Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Sumber: Carimakan.com

Ramadhan: Menyulam Hemat, Merajut Doa, dan Cara Bertahan Para Ibu Difabel Netra

Views: 19

Solidernews.com – Di tengah lonjakan harga kebutuhan pokok di bulan Ramadhan, Solidernews mendalami kisah  dari dua narasumber perempuan difabel netra dan cara mereka tetap bertahan. Narasumber pertama, yang kami sebut ILW, diwawancarai melalui sambungan telepon pada 10 Maret 2025, sedangkan narasumber kedua, bernama Gaby, berbagi pengalamannya melalui WhatsApp pada 12 Maret 2025.

ILW, seorang ibu tunggal yang bekerja sebagai pegawai non-ASN di salah satu lembaga Pemprov Sulsel, menceritakan dengan jujur tantangan yang harus dihadapinya. “Kalau saya itu, mau bagaimana lagi? Kita mau protes, tapi harga sudah terlanjur naik. Jadi, cara saya adalah dengan menghemat. Misalnya, ketika saya membeli sayur—seperti kangkung yang harganya sekarang sekitar 5 ribu untuk tiga ikat—padahal satu ikat itu hanya cukup untuk satu kali makan. Saya membaginya untuk dua kali makan supaya bisa  betul-betul menghemat. Apalagi waktu puasa ini, kita butuh  makan toh  untuk buka puasa sama sahur,” ujarnya.

Lebih jauh, ILW mengungkapkan kepasrahan hatinya kepada Tuhan sebagai sumber kekuatan. “Saya, kalau memang lagi kondisi di mana tidak ada sama sekali uangku, saya berdoa sama Allah. Ya Allah, saya lagi butuh uang ini. Kalau Engkau saja yang maha kuasa tidak bantu saya, kemana lagi saya harus meminta?.” Sesederhana ituji doaku. Terus, percaya tidak percaya, ada-ada saja, pasti orang baik yang tolong. Entah pas di kantor ada yang  tanya, “Eh, anakmu di mana, lagi di rumah, pak. Ndak saya bawa.” Seketika, teman kantor itu menyodorkan beberapa rupiah; terus saya tanya, “Ini untuk apa, pak?” “Itu untuk anakmu.” Atau tiba-tiba saja ada teman yang kasih. Jadi, kalau saya ditanya, bagaimana saya jalani hidup dan bertahan, saya cuma mau bilang, “ada tuhanku yang jamin hidupku,” tegasnya dengan penuh keyakinan.

Tak hanya itu, ILW juga merasakan dampak dari kebijakan baru yang membuat gajinya terjun bebas. “Dulu, gajiku  itu 3,3 juta. Tapi sekarang tinggal 2 juta—itu lagi tidak sampaimi dua juta karena masih dipotong biaya BPJS,” ungkapnya. Ia pun menjelaskan, “Dulu, disabilitas dianggap sebagai tenaga ahli sesuai yang tertulis di SK, tapi sekarang istilah itu sudah tidak ada lagi, jadi gajinya disetarakan. Misalnya, lulusan SMA yang dulu gajinya 1,5 juta tapi ada kebijakan jamannya Jokowi, dinaikkan sampai  2 juta, sedangkan lulusan S1 dapat 2,5 juta. Karena saya  lulusan SMA, gajiku  sudah disetarakan dengan pegawai lain yang juga lulusan SMA.” Dengan gaji yang pas-pasan, ia harus berpikir ekstra agar dirinya dan anaknya tetap bisa makan layak. ILW mengakui bahwa sebelum Ramadhan, penghematan masih terasa mungkin, namun ketika Ramadhan tiba, pilihan menjadi lebih terbatas. “Sebelum Ramadhan, kita masih bisa beli ikan sama sayurnya. tapi, kalau Ramadhan tiba, kita harus  cari cara supaya tetap bisa makan meski tidak seperti biasanya. Misalnya, kita hanya membeli ayam—yang berarti tidak lagi menyantap sayur—atau memilih membeli ayam goreng lengkap dengan lalapannya. Setiap pilihan yang diambil,  pasti ada yang harus dikorbankan,” jelasnya.

Di sisi lain, Gaby, yang memiliki dua anak dan suami yang juga difabel netra sepertinya, menyampaikan pengalamannya dengan gaya yang sederhana namun penuh makna. “Kalau saya toh mending, misalnya, uang yang kupegang itu limaratus ribu, budget yang dikasih sama suami, setengah untuk belanja dan setengahnya lagi  saya simpan untuk jaga-jaga. Saya pilih beli sayur dan buah ke toko sayur atau pasar. Jadi beli ke toko  swalayan untuk stok beberapa minggu.”

Saat ditanya tentang cara menjaga kesehatan mental di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga dan mengurus dua anak, Gaby berkata, “dibawa santai saja. Kalau saya sih sederhana saja.”

Ia menambahkan bahwa biasanya ia keluar sebentar untuk menghilangkan penat. “Yang penting sudah keluar sebentar jalan-jalan, melihat keramaian, melihat kendaraan berlalu lalang itu sudah cukup.”

Kemudian, Ia juga mengingatkan agar tidak merasa terbebani oleh perbedaan kemampuan penglihatan. Menurutnya, meskipun ada yang masih memiliki sisa penglihatan, pengalaman menunjukkan bahwa seringkali mereka yang benar-benar difabel netra total justru lebih telaten dalam mengurus rumah dan anak. “Jadi, apapun yang terjadi, kita bawa santai saja, jangan suka menunda pekerjaan, dan teman-teman yang totally blind jangan pernah merasa minder karena terkadang yang total lebih gercep dari yang law vision dalam mengurusi rumah dan anak,” pungkasnya.

Kisah ILW dan Gaby menunjukkan betapa gigihnya mereka dalam mengelola keuangan dan menjaga semangat hidup di tengah berbagai tantangan. Lewat penghematan yang cermat, doa yang tulus, dan sikap santai dalam menjalani hari, mereka membuktikan bahwa setiap tantangan bisa dihadapi dengan keberanian dan keyakinan.

Walaupun ILW misalnya,  harus  menghadapi banyak sekali tantangan, seperti menjadi tulang punggung keluarga, orang tua tunggal, kondisi difabel, dan perempuan lagi. Namun ia, tidak pernah lepas dari kepasrahan penuh kepada Allah.

Sedangkan Gaby mengajarkan kepada kita semua bahwa hidup itu sejatinya mudah dan harus dibawa santai. Uang yang ada harus kita atur sebaik mungkin dan jangan lupa untuk tetap menyisihkan sebagian yang  kita pegang agar ada simpanan untuk menjaga segala kemungkinan yang akan terjadi.

Fenomena tersebut adalah fakta yang terjadi di masyarakat. Warga difabel di negara ini semakin hidup dalam kerentanan, mereka harus berjuang demi bertahan hidup ditengah ketidaknyamanan dan berbagai fenomena ekonomi yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Dalam hal ini, pemerintah sebagai pemegang kebijakan harus berpihak pada rakyat kecil, termasuk rumah tangga difabel yang semakin hari hidup semakin terhimpit.[]

 

Reporter: Andi Syam

Editor     : Ajiwan  

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content