitas difabel. “Hampir semua tantangan kami tidak punya data ketenagakerjaan disabilitas sehingga tidak ada basis untuk mempertahankan antara latar belakang teman-teman difabel pencari kerja yang posisi sesuai,” ungkap Joni.
Kunjungan ini menjadi sangat penting untuk mendengar dan memahami praktik baik yang telah diimplementasikan di ULD Cirebon. “Kunjungan utama kami mendengar bagaimana praktik baik layanan ULD di sini, dan nanti barang kali ada hal-hal yang misal menjadi identifikasi mendukung bersama-sama dengan SIGAB dan FKDC,” tambahnya.
Di sisi lain, pertemuan ini juga menjadi platform untuk mendiskusikan alokasi sumber daya dan strategi yang lebih efektif untuk menangani isu-isu tersebut. “Alokasi yang ada bisa didiskusikan mana yang lebih efektif untuk apa, misalnya database-nya, mendukung ruang-ruang koordinasinya atau hal-hal lain yang kira-kira memperkuat yang sekarang ini sudah berjalan,” jelas Joni.
Pendekatan ini, yang mencakup peningkatan basis data dan koordinasi, merupakan respons terhadap keterbatasan dana yang ada. Strategi tersebut diharapkan dapat memberikan solusi yang tidak hanya efektif tetapi juga efisien dalam mengoptimalkan sumber daya yang terbatas.
Dari kunjungan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas layanan di Cirebon tetapi juga bisa direplikasi di wilayah lain. Rohmanu selaku PM Solider Inklusi mengatakan, “Di sini, kan, ULDnya sudah berjalan dengan baik; kita pengen tahu, nanti kita tularkan untuk ke sana,” imbuh Rohmanu selaku PM Solider inklusi.
Melalui pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik, SIGAB dan FKDC berupaya membentuk kerangka kerja yang akan membantu lebih banyak difabel mendapatkan akses ke layanan yang mereka butuhkan. Ini adalah langkah maju dalam upaya mereka untuk tidak hanya mendukung tetapi juga memberdayakan komunitas difabel di seluruh negeri.
Kolaborasi ini membuka jalan bagi peningkatan layanan yang lebih besar dan lebih inklusif bagi difabel, memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam perjalanan menuju pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.[]
Reporter: Apipudin
Editor : Ajiwan Arief