Views: 18
Solidernews.com – Melalui berbagai usaha, para difabel Indonesia melakukan upaya untuk membela dan mempertahankan hak. Sebagaimana amanat dari UU. No. 8 Tahun 2016 dan PP. No. 52 Tahun 2019, yang pokok inti pembahasannya adalah tentang penyandang disabilitas dan kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas. Yakni, meliputi aspek sosial, politik, ekonomi, kesehatan, dan akses pendidikan yang harus diadakan dengan tanpa diskriminasi pada difabel, tentu mulai menjadi kesadaran bersama.
Merespons hal tersebut, Kopi Egalita melalui semangat dari Yayasan Dria Manunggal Indonesia yang berfokus pada pemberdayaan difabel untuk transformasi sosial guna meningkatkan taraf kompetensi difabel, Kopi Egalita perlahan demi perlahan menunjukkan kekuatan dan pemberdayaannya. Melalui pelatihan barista untuk Difabel Netra, Kopi Egalita dan Yayasan Dria Manunggal Indonesia dengan fokus mendukung difabel netra untuk berkembang dengan keahlian baru. Agenda ini pun diresmikan dan dibuka pada hari, Kamis 20 Juni 2024, di Kopi Egalita yang beralamatkan di Jalan Wates, Gg. Lurik Kingkin Jl. Nitipuran No.1 RT 08, Ngestiharjo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55182.
“Saya yakin, bila difabel netra mampu untuk berjuang dan bersaing pada profesi barista. Seperti yang Kopi Egalita lakukan pada hari ini dengan mengadakan dan meresmikan pelatihan barista untuk difabel netra,” ujar Rizal Asad selaku ketua pelaksana pelatihan acara saat ia mewakili sambutan dari panitia.
Acara Grand Opening pelatihan barista untuk difabel netra dimulai pada pukul 15.20, dibuka dengan pementasan seni dari sahabat-sahabat difabel Egalita. Suasana hangat, keadaan kafe yang elegan, dan suguhan kopi dari Egalita ini memberikan pengalaman dan mindblowing pada hadirin. Sebab kopi yang diminum merupakan karya dari barista difabel netra.
Menawarkan potensi keahlian baru
Saat solidernews.com berkesempatan bertemu dengan Irwan selaku CEO dari Kopi Egalita ini, beliau menceritakan salah satu faktor yang mendasari diadakannya pelatihan ini adalah untuk menawarkan keahlian baru. Sebab ia yakin, kalau difabel netra itu juga bisa mahir dan bersaing di dunia kopi. Karena tingkat pengecap, fokus, dan peresapan rasa itu lebih kuat. Dari hal itu, ia akhirnya mencetuskan ide pelatihan ini dalam wujud pelatihan barista untuk difabel netra yang diresmikan pada 20/06/2024.
“Saya yakin kalau keahlian dalam meracik kopi juga dapat dimiliki oleh difabel netra. Sebab menurut saya kopi, meracik, dan berbisnis di dalam kopi itu sendiri tidak hanya milik masyarakat nondifabel. Para difabel, khususnya difabel netra juga bisa berkontribusi dan bersaing dalam bisnis ini. Tinggal bagaimana formulasi sebuah ilmu itu dikemas. Maka, saya dan sahabat-sahabat Egalita dan Yayasan Dria Manunggal memutuskan untuk mengadakan pelatihan ini, untuk mewujudkan formulasi tadi,” imbuh Irwan selaku CEO dari Kopi Egalita pada 20/06/2024.
Tentu Irwan memulai pelatihan ini tidak asal jalan. Sebab ia juga memiliki kedekatan dan praktisi dalam bisnis kopi ini melalui Kopi Egalita. Sebagai Difabel Netra, ia tidak mau hanya berpangku tangan. Ia terus berjuang dan berusaha merealisasikan mimpi Egalita untuk menciptakan sebuah bisnis yang kapable untuk difabel dalam ranah baru. Maka, dengan keahlian dan kemahirannya di kopi, akhirnya ia menelurkan semangat tersebut dalam pelatihan barista untuk difabel netra.
Terus berproses, lalu menggapai mimpi
Selain Irwan selaku CEO Egalita, Setia Adi yang merupakan ketua yayasan Dria Manunggal mengamini pandangan dari Irwan. Ia menegaskan bahwa potensi difabel netra ini tidak bisa diremehkan begitu saja. Tentu dengan keahlian, pelatihan, dan proses dari difabel netra itu sendiri ia yakin kalau mereka pasti bisa mewujudkan skill baru bagi difabel netra.
Selain itu, Sigit selaku peserta dari pelatihan ini juga menegaskan bahwa proses menjadi barista itu tidaklah mudah. Ia yang merupakan difabel netra kategori Lowvision berat harus berjuang lebih. Karena berbagai suport, percobaan, dan keyakinan akhirnya ia mampu menjadi perwakilan dari peserta yang berjumlah 5 orang untuk menjadi presentator dan demo untuk membuat kopi dengan keadaanya yang difabel.
“ya, tantangannya itu harus melawan ketakutan diri sendiri, mas. Selain itu kejelian, akurasi timbangan, dan ukuran air untuk menyeduh di mesin harus diperhatikan cermat. Sebab kalau salah, rasa kopinya akan ndak maksimal,” imbuh Sigit selaku peserta pada 20/06/2024.
Acara diresmikan oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta
Grand Opening sore hari ini dihadiri dari berbagai kalangan. Lembaga, organisasi, dan aktifis difabel turut menyemarakan pembukaan pelatihan barista bagi difabel netra ini. Termasuk tamu tersebut adalah Dinas Pariwisata Yogyakarta yang diminta untuk menjadi Keynote speaker serta Opening Ceremony “Hak hidup dan kontribusi hidup difabel”.
Meski pelatihan ini baru menjaring difabel netra kategori lowvision, dalam sambutannya Setia Adi Purwanto menyatakan ini adalah permulaan. Karena ia dan rekan Egalita bersama Yayasan Dria Manunggal Indonesia tengah menyiapkan prasarana, strategi, dan akomodasi untuk memberikan pelatihan barista untuk difabel netra secara menyeluruh. Baik lowvision maupun totally bland (tidak bisa melihat sama sekali).
Pada sambutannya, perwakilan dari Dinas Pariwisata Yogyakarta, menyatakan begitu bangga pada aktivitas yang dilakukan oleh Kopi Egalita selaku badan usaha dari Yayasan Dria Manunggal Indonesia. Diadakannya pelatihan dan pengembangan skill barista yang dilakukan oleh difabel netra menurut perwakilan dinas tersebut bisa menjadi daya tarik wisata, bagi penikmat kopi. Selain itu juga menjadi contoh bahwa difabel netra juga dapat bersaing dalam dunia bisnis kopi sebagai barista.
“Saya harap kegiatan ini bisa menjadi hal yang rutin setahun sekali. Sebab ini akan menjadi daya tarik khusus di bidang wisata kopi. Karena ini bisa meningkatkan keahlian tunanetra khususnya. Selain itu, saya kira ini mampu untuk ikut pameran di Jogja E-kraft di oktober nanti,” ujar Elia selaku perwakilan Dinas Pariwisata Yogyakarta.[]
Reporter: Wachid Hamdan
Editor : Ajiwan Arief