Views: 18
Solidernews.com – JAFF (Jogja NetPac Asian Film Festival) ke – 19 yang bermitra dengan JDA (Jogja Disability Arti) mengadakan program nonton bioskop inklusi yang diperuntukan bagi difabel netra dan tuli.
Dalam program inclusive screening ini, JAFF menyediakan volunteer sebagai pembisik secara visual bagi difabel netra dan closed caption bagi difabel tuli.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari disabilitas internasional pada tahun 2024. JAFF 19 memutarkan film Home Sweet loan pada Senin 2 Desember 2024, di flue Empire Sleman. Pemutaran film ini bertujuan agar difabel dapat menikmati film dengan layak.
“dengan adanya pemutaran film ini, bertujuan agar difabel juga dapat menikmati dunia pertunjukan salah satunya film dengan baik dan sesuai kebutuhan, karena sejatinya film pantas dinikmati berbagai kalangan termasuk difabel” ujar Budi Darma perwakilan dari Jogja Disability Art.
Ia melanjutkan, bahwa pihaknya mengadakan program ini mulai dari workshop cara menggandeng difabel netra, cara berkomunikasi dengan teman tuli, serta tata cara pelayanan terhadap difabel yang akan dihadapi. “Selain itu pemutaran filmnya dan terakhir foto bersama sebagai ungkapan kebersamaan antar difabel dan volunteer.” Ujar Butong saat dihubungi melalui sambungan telphon.
Antusiasme Peserta Difabel
Sebagaimana konsep inklusif yang berarti terbuka untuk semua kalangan, JAFF membuka untuk khalayak umum. Program ini di hadiri oleh 30 difabel dan 30 volunteer. Terdiri dari difabel netra, difabel tuli dan volunteer yang mendampingi.
Amanda, salah satu peserta difabel yang ikut menonton, pada wawancara 2 Desember 2024 merasa senang dengan adanya pemutaran film ini, selain itu pelayanan yang diberikan cukup baik dan dapat diterima.
“jujur aku sangat senang dengan adanya program pemutaran film dan disediakan pembisik seperti ini, karena aku jadi tahu adegan yang ada pada film.” Lebih lanjut ia menambahkan awalnya aku membaca sinopsis dari film tersebut sangat menarik dan relate dengan kehidupan anak muda saat ini. Selain itu, melihat review dari film ini sangat bagus. Oleh karena itu saya berminat untuk menontonnya.
Dalam konteks volunteer Amanda menjelaskan bahwa volunteernya sangat informatif saat mendiskripsikan visual dari filmnya. “Untuk JAFF pelayanannya sudah cukup inklusif dan terima kasih sudah memfasilitasi difabel netra dan tuli untuk pemutaran film ini”.
Apresiasi bagi volunteer
Demi terciptanya kegiatan yang inklusif JAFF 19 bermitra dengan JDA menyiapkan volunteer, yang mendampingi teman difabel. Sebelum pemutaran dimulai, mereka melakukan workshop tentang tata cara mendampingi difabel, agar setelah workshop dapat diimplementasikan pada saat mendampingi pemutaran film berlangsung.
Isti, salah satu volunteer, pada wawancara 3 Desember 2024 mengemukakan pendapatnya bahwa program Inclusive Screening yang dilakukan oleh JAFF sangat mendukung bagi teman difabel. Program seperti ini sangat penting karena tidak hanya membuat film lebih mudah diakses oleh teman-teman netra, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya inklusi. Dengan adanya sarana seperti ini, kita bisa memastikan bahwa setiap orang, tanpa terkecuali, dapat menikmati karya seni tanpa hambatan. JAFF telah menunjukkan komitmen luar biasa untuk menciptakan ruang yang lebih inklusif bagi semua. Selain itu, Isti juga bercerita mengenai pengalamannya membisiki teman netra “Pengalaman membisiki teman netra adalah pengalaman yang sangat berarti. Saya merasa terlibat langsung dalam menciptakan aksesibilitas bagi mereka, sehingga mereka bisa lebih menikmati kegiatan atau acara bersama dengan kita. Saya belajar banyak tentang kepekaan dan perhatian terhadap detail, karena dalam proses ini kita harus benar-benar memastikan informasi yang kita sampaikan mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Pengalaman ini juga membuat saya semakin menghargai kemampuan yang dimiliki oleh teman-teman netra” ujarnya saat ditemui.
Terakhir Isti dan Budi berharap bahwa program ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap difabel mengenai seni yang bisa dinikmati oleh seluruh kalangan.
“saya berharap agar semakin banyak acara, program, dan kegiatan yang memperhatikan aksesibilitas bagi semua orang, terutama bagi difabel. Saya ingin melihat masyarakat menjadi lebih inklusif, di mana setiap individu bisa merasakan kebebasan dan kenyamanan dalam berpartisipasi dalam segala hal, tanpa ada yang tertinggal. Semoga semakin banyak orang yang menyadari pentingnya kesetaraan hak dan kesempatan bagi semua.” Tutur Isti.
“semoga kedepannya akses inklusif di dunia pertunjukan termasuk film dapat dinikmati oleh difabel dengan mudah, sebab ini adalah vasilitas yang layak diperoleh bagi semua golongan manusia, tanpa ada yang terdiskriminasi.” Tambah Butong, sapaan akrab Budi Darma.[]
Reporter : Muhammad Rifki Yanuardi
Editor : Ajiwan