Views: 31
Solidernews.com – Pada tanggal 12 Februari 2024, Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan merayakan Hari Kusta Sedunia dengan tema “Beat Leprosy” (kalahkan kusta) di Lapangan Sekretariat Daerah Kabupaten Kuningan. Acara tersebut diadakan bersamaan dengan pelaksanaan Apel Pagi. Sejalan dengan semangat peringatan tersebut, penekanan kembali diberikan pada apresiasi kepada Petugas Kusta, Promosi Kesehatan, Fasilitator Lokal, dan Orang yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) di wilayah tersebut.
Sebagai langkah konkret dalam penanganan penyakit ini, Kabupaten Kuningan telah menetapkan Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2023 tentang Penanggulangan Kusta dan konsekuensinya. Keberadaan peraturan ini diharapkan dapat memberikan dorongan tambahan dalam upaya eliminasi kusta di daerah tersebut. Meskipun telah mencapai status eliminasi kusta pada tahun 2017, penemuan kasus baru kusta pada tahun 2019 mencatatkan angka yang masih cukup signifikan, mencapai 109 kasus. Meskipun demikian, jumlah kasus baru menurun menjadi 33 pada tahun 2020 dan 2021 karena adanya pembatasan kegiatan akibat pandemi COVID-19.
Penghargaan juga diberikan kepada individu yang berperan aktif dalam upaya penanggulangan kusta di Kabupaten Kuningan, termasuk Petugas Kusta teraktif, teradministratif, Petugas Promosi Kesehatan teraktif, OYPMK terinspiratif, dan Fasilitator Lokal Teraktif.
Tema “beat leprosy” tidak hanya sekadar slogan, tetapi juga mencerminkan tujuan ganda: menghilangkan stigma yang melekat pada penyakit kusta dan meningkatkan martabat individu yang terkena penyakit ini. Ini menjadi momen penting untuk menunjukkan kasih sayang dan rasa hormat terhadap semua individu, tanpa terkecuali.
Dalam sambutannya, Penjabat Bupati Kuningan, Dr. Drs. H. Raden Iip Hidajat, Mpd, menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Kuningan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan.
“Untuk itu saya mengimbau kepada segenap Kepala UPTD Puskesmas, seluruh stake holder juga masyarakat Kabupaten Kuningan untuk selalu meningkatkan kebersihan baik di tempat pelayanan maupun lingkungan masyarakat,” paparnya.
Iip Hidajat juga menyoroti tantangan yang masih dihadapi, di antaranya adalah adanya 107 desa/kelurahan yang masih menjadi daerah endemis kusta dari total 376 desa/kelurahan di wilayah tersebut.
“Hasil analisa data kusta di Kabupaten Kuningan didapatkan bahwa dari 376 Desa/Kelurahan masih ada desa endemis kusta yaitu sebanyak 107 Desa/Kelurahan, tentu hal ini menjadi perhatian pemerintah terutama Dinas Kesehatan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Iip menggarisbawahi bahwa penanggulangan kusta memerlukan keterlibatan lintas sektor dan partisipasi masyarakat secara menyeluruh. Kolaborasi antarpihak dianggap esensial dalam menyelesaikan masalah ini. Iip juga menyebutkan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Kuningan dengan yayasan NLR Indonesia dalam upaya penanggulangan kusta di Jawa Barat, melalui program Desa Sahabat Kusta.
“Menghadapi problem ini kita semua harus menjadi Dinas Kesehatan. Tidak ada superman, yang ada superteam, ayo kita keroyok permasalahan Kusta sehingga tidak ada lagi kasus kusta baru dan penyelesaian yang sudah ada,” tegas Iip.
Perlu diingat, menurut Iip, bahwa kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan dapat disembuhkan. Dia menegaskan, Oleh karena itu, penularan kusta dapat dihentikan dengan pengobatan yang tepat pada tahap dini.
Peringatan Hari Kusta disimpulkan dengan pertunjukan drama singkat yang menyentuh masalah stigma yang dialami oleh OYPMK dengan disabilitas tingkat II. Acara tersebut juga dilanjutkan dengan sesi edukasi yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan, membahas tentang kusta beserta konsekuensinya. Tujuan dari rangkaian acara tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap kusta. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi peningkatan dalam upaya-upaya nyata dalam penanggulangan dan pencegahan penyakit ini.[]
Reporter: Hasan Basri
Editor : Ajiwan