Views: 32
Solidernews.com, Jakarta, PJS (Perhimpunan Jiwa Sehat) telah menggelar webinar Membangun Resiliensi pada hari Selasa, 29 Oktober 2024.
Beberapa difabel psikososial dan jenis difabel lain dari berbagai daerah turut mengikuti webinar tersebut.
Mereka sangat antusias belajar tentang membangun resiliensi diri, menurut ketua pengembangan komunitas PJS cabang Jakarta, Ratna Dewi Basril, kegiatan tersebut penting dilaksanakan karena menjadi ketahanan bagi difabel psikososial agar bertahan menghadapi tantangan psikologis dari diri sendiri maupun orang lain.
“Webinar ini memotivasi difabel psikososial agar tidak pantang menyerah karena dari kehidupan ini kita sudah menghadapi banyak tantangan seperti persaingan, kadang dari teman kantor atau lainnya. Kita tidak bisa mengontrol mereka, yang bisa kita kontrol adalah diri kita. Kita harus semangat menghadapi tantangan itu agar kita bisa meraih kemenangannya,” Ungkapnya.
Seorang peserta, Eva Susanti, difabel psikososial asal Jakarta Timur menyampaikan kesan-kesannya tentang webinar kepada Solidernews pada hari Kamis, 31 Oktober 2024.
“Webinarnya seru dan saya dapat banyak ilmu tentang membangun resiliensi,” katanya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Cici Purnama Sari, difabel psikososial bipolar disorder asal Kabupaten Bandung Barat.
Setelah mengikuti webinar saya merasa memiliki kesan positif terhadap diri sendiri. Saya merasa memiliki keberanian dan harga diri untuk bangkit. Saya menyadari betul bahwa diri saya memiliki keterbatasan dan kelebihan dalam menghadapi setiap masalah/tantangan hidup. Saya menyadari bahwa saya tidak dapat sepenuhnya mengontrol segala hal yang terjadi disekitar saya, namun saya jadi menyadari bahwa yang bisa saya kontrol adalah respon saya terhadap sesuatu. Saya jadi lebih bisa memaafkan diri sendiri dan berusaha untuk tetap bertahan dan terus bergerak maju,” ungkapnya.
Selama ini PJS cabang Jakarta rutin menyelenggarakan webinar setiap bulan tentang kesehatan jiwa agar memberikan semangat bagi para difabel menghadapi tantangan hidupnya, seperti bulan lalu, PJS mengadakan webinar Jiwa Berdaya.
Simak juga: Perhimpunan Jiwa Sehat Tingkatkan Kualitas Hidup Difabel dengan Webinar Jiwa Berdaya
Psikolog yang selama ini mengisi webinar tersebut ialah AGNES SANDRA, S.PSI., M.PSI. kali ini ia juga dipercayakan oleh PJS cabang Jakarta untuk menjadi pembicara di webinar tetnang Membangun Resiliensi di bulan ini.
“Resiliensi bukan hanya tentang kemampuan untuk bertahan, tapi juga kemampuan untuk bangkit dan belajar dari pengalaman,” katanya.
selama webinar, psikolog dan dosen dari Universitas Mulawarman tersebut menjelaskan tips sepuluh cara membangun resiliensi, berikut ini penjelasannya:
Pertama, menerima dan mengenali tantangan hidup, “Jika kita dihadapkan dengan tantangan, kita harus menerima terlebih dahulu kemudian belajar mengenal tantangan tersebut agar kita bisa punya tujuan yang jelas,” katanya.
Kedua, Percaya pada diri sendiri, “Terkadang kita tidak suka dipandang sebelah mata oleh orang lain, tetapi terkadang kita juga malah meremehkan diri sendiri dengan kata-kata , ‘Aduh saya tidak bisa, aduh saya tidak mampu. Namun, kita harus memberikan kepercayaan pada diri sendiri dengan kata-kata positif ‘Saya bisa, saya mampu untuk menyelesaikan masalah ini’” katanya.
Ketiga, bangun jejaring sosial, “kita adalah makhluk sosial. Sesuka-sukanya kita sendiri, semandiri-mandirinya kita sebagai manusia, kita adalah makhluk sosial, kita butuh pandangan orang, butuh pendapat orang,” jelasnya.
Keempat, terima perubahan, “Orang yang kurang adaptif, kurang mampu menghadapi masalah itu karena orang itu takut dengan perubahan,” singkatnya.
Kelima, bersikap optimis, “Optimis adalah memahami bahwa masalah itu bersifat sementara, kita memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah, dan tahu kapan harus bangkit,” jelasnya.
Keenam, memelihara diri sendiri, “Terkadang kalau kita punya banyak masalah kita lupa merawat diri, seperti mandi, makan, olahraga. Padahal, untuk membangun resiliensi, kita harus merawat diri terlebih dahulu. Jika dibiarkan terus menerus akan menjadi kebiasaan,” katanya.
Ketujuh, kembangkan keterampilan pemecahan masalah, “Orang yang mampu menemukan solusi suatu masalah, cenderung dapat mengatasi stressnya sendiri. Mereka lebih produktif dari pada orang yang tidak mampu menemukan solusi suatu masalah,” katanya.
Kedelapan, tetapkan tujuan, “Kita bisa menetapkan tujuan dengan cara melihat apa yang bisa kita lakukan dalam waktu dekat,” singkatnya.
Kesembilan, ambil tindakan, Lebih baik melakukan dengan langkah kecil, tetapi pasti dari pada langkah besar, tetapi gak jadi,” ungkapnya.
Kesepuluh, komitmen membangun keterampilan dari waktu ke waktu, “Kemampuan untuk beradaptasi dengan masalah, kemampuan untuk bangkit, dan kemampuan untuk berkembang tidak hanya dibutuhkan sekali, tapi seumur hidup. jadi kita perlu terus memiliki komitmen untuk belajar meningkatkan resiliensi, seperti kata Barbara ’Resiliency is not about bouncing back, but it’s about bouncing to learn,’” jelasnya seraya menutup presentasi itu.[]
Reporter: Tri Risky
Editor : Ajiwan