Views: 4
Solidernews.com – Maybank foundation adalah perusahaan keuangan berskala internasional yang memiliki tujuan untuk memanusiakan layanan keuangan. Tingginya angka kemiskinan dan ketidak mampuan mengelola keuangan pada masyarakat rentan khususnya difabel, perempuan dan wanita kepala keluarga menuntun mereka untuk turut berperan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh kelompok rentan tersebut. Maybank foundation meyakini, permasalahan keuangan yang dihadapi oleh masyarakat sangat berpotensi menjadi akar yang menyuburkan permasalahan-permasalahan sosial lainnya. Bersama People Systems consultancy (PSC) kemudian Maybank memulai misi tersebut sepuluh tahun yang lalu, di mana mereka menyelenggarakan pilot project yang menyasar para pengusaha-pengusaha mikro di Malaysia.
Sebanyak 40 peserta terbaik, hanya dalam beberapa bulan setelah mengikuti pelatihan keuangan Maybank, berhasil meningkatkan penghasilan hingga 411,7%. Angka ini dinilai sangatlah besar dan menolong para peserta, yang berlatar belakang difabel dan kelompok rentan lainnya untuk akhirnya keluar dari kompleksitas permasalahan sosial yang berakar pada kesulitan ekonomi. Mereka menyebut program itu sebagai Reach Independence and Sustainable Entrepreneurship (RICE) yang berkat keberhasilannya dalam memberdayakan masyarakat sasaran, disetujui untuk terus dilaksanakan.
Hingga Juli 2017, di mana gelombang kedua dari RISE diselenggarakan, program ini telah memberdayakan 1.866 peserta yang berasal dari kalangan masyarakat yang membutuhkan, yang terdiri dari 1.400 peserta di Malaysia, 211 peserta di Indonesia, dan 255 peserta di Filipina. Menurut data yang dikumpulkan oleh Maybank dan PSC, rata-rata peserta yang telah mengikuti pelatihan keuangan mengalami peningkatan pendapatan 356,4% di Malaysia, 351,8% di Indonesia dan 565,0% di Filipina. Program RISE saat ini menapaki gelombang ketiga dan menargetkan pemberdayaan bagi 4.000 peserta di 4 negara, yang terdiri dari Malaysia (800), Indonesia (2.000), Filipina (1.000), dan Laos (200).
Sejak dimulainya pada tahun 2015, program RICE telah melalui perjalanan yang panjang. Pada Juli 2017 di Indonesia, Oktober 2017 di Malaysia, dan November 2017 di Filipina, RICE kembali diselenggarakan dalam gelombang ketiga dan menjangkau semakin banyak kelompok rentan.
Khususnya bagi masyarakat difabel, Maybank dan PSC telah menaruh perhatian yang lebih ekstra mengingat kebanyakan dari difabel biasanya berprofesi sebagai pengusaha kecil dan menengah. Ini sejalan dengan pernyataan Cici (mentor PSC) dalam hari pertama pelatihan RISE cabang Sulawesi, “kebanyakan dari disabilitas kan memang bekerja sebagai pengusaha, membuat usaha sendiri, bukan bekerja di bawah kepemimpinan orang lain. Makanya makin banyak tahu strategi keuangan, makin tinggi kemungkinan untuk menjadi sukses.”
RISE cabang Sulawesi itu berlangsung mulai dari 24 Februari 2025 sampai dengan 28 Februari 2025. Khusus pada penyelenggaraan bulan Februari, Maybank dan PSC menyasar para pengusaha menengah yang telah memiliki usaha dan rutin mengelola keuangan. Mereka menyebut program itu dengan istilah RISE standar, di mana para peserta diajak untuk merefleksikan usaha yang mereka miliki dan bagaimana mereka bisa membangun usaha ini menjadi sesuatu yang lebih besar dan lebih memberdayakan.
“Ada banyak cara-cara unik, penggabungan dua usaha, penggunaan kata tertentu dan juga kontrol pola pikir yang sangat berpengaruh bagi usaha kita. Dan bapak ibu harus memahami itu dengan baik. Misal untuk bapak yang punya usaha pijat, kan banyak nih yang usahanya sama, sama-sama pijat. Pertanyaannya adalah bagaimana kita menjadi unik, menjadi berkesan, menjadi yang terbaik. Biar pelanggan memilih jasa kita bukan jasa yang lain. Tentu menjadi terbaik itu bukan hanya lewat cara harga yang paling murah. Masih banyak cara yang lain,” ujar Medi, pada hari pertama pelatihan RISE standar cabang Sulawesi (24/02/2025).
Pelatihan yang berjalan selama lima hari itu juga dilengkapi dengan modul ajar, yang dapat diisi dan dipelajari oleh masing-masing peserta. Sebelum hari penyelenggaraan pelatihan keuangan, PSC dan Maybank sebelumnya telah menyelenggarakan training pengenalan Zoom dan bahan ajar yang bertujuan untuk memastikan seluruh peserta memahami cara kerja aplikasi yang digunakan, sehingga dapat mengikuti pembelajaran dengan seksama.
Selain menyasar masyarakat difabel, RISE standar cabang Sulawesi juga diperuntukkan bagi orang tua dengan anak difabel. Maybank menganggap, difabel ragam tertentu membutuhkan support ekstra dari orang tua dan atau keluarga dalam mengembangkan usaha. Maka dari itu pelatihan tidak hanya diberikan kepada individu difabelnya, tetapi juga diberikan kepada orang tua yang diharapkan kedepannya dapat membimbing individu difabel untuk mencapai kesuksesan ekonomi mereka.
Seperti yang diyakini oleh Maybank Foundation, permasalahan ekonomi memang kerab menjadi akar permasalahan lain yang dihadapi oleh difabel. Akses pada layanan kesehatan yang sulit, rendahnya tingkat pendidikan dan sampai dengan kurangnya kemampuan tampil bersih menarik pun dipengaruhi oleh permasalahan ekonomi. Akhir-akhir ini sejumlah pihak, salah satunya seperti Maybank mengadakan program-program yang berusaha untuk memberdayakan pengusaha kecil dan menengah dari kalangan difabel. Pembelajaran terkait literasi keuangan, pengelolaan usaha sampai dengan ekonomi digital kerab diberikan. Ini sangat relefan dengan realita yang dihadapi oleh masyarakat difabel kebanyakan, di mana mereka mengalami penurunan omset usaha yang akhirnya berimbas pada kemampuan mereka bertahan di tengah masyarakat dengan pekerjaan yang aman dan bermartabat.
“Tantangan kami, orang tua dengan anak berkebutuhan khusus adalah meyakinkan penerima kerja bahwa anak kami ini juga bisa bekerja. Kan yang penting mereka diberi intruksi yang jelas, mereka bisa-bisa saja mengerjakan hal yang ditugaskan secara berulang-ulang dengan baik. Tapi belum banyak perusahaan yang memberi kepercayaan itu. Makanya pelatihan seperti ini bagus ya, karena bukan hanya menyasar disabilitas, melainkan memberi kesempatan juga untuk orang tua dari anak berkebutuhan khusus untuk ikut belajar. Biar kami bisa membimbing anak kami untuk menjalankan usaha, bukan bergantung pada perusahaan,” ujar Rasna (orang tua anak disabilitas, peserta RICE cabang Sulawesi Selatan) pada wawancara yang dilakukan solidernews (11/03/2025).
Hal serupa juga disampaikan oleh orang tua anak disabilitas lain yang namanya tidak ingin disebutkan dalam tulisan, di mana ia merasa pelatihan ini sangatlah bermanfaat karena juga melibatkan orang tua. Menurut pengalamannya setelah belasan tahun membesarkan anaknya yang adalah individu autistik, harapan untuk masa depan anak dengan disabilitas intelektual adalah menjadi seorang pengusaha. Sayangnya, selama ini pelatihan kewirausahaan yang diberikan tak mampu menyediakan bahan ajar yang inklusif. RICE ini menawarkan jalan keluar, melalui orang tua anak disabilitas, yang nantinya akan menerjemahkan ilmu itu dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak mereka.
“Kalau soal penghasilan, saya juga belum terlalu merasakan ya. Karena ini kan baru sekitar dua minggu kurang setelah pelatihan yang saya ikuti. Nah tapi dari sisi ide usaha, itu jelas. Jauh lebih banyak setelah mengikuti pelatihan. Selain kita diajari cara me-manage keuangan pribadi, keuangan usaha. Kita juga diajari cara memasarkan prodak dengan kreatif, membangun hubungan dengan pelanggan yang intimate dan masih banyak lagi. Itu membuat saya bisa banyak berinovasi dan semoga dampaknya bisa terlihat ke usaha saya,” sambung Ruddin (disabilitas fisik, peserta pelatihan) dalam kesempatan yang sama.
Kedepannya, Maybank dan PSC juga akan melaksanakan RICE pemula cabang Sulawesi dan kemungkinan besar akan terus memberi dampak positif, khususnya dalam bidang keuangan, pada masyarakat difabel di Indonesia. Jika merujuk data yang dikumpulkan Maybank mengenai peningkatan penghasilan peserta pelatihan RICE, kita setidaknya dapat optimis bahwa kemudian sebanyak 2000 difabel peserta RISE di Indonesia akan lebih berdaya dan mengalami peningkatan hasil usaha.[]
Reporter: Nabila May
Editor : Ajiwan