Views: 17
Solidernews.com – Pratama Risky Jusufi Lodo, akrab disapa Risky, adalah sosok pemimpin yang bersemangat membangun komunitas disabilitas netra di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai Ketua I DPD Pertuni NTT, ia telah mencurahkan waktu dan tenaganya untuk mewujudkan perubahan nyata bagi teman-temannya yang memiliki hambatan penglihatan. Dalam wawancara eksklusif dengan Solidernews.com melalui WhatsApp Call pada 12 Desember 2024, Risky berbagi pandangannya tentang tema Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024, pencapaian organisasi, refleksi tahun 2024, hingga resolusi untuk tahun mendatang.
Kepemimpinan Sebagai Teladan
Menurut Risky, kepemimpinan bukan sekadar posisi, tetapi tanggung jawab untuk menjadi teladan. Ia menilai, implementasi tema HDI 2024 yang mengusung nilai kepemimpinan harus dimulai dari diri sendiri. “Kita harus menunjukkan bagaimana menjadi pemimpin yang baik dengan mencontohkan tata kelola organisasi yang benar. Dengan begitu, pengurus dan anggota lain akan terinspirasi untuk melakukan hal yang sama,” jelasnya.
Baginya, seorang pemimpin yang baik tidak hanya mengarahkan, tetapi juga memberikan contoh nyata dalam tindakan. Prinsip ini menjadi landasan Risky dalam memimpin DPD Pertuni NTT selama ini.
Prestasi DPD Pertuni NTT
Tahun 2024 menjadi tahun penuh pencapaian bagi DPD Pertuni NTT. Salah satu keberhasilan terbesar adalah pendirian unit usaha berupa klinik pijat yang memberdayakan difabel netra di Kupang. Klinik ini tidak hanya menjadi sumber penghasilan bagi anggotanya, tetapi juga memberikan layanan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Selain itu, Pertuni NTT mengadakan pelatihan bisnis kecil seperti jual-beli pulsa yang dapat dijalankan dengan mudah oleh para anggota. Bahkan, mereka berhasil mengelola kios yang menjual kebutuhan pokok, yang sepenuhnya dikelola oleh difabel netra.
“Usaha yang kami jalankan adalah dari tuna netra, untuk tuna netra,” kata Risky dengan bangga. Ia mengungkapkan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan pemerintah setempat yang memberikan dukungan dana untuk menjalankan program-program produktif tersebut.
Refleksi dan Harapan untuk Tahun Depan
Meski ada banyak pencapaian, Risky juga menyoroti tantangan yang dihadapi, terutama terkait masalah fiskal di NTT. Hal ini, menurutnya, sedikit banyak memengaruhi pencapaian target-target yang telah ditetapkan.
Ia berharap, tahun 2025 akan menjadi tahun yang lebih baik, di mana pemerintah daerah dapat lebih stabil secara finansial dan memberikan perhatian yang lebih maksimal terhadap Pertuni NTT. Tak hanya itu, Risky juga mengingatkan pentingnya pemerintah pusat untuk lebih peduli terhadap isu-isu yang dihadapi komunitas difabel, khususnya difabel netra. “Aspirasi teman-teman tuna netra di NTT harus lebih didengar, baik melalui staf khusus maupun DPRD,” tegasnya.
Pesan Penuh Motivasi untuk Generasi Muda
Sebagai penutup, Risky memberikan pesan yang menyentuh hati kepada generasi muda difabel netra. Ia mendorong mereka untuk tidak cepat merasa puas dengan apa yang telah dicapai saat ini.
“Berusahalah lebih keras lagi. Jangan merasa cukup nyaman dan aman dengan keadaan sekarang. Dengan usaha yang keras, kesuksesan yang lebih cemerlang akan menjadi milik kalian di masa depan,” tuturnya.
Risky adalah sosok pemimpin yang membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk membuat perubahan besar. Dedikasinya kepada Pertuni NTT menjadi inspirasi, tidak hanya bagi komunitas tuna netra di NTT, tetapi juga bagi siapa saja yang percaya bahwa kerja keras dan kepedulian mampu menciptakan masa depan yang lebih baik.[]
Reporter: Andi Syam
Editor : Ajiwan