Views: 5
Solidernews.com – Di era digital ini, aksesibilitas website merupakan aspek penting yang harus diperhatikan, terutama bagi situs-situs yang menyediakan layanan publik seperti Pengadilan Negeri Yogyakarta. Partisipasi publik tentunya menjadi acuan utama, bila sebuah website layanan publik itu di buat. Terutama kemudahan partisipasi bagi masyarakat difabel dengan berbagai ragamnya.
Pada artikel kali ini saya akan mengulas bagaimana fitur aksesibilitas dan kemudahan akses website Pengadilan Negeri Yogyakarta: https://pn-yogyakota.go.id/pnyk/. Di sini yang akan menjadi acuan review adalah kemudahan aksesnya bagi masyarakat difabel, khususnya difabel netra. Saya menggunakan screen reader NVDA, untuk menjelajahi aksesibilitas, layanan, dan berbagai menu pada website ini. Nah, gimana hasilnya? Mari kita bahas!
Tampilan dan Struktur Navigasi
Website Pengadilan Negeri Yogyakarta memiliki tampilan yang sederhana dengan perpaduan warna terakota (percampuran merah dan oranye/seperti warna batu bata) dan mustard (seperti warna kunyit atau buah labu), yang membuat website ini cukup menarik dan nyaman untuk dilihat. Secara umum, desainnya responsif dan cepat dalam memuat halaman. Navigasi utama terletak di bagian atas situs dengan menu-menu yang mudah diakses. Pengguna dapat dengan mudah menemukan informasi tentang perkara, layanan pengadilan, hingga berita terkini yang disediakan oleh pihak pengadilan.
Nah, website Pengadilan Negri Yogyakarta ini sudah mengadopsi WAI Web Content Accessibility Guidelines (WCAG) 2.0, sebagaimana yang tercantum di bagian atas website. Selain itu, bila kita membuka menu “Tentang Pengadilan” maka di situ juga dijelaskan kalau website ini sudah mengadopsi fitur dan ketentuan aksesibilitas. Berangkat dari hal tersebut tentunya kemudahan akses sudah sangat terasa saat saya membuka website pengadilan ini.
Saat bernavigasi menggunakan keyboarding dengan menelusuri “link” dengan menekan tombol K, “Heading” dengan menekan tombol H, menelusuri manual pakai tombol tab dan panah atas, bawah, kiri, dan kanan, bisa dibilang kalau website ini sudah lumayan baik untuk navigasi menggunakan screen reader yang sering digunakan difabel netra. Baik menggunakan screen reader NVDA atau JAWS.
Selain itu, Pada review kali ini saya juga mengajak beberapa kawan difabel. Salah satunya Yusuf, difabel netra, lulusan UIN Sunan Kalijaga. “Menurutku website ini secara umum bisa kita akses, mas. Walau pun belum bisa dikatakann aksesibel friendly secara penuh bagi user difabel netra, sih.”
“Tidak hanya itu, pada website-nya sudah dijelaskan kalau dirancang menggunakan html 5, css 3/ Styling, and Semantics, terus dilengkapi juga dengan Web Content Accessibility Guidelines 2.0. Jadi, lumayan lah secara aksesibilitas website-nya,” Imbuh Yusuf pada diskusi 04 Oktober 2024.
Aksesibilitas untuk Pengguna Difabel Netra
Salah satu standar aksesibilitas yang penting adalah kemudahan bagi pengguna difabel netra, terutama mereka yang menggunakan screen reader. Mulai untuk smartphone seperti talkback, voiceover, Jishuo, dan sebagainya. Sedangkan untuk PC/Laptop, seperti Voiceover, NVDA, dan JAWS. Di mana teknologi tersebut merupakan aplikasi yang mengubah informasi visual menjadi bentuk audio, yang membantu difabel netra mengakses gawai.
Berdasarkan review yang saya lakukan, sebagai difabel netra dengan kategori blind people , website Pengadilan Negeri Yogyakarta masih memiliki beberapa kekurangan yang perlu dibenahi. Meski secara umum memang sudah bisa diakses secara mudah.
Saya mulai mengakses soal berita, layanan publik, layanan hukum, jadwal sidang, penelusuran perkara SIPP (Sistem Informasi Penelusuran Perkara), dan sebagainya. Nah, secara global sebenarnya saya bisa akses dengan leluasa. Tapi memang ada beberapa hal kendala yang minor saya temukan.
Pertama, tidak semua elemen pada website ini ramah terhadap screen reader. Beberapa elemen navigasi dan gambar tidak disertai dengan teks alternatif (alt text) yang merupakan standar aksesibilitas untuk membantu pengguna memahami konten visual yang ada di situs. Misalnya, pada gambar banner atau ikon tertentu, pengguna screen reader tidak mendapatkan informasi yang cukup, sehingga saya kesulitan memahami konten tersebut.
Kedua, struktur heading yang seharusnya memandu pengguna untuk menavigasi konten dengan mudah juga masih kurang konsisten. Heading yang jelas dan terstruktur (dengan H1, H2, H3 yang tepat) sangat penting untuk pengguna screen reader, karena alat bantu ini mengandalkan struktur tersebut untuk memandu pengguna melompat dari satu bagian konten ke bagian lainnya. Beberapa halaman di website ini tidak memiliki struktur heading yang baik, yang membuat pengguna screen reader akan lumayan kesulitan memahami hierarki informasi.
Ketiga, secara fasilitas screen reader bawaan dari website sudah bisa lumayan membantu. Fitur ini bisa diakses yang letaknya berada di bagian paling bawah halaman. Silahkan kalau mau mencoba, bisa pilih artikel yang mau dibaca, lalu pergi ke bagian bawah dengan bernavigasi mengunakan tombol tab atau huruf B. Silakan cari icon untuk Play Screen reader. Bila sudah ketemu, silahkan tekan enter atau space. Atau mudahnya pakai shortcut Alt + P.
Keempat, ada beberapa tatanan elemen tombol menu yang kurang sederhana. Jadi, pengguna screen reader seperti NVDA harus paham sekali soal keyboarding. Sebab bila tidak bisa pakai tombol navigasi panah, kita harus mencoba pakai tombol tab, atau kadang pakai beberapa kombinasi tombol untuk mudah menelusuri fitur dan menu yang ada.
“Memang ada juga perbedaan ketika saya akses lewat Hp dengan Laptop, mas. Kalau pakai talkback entah mengapa saat klik salah satu elemen, kadang kursornya itu loncat-loncat. Jadi, kenyamanan saat pakai talkback lumayan sedikit terganggu,” tutur Yusuf menambahkan penemuannya.
Nah, untuk menggali lebih dalam tentang fitur yang bisa digunakan oleh kawan-kawan difabel, kita bisa mengakses menu “Keyboard AccessKey Difabel,” yang di dalamnya berisi Petunjuk jalan pintas/shortcut keyboard bagi difabel mandiri. Bisa kita cari dengan menggunakan navigasi link dengan menekan tombol (K). Di sini mulai soal pembesaran teks, kombinasi shortcut, screen reader bawaan website, dan sebagainya dijelaskan secara mudah. Tinggal kita pahami pelan-pelan.
Rekomendasi Perbaikan
Berdasarkan review yang saya lakukan, terdapat beberapa langkah perbaikan yang dapat diambil oleh Pengadilan Negeri Yogyakarta untuk meningkatkan aksesibilitas website mereka, yaitu:
- Menambahkan teks alternatif pada gambar dan elemen visual lainnya, secara lebih detail, agar pengguna screen reader dapat memahami konten dengan lebih baik.
- Meningkatkan konsistensi dari struktur heading pada setiap halaman untuk memudahkan navigasi pengguna screen reader. Di mulai dengan H1 untuk judul utama, H2 anak judul, H3, dan seterusnya.
- Meningkatkan operabilitas, kemudahan penyusunan elemen, pada situs web agar lebih ramah terhadap pengguna keyboard dan screen reader.[]
Penulis : Wachid Hamdan
Editor : Ajiwan