Views: 1711
Solidernews.com –Menurut dokter ahli, latar belakang kondisi disleksia melibatkan faktor genetik dan neurobiologis yang mempengaruhi perkembangan kemampuan membaca dan menulis. Kecenderungan genetik dapat ditemukan dalam riwayat keluarga, sementara perbedaan dalam struktur dan fungsi otak, terutama di area yang terlibat dalam pemrosesan bahasa, juga berkontribusi pada kondisi ini. Dokter ahli juga menyoroti pentingnya pengenalan dini dan intervensi pendidikan yang tepat dalam mengelola disleksia, mengingat faktor lingkungan dan pembelajaran juga memiliki peran yang signifikan.
Disleksia adalah gangguan pembelajaran yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam membaca, mengeja, dan menulis, meskipun memiliki kecerdasan normal dan mendapat pengajaran yang memadai.
Film “Taare Zameen Par” menghadirkan sebuah kisah mendalam yang mengupas kehidupan seorang anak bernama Ishaan Awasthi, yang dihadapkan pada ketidakmampuan belajar akademis, lebih tepatnya disleksia. Sebelum mengetahui kondisinya, kehidupan Ishaan dipenuhi dengan rasa frustasi, ketidak mengertian, dan kesepian, menciptakan bayang-bayang kegelapan dalam dirinya.
Sebelum Mengetahui
Perlakuan orang tua sebelum menyadari bahwa Ishaan mengalami disleksia, orang tua Ishaan terlihat frustrasi dan kecewa terhadap kemampuannya yang rendah di sekolah. Mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami akar permasalahan Ishaan, menyebabkan ketidaknyamanan dan ketegangan dalam hubungan keluarga.
sementara guru di sekolah Ishaan, tanpa menyadari kondisinya, sering menunjukkan kekecewaan terhadap prestasi akademisnya yang rendah. Kegagalan dalam memahami bahwa Ishaan memiliki keunikan dan potensi yang belum terungkap membuatnya merasa terpinggirkan dan tidak dihargai.
Dari sisi lingkungan sebaya, teman sekelasnya sebelumnya mungkin tidak mengerti mengapa Ishaan kesulitan membaca dan menulis. Mereka mungkin tidak melihat melampaui prestasi akademisnya dan mungkin bahkan turut memberikan tekanan dan ejekan, menciptakan isolasi sosial.
Setelah Mengetahui:
Perlakuan Orang Tua: Kepedulian dan dukungan orang tua Ishaan menjadi kunci utama setelah mengetahui bahwa anak mereka mengalami disleksia. Mereka belajar untuk memahami dan menerima keunikan Ishaan, memberikan dukungan tanpa syarat untuk membantunya berkembang.
Peran Guru Ram Shankar Nikumbh sangat menonjol setelah mengetahui kondisi Ishaan. Guru Nikumbh tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga mentor yang memahami cara terbaik untuk membimbing Ishaan dan mengembangkan potensinya.
Perlakuan Teman-Teman Sekolah
Kesadaran akan kondisi Ishaan membawa perubahan sikap di antara teman-teman sekelasnya. Mereka mulai menghargai perbedaan dan memberikan dukungan, menciptakan lingkungan yang inklusif.
Film ini memetakan perjalanan yang menyentuh hati, dari ketidakmengertian menjadi penerimaan dan dukungan. Ini mengingatkan kita bahwa kesadaran dan pemahaman adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan peduli. “Taare Zameen Par” bukan hanya film, tetapi cermin bagi kita untuk merenung tentang bagaimana kita memperlakukan sesama, terutama mereka yang berjuang dengan tantangan khusus.
Secara pribadi, saya terkesan dengan kekuatan positif perubahan yang bisa terjadi ketika kita memahami dan mendukung satu sama lain. Film ini merangsang empati dan memberikan dorongan untuk membawa perubahan positif dalam hidup orang di sekitar kita.[]
Penulis: Apipudin
Editor : Ajiwan