Views: 18
Solidernews.com – Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) merupakan gangguan pasca trauma yaitu gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis yang tidak menyenangkan. PTSD termasuk dalam gangguan kecemasan yang membuat orang dengan kondisi tersebut teringat kejadian yang membuat traumatis.
Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan PTSD jika pernah mengalami kondisi atau peristiwa yang memunculkan gejala yaitu : mengalami peristiwa traumatis secara langsung, menyaksikan peristiwa traumatis yang menimpa orang lain, mendengar orang terdekat mengelami peristiwa traumatis serta berulang kali terbayang kejadian traumatis secara tidak sengaja.
Penyebab PTSD karena mengalami peristiwa yang menegangkan, menakutkan hingga menyedihkan dan menjadi traumatis berkepanjangan. Selain karena kejadian traumatis tersebut PTSD terjadi karena struktur otak dan hormon stress dapat berperan menjadi penyebab PTSD. Individu dengan PTSD memiliki Tingkat hormon stress yang tinggi selama peristiwa traumatis. Hormon yang tinggi tersebut menyebabkan gejala PTSD seperti mati rasa dan hyperarousal (gejala PTSD ketika mengingat atau memikirkan pengalaman traumatis).
Peristiwa traumatis yang tidak ditangani dengan baik akan menjadi kenangan buruk dan menyebabkan individu dengan PTSD kerap mengingat dan membuat kejadian tersebut menjadi ingatan yang terus muncul sehingga muncul menjadi mimpi atau kilas balik seketika. Hal ini akan membuat suasana hati berubah menjadi tidak teratur. Individu dengan PTSD dapat merasa sedih, mati rasa dan putus asa secara tiba-tiba. Sehingga menyebabkan membenci diri sendiri atau rasa bersalah yang tak berhenti.
Individu yang mengalami kondisi PTSD mengalami ledakan emosi yang tidak biasa, seperti mudah terkejut, takut dan marah. Hal ini juga dapat menyebabkan individu dengan PTSD melakukan tindakan yang menyakiti atau melukai diri sendiri. Gejala yang muncul akibat PTSD dapat memperburuk hubungan dengan lingkungan sosial.
Sebagai manusia yang hidup dan dekat dengan kehidupan social, trauma menjadi momok yang perlu kita hadapi. Meskipun trauma menjadi beban bagi manusia, trauma menjadi bentuk bahwa manusia memiliki kelebihan dan keterbatasan.
Kejadian yang menyedihkan dan menakutkan tidak semuanya menyebabkan trauma. Terjadinya trauma dapat terjadi karena besarnya ancaman pada situasi tertentu dan kekuatan individu untuk menghadapinya. Dengan kejadian tersebut tiap individu akan merespon dengan pertahanan yang berbeda dan berjuang menghadapi dengan kemampuan yang berbeda pula.
Sebagian individu yang mengalami trauma terjadi karena pengalaman terdahulu yang belum selesai membuat merasa kesepian, memiliki trust issue, terisolir dan rentan secara psikis. Tidak adanya penangan yang tepat untuk mengatasi trauma akan rentan mengambangkan kemampuan koping (kemampuan menghadapi tekanan) yang tidak sehat seperti terlibat perilaku yang berisiko sehingga berpotensi menyebabkan traumatis lain dan berkembangnya gangguan mental lain.
Menghindari trauma adalah respon yang ditunjukan orang ketika mengalami trauma. Ia merasa kejadian tersebut menyakitkan, sehingga enggan untuk mengingat dan berusaha menghindarinya. Sikap menghindar kejadian traumatis adalah salah satu bentuk mekanisme pertahanan diri. Mereka tidak secara sengaja melupakan, tetapi mekanisme psikis yang membuat menjadi lupa. Hal ini sesuatu yang perlu diperhatikan agar terhindar dari trauma berkepanjangan dan menyebabkan gangguan mental yaitu PTSD.
Individu dengan PTSD cenderung merasa kurang tertarik untuk melanjutkan hidup, sulit merasa senang atau emosi positif, kehilangan harapan serta berfikir tidak ada hal baik yang terjadi di masa depan. Sering merasa cemas sepanjang waktu, tegang atau terancam merupakan gejala umum yang dialami PTSD.
Memori traumatis sangat sulit dilupakan karena pengalaman tersebut bermuatan emosi dan berlawanan dengan pikiran yang kita miliki. Pertentangan atau konfilik dapat menghasilkan kejadian traumatis antara apa yang dipikirkan sebelumnya dengan realita. Kejadian traumatis memaksa bahwa hidup ini berat dan tidak sama seperti sebelumnya. Hal ini menyebab sebab memori tentang kejadian traumatis muncul berulang kali.
Alasan mengapa pengalaman traumatis sulit dilupakan karena memori yang memproses trauma dilakukan dengan cara berbeda dengan system mengingat pada umumnya. Kejadian traumatis di proses oleh pikiran tidak sadar sehingga kita memiliki control sedikit atas apa yang telah dihadapi. Dengan membiarkan trauma seperti ini mengakibatkan terjadinya PTSD.
Sebagai manusia yang tak luput dari masalah hidup, bangkit dari keterpurukan dan menghadapi trauma adalah hal yang perlu dilakukan. Sebagai makhluk social kita tidak bisa membiarkan pikiran negative terus membelenggu dan terpuruk terhadap masalalu. Perlunya memahami kondisi dan kemudian mencari Solusi terhadap masalah.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghadapi trauma adalah :
- Membuka diri terhadap keluarga dan tepat untuk mendapat dukungan
- Memaknai kehidupan dan menemukan tujuan hidup
- Meyakini diri bawa mampu menghadapi tantangan hidup
- Mengikuti terapi atau pengobatan seperti datang ke psikolog atau psikiater
- Mencari Solusi untuk menghadapi bukan menghindar dan terus hidup dalam ketakutan
Penanganan yang dapat didapatkan ketika mengalami PTSD adalah menghadapinya pengalaman traumatis yaitu melakukan Cognitive Behavior Therapy (CBT) yaitu proses antara terapis melakukan diskusi dengan klien dengan tujuan memahami dan menghadapi perasaan yang selama ini dirasakan oleh individu dengan PTSD.[]
Penulis: Emsa Nailul Amania
Editor : Ajiwan