Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Rania Naura Anindhita: Difabel Tuli di Balik Inovasi Eco Lindi

Views: 8

Solidernews.com- Rabu (28/8) kemarin, di tengah gemuruh tepuk tangan di Grha Sabha Pramana UGM, seorang perempuan muda berdiri dengan penuh kebanggaan. Rania Naura Anindhita, seorang mahasiswa Fakultas Biologi dari program International Undergraduate Program (IUP) angkatan 2019. Baru saja meraih gelar sarjana sains internasional B.Sc. dan penghargaan bergengsi Outstanding Research atas penelitiannya yang inovatif yaitu Eco Lindi.

 

Selain prestasi yang membanggakan, hal lain yang membuat pencapaian ini semakin istimewa adalah bahwa Rania merupakan seorang difabel dengan tuli parsial, yang berhasil melampaui berbagai batasan untuk mencapai kesuksesan.

 

Rania mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini, yang menurutnya bukan sekadar sebuah gelar, tetapi juga sebuah perubahan besar. “Saya merasa bersyukur atas pencapaian ini karena penghargaan ini diberikan karena dampak penelitian saya terhadap masyarakat,” tutur Rania dengan penuh rasa bangga.

 

Eco Lindi, hasil penelitian yang telah dikerjakan Rania sejak tahun 2021, merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan limbah cair. Berbeda dengan pendekatan konvensional, Eco Lindi memanfaatkan limbah cair untuk mengurangi bau busuk sampah, menjadikannya solusi praktis yang dapat diterapkan dalam waktu singkat.

 

Meski demikian, perjalanan Rania dalam mengembangkan Eco Lindi bukanlah tanpa tantangan. “Pada awalnya, penelitian ini dianggap skeptis oleh banyak orang. Namun, dengan ketekunan, saya berhasil mendemonstrasikan aplikasinya dan perlahan-lahan mengubah skeptisisme tersebut menjadi pengakuan,” ungkap Rania.

 

Dukungan dari lingkungan kampus, baik secara akademik maupun fasilitas, turut memainkan peran penting bagi keberhasilan Rania. UGM, khususnya Fakultas Biologi, memberikan ruang yang luas bagi Rania untuk mengembangkan Eco Lindi. Bahkan, Rania menjadi mahasiswa pertama di fakultasnya yang menyelesaikan studi dengan format tugas akhir yang berfokus pada proyek penelitian yang sedang berjalan.

 

“Saya merasa sangat didukung oleh fakultas, terutama ketika saya diundang sebagai pembicara dalam proyek KKN untuk mendemonstrasikan Eco Lindi. Ini adalah bentuk pengakuan yang sangat besar atas penelitian saya untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat,” tambahnya.

 

Tidak hanya berprestasi secara akademik, Rania juga menjadi inspirasi dan motivasi bagi mahasiswa difabel lainnya. Pesannya kepada mereka yang sedang menempuh pendidikan tinggi adalah jangan pernah beranggapan bahwa kekurangan kita menjadi alasan mengapa kita tidak mampu melakukan sesuatu.

 

Kepada solidernews ia berpesan “Saya percaya bahwa keunikan yang kita miliki sebagai individu, khususnya difabel, harus dimanfaatkan dan memainkan peran penting untuk menghasilkan sebuah karya. Fokus saja pada apa yang bisa dilakukan dan tunjukkan pada dunia apa yang bisa kita lakukan” pintanya.

 

Rania Naura Anindhita telah membuktikan bahwa kondisi difabel tidak menjadi penghalang untuk meraih prestasi. Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, ia tidak hanya berhasil menaklukkan berbagai tantangan akademik, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui inovasi Eco Lindi. Kisah Rania adalah bukti bahwa keberanian untuk bermimpi dan berinovasi dapat mengubah dunia, sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya para difabel, untuk tetap berjuang dan terus berkarya.[]

 

Reporter: Bima Indra

Editor      : Ajiwan Arief

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air