Views: 8
Solidernews.com – Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin mengadakan kegiatan nonton bareng (nobar) yang kali ini mengangkat pertandingan sepak bola antara Tim Nasional Indonesia melawan Jepang, yang berlangsung pada Selasa (10/06)/2025. Acara nobar digelar di Taman Inklusif Jalinan Jiwa, Universitas Hasanuddin, dan dihadiri oleh Kepala Pusat Disabilitas, staf, mahasiswa difabel, serta relawan Teman Difabel.
Kegiatan nobar ini diselenggarakan bertepatan dengan rangkaian kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 yang sedang berlangsung, di mana Timnas Indonesia tengah berjuang keras untuk merebut tiket menuju putaran final. Saat ini, Indonesia menempati posisi keempat di Grup A babak kualifikasi zona Asia dengan perolehan poin yang cukup ketat dibandingkan pesaing-pesaingnya. Beberapa pertandingan yang akan datang menjadi sangat krusial untuk menentukan peluang Indonesia melaju ke babak selanjutnya.
Acara ini juga dihadiri oleh beberapa mahasiswa Tuli, yang turut merasakan semangat nobar dengan cara unik mereka sendiri. Fitrah Ramadhan, seorang mahasiswa Tuli dalam wawancara bersama solidernews (11/06/2025) dengan sangat senang berbagi pengalamannya dalam mengikuti nobar Pusdis.
“Saat menonton bola, teman Tuli tak membutuhkan Juru Bahasa Isyarat. Mereka kerap merasakan gerakan-gerakan setiap pertandingannya. Bahkan saat pemain sedang menggiring bola, mengoper, menendang, atau saat terjadi pelanggaran oleh pemain lawan. Kadang mereka beraksi mendengarkan dari matanya,” tulis Fitrah.
Ia menambahkan bahwa bagi teman Tuli, menonton pertandingan bola di televisi sudah bisa dipahami melalui gerakan-gerakan visual yang mereka tangkap, yang dikenal sebagai konsep gestured, sehingga penggunaan JBI tidak selalu diperlukan.
Sedang menurut Muhammad Ilham Rahman, difabel netra yang bertindak selaku inisiator kegiatan ini, nobar Pusdis bertujuan untuk memberi ruang bagi mahasiswa difabel dan relawan untuk merasakan semangat kompetisi sekaligus mempererat solidaritas di antara mereka.
“Melihat antusiasme yang tinggi dari mahasiswa difabel dan para relawan yang juga mengikuti proses seleksi pemain Timnas Indonesia, saya ingin menciptakan momen untuk berkumpul, berbagi semangat, dan memperkuat rasa kebersamaan,” ujarnya.
Meskipun mengikuti perkembangan olahraga seringkali dianggap kurang penting bagi sebagian kalangan difabel, kenyataannya kegiatan seperti nobar ini membuktikan sebaliknya. Bagaimana difabel netra menikmati pertandingan sepak bola tanpa melihat secara langsung? Bagaimana mahasiswa tuli memahami komentar pertandingan tanpa mendengar suara komentator? Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi tidak relevan karena setiap individu memiliki cara unik untuk menikmati permainan. Mereka bisa merasakan dan memahami pertandingan sesuai dengan kemampuan dan cara mereka masing-masing. Nobar yang diinisiasi oleh Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin ini menjadi bukti nyata bahwa olahraga dapat menjadi sarana inklusif yang mempererat kebersamaan dan memberikan pengalaman positif bagi semua peserta, tanpa terkecuali.[]
Reporter: Nabila May
Editor : Ajiwan