Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Perempuan; Garda Terdepan Keadilan dan Kesehatan

Views: 12

Solidernews.com – Perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan di lingkup masyarakat bahkan rumah tangga. Perempuan bukan hanya sebagai penerima informasi tentang kesehatan, tetapi juga sebagai agen perubahan yang berperan aktif dalam memberikan edukasi dan memobilisasi masyarakat untuk menjaga kesehatan dan pencegahan penyakit. Skala kecil di ranah desa, para perempuan mengerti kebutuhan hingga kondisi masyarakat, sehingga informasi yang didapatkan secara lebih dalam diperoleh dan disebarluaskan karena mereka tinggal dan berinteraksi langsung.

Mengusung tema “Perempuan Garda Terdepan Keadilan dan Kesehatan”, AIPJ 2 dan PKH Jateng mengadakan Talkshow pada hari Kamis, 14 Maret 2024 jam 15.30-17.00 WIB melalui zoom meeting. Antusias peserta sangat tinggi dengan dibuktikan jumlah hingga 300 orang. Narasumber ada tiga orang yakni Zulminarni (Ketua Pengurus Yayasan PEKKA), Lies Marcoes (Direktur Rumah Kita Bersama), Titik Puji Rahayu (Koordinator Wilayah PKH Jateng), dan Ni Ketut Leni Astiti (HWDI Bali). Moderator pada talkshow kali ini ada dua orang yaitu Herni Sri Nurbayanti (AIPJ2) dan Nugroho (AIHSP).

 

 

Awal perbincangan Zulminarni menyampaikan pentingnya empati bagi perempuan untuk bisa menjadi agen dalam menjaga kesehatan, bahkan ekonomi, sosial dan elemen lain. Perempuan juga memiliki peran penting dalam keluarga. Mereka seringkali bertanggung jawab dalam menjaga kesehatan anak-anak, orang tua, dan anggota keluarga lainnya.

 

Zulminarni menyampaikan pula persoalan yang dihadapi perempuan di desa yakni ditemukan adanya pernikahan di desa yang tidak tercatat (KUA) karena minimnya informasi yang diterima perempuan. Hal ini menyebabkan munculnya persoalan saat perempuan mengalami tindakan kekerasan dan harus menyelesaikan masalah kesulitan untuk ditempuh di jalur hukum. Informasi yang tepat harus disampaikan dengan bahasa yang tepat sehingga tidak ada miss informasi.

 

 

“Ibu rumah tangga (IRT) memiliki peranan yang sangat penting, terkadang harus menjadi pekerja dan tulang punggung keluarga “, ungkap Lies Marcoes.

 

Perempuan pekerja sekaligus seorang ibu dalam keluarga memiliki kerentanan, terlebih jika perempuan tersebut juga difabel. Beban ganda merupakan kondisi yang dialami oleh perempuan ketika mengemban tugas sebagai pencari nafkah sekaligus juga sebagai pengasuh dan perawat utama keluarga. Pembagian tugas yang adil antara perempuan dan pria dalam hal pekerjaan domestik dan pekerjaan di wilayah publik agar persoalan beban ganda perempuan tidak terjadi.

 

Titik Puji Rahayu selaku koordinator program keluarga harapan (PKH) wilayah Jawa Tengah menyampaikan bahwa perempuan banyak dilibatkan dalam PKH hal ini diakibatkan sosok perempuan memiliki resiko kerentanan dalam kesehatan. PKH dapat menjadi jembatan untuk sosialisasi yang efektif untuk menyampaikan informasi soal kesehatan bagi perempuan.

 

“Kolaborasi yang dilakukan PKH Jateng dengan pihak AIHSP untuk mengurangi risiko yang diterima perempuan dengan melibatkan sumber daya pengurus PKH dan Dinas Sosial dengan wilayah sasaran”, ungkap Titik.

 

Project pilot dilakukan sejak tahun 2023 di lima kabupaten kota di area Jawa Tengah. Berbagai macam kegiatan dilakukan dengan lokakarya, pelatihan dan sosialisasi. Keterlibatan perempuan dalam project ini akan didorong oleh Dinas Sosial Jawa Tengah untuk mengimplementasikan di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.

 

Paparan materi selanjutnya dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Bali, Leni Astiti mengawali ceritanya tentang pengalamannya sebagai pasien rabies dari gigitan anjing sehingga ia harus mendapatkan vaksin 4 kali. Ancaman rabies di Bali juga dialami oleh difabel dengan maraknya penyakit rabies yang menyebar di wilayah Bali beberapa saat lalu.

 

“Mereka (perempuan) dapat memberikan edukasi kepada sesama perempuan untuk mencegah penyakit rabies. Kawan difabel netra yang tidak bisa melihat ada anjing di sebelahnya pun juga perlu diberi edukasi bagaimana harus melakukan tindakan lanjutan apabila tergigit anjing yang membawa virus rabies”, jelas Leni.

 

Zulminarni mengungkapkan untuk melihat perempuan harus menggunakan “kacamata” keragaman. Permasalahan dan solusi dari perempuan disesuaikan juga dengan kebutuhannya dan tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan informasi. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam penyampaian informasi pada perempuan : penting tidaknya suatu informasi tersebut, metode yang digunakan dalam penyampaian harus sesuai dengan kebutuhan perempuan serta jangan pernah menganggap perempuan hanya sebagai penerima informasi saja karena perempuan juga dapat sebagai penyampai informasi yang tepat dan akurat.

 

Perempuan dengan mobilitas yang tinggi serta peran mereka yang sentral dalam dapat membentuk perilaku baik untuk menjaga stabilitas lingkup keluarga hingga masyarakat. Pentingnya kolaborasi aksi yang dilakukan oleh perempuan dapat dilakukan dengan menggandeng pemerintah daerah, lembaga kesehatan, lembaga pendidikan, dan lembaga swadaya masyarakat dalam meningkatkan akses terhadap informasi, sumber daya, dan layanan kesehatan.[]

 

Reporter: Erfina

editor      : Ajiwan

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content