Views: 14
Solidernews.com, Kulonprogo – Program SOLIDER INKLUSI yang memiliki perhatian terhadap peningkatan kapasitas bagi kelompok difabel mengadakan pelatihan tentang pengorganisasian. Kegiatan berlangsung pada rabu (8/11) di Rumah Makan Iwak Kalen Janti Kulonprogo. Pelatihan yang diberikan bagi pengurus dan anggota Kelompok Difabel Kelurahan (KDK) Wijimulyo, dan Kembang, Jatisarono. Pelatihan yang dihadiri sekitar 42 orang bertempat dipandu oleh Yuni selaku fasilitator kelurahan.
Penanggungjawab acara Slamet Riyadi selaku project officer, menyampaikan bahwa program solider dari SIGAB sudah berlangsung hampir dua tahun di wilayah Kulonprogo. Pelatihan bagi KDK disesuaikan dengan modul yang disusun oleh program solider.
“Tujuan dari pelatihan ini adalah peningkatan kapasitas dari pengurus dan anggota KDK dampingan kita. Untuk dua hari ini pelatihan tentang pengorganisasian dan asertifitas. Kami ingin memiliki dampingan KDK yang solid, bisa melaksanakan organisasi dengan baik, terciptanya suasana dan komunikasi yang baik antar anggota”, imbuhnya.
KDK sebagai wadah Organisasi Difabel di tingkat kelurahan memiliki peranan yang cukup penting untuk melakukan advokasi pemenuhan hak difabel di tingkat kelurahan. Selaras dengan tujuan diadakannya pelatihan organisasi, struktur dan susunan pengurus KDK telah terbentuk hanya saja perlu adanya penyusunan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).
“Saya sering ikut organisasi tetapi jujur saja untuk pengorganisasian ini saya masih nol, masih kurang lah sehingga saya sangat butuh tentang pengorganisasian”, ujar Indarwati selaku peserta.
Peserta pelatihan yang terdiri dari pengurus dan beberapa anggota KDK merupakan calon aktor yang cukup strategis untuk menyuarakan isu difabel di tingkat kelurahan. Salah satu ketua KDK yang hadir pada kesempatan itu ialah Yustinus Agus Sularta dari KDK Ceria Wijimulyo. Berdasarkan informasi yang disampaikan bahwa terbentuknya KDK memberikan dampak yang sangat positif bagi difabel di kelurahan Wijimulyo. Upaya sinergitas antara KDK Ceria dan pihak kelurahan sudah mulai terjalin.
“Tahun 2022 KDK Ceria terbentuk dengan pimpinan saya sendiri, ada kepengurusan dan jelas strukturnya. KDK Ceria sudah mendapatkan SK dari Kelurahan dan SIGAB membantu terbentuknya Peraturan Kelurahan, sehingga kalau lurahnya ganti kami tetap dapat mengakses dana dari kelurahan”, jelas Agus.
Dalam kesempatan ini Yuni selaku fasilitator pelatihan sekaligus menjadi fasilitator kelurahan menyampaikan bahwa pentingnya organisasi sebagai ujung tombak dalam advokasi. Pelatihan ini diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan dari difabel di tingkat kelurahan.
“Mereka dapat menyampaikan aspirasi sesuai kebutuhan mereka. Saat ini mereka masih bergantung pada fasilitator di desa, namun materi yang baru saja ditekankan pentingnya organisasi maka ada dan tidak adanya fasilitator, KDK mampu menyampaikan aspirasinya”, pungkasnya.[]
Reporter: Erfina
Editor : Ajiwan