Views: 8
Solidernews.com – Bus perkotaan seperti DAMRI atau BRT (Bus Rapid Transit), menjadi moda transportasi pilihan untuk bermobilitas yang jauh lebih murah daripada transportasi online.
Jika dalam keseharian dalam beroperasi moda transportasi bus hampir di tiap wilayah seperti di Jawa masih sulit ditemukan yang aksesibel untuk difabel. Namun, saat momentum pekan paralimpiade nasional atau peparnas seperti yang sedang berlangsung di Solo, Jawa tengah, para atlet difabel dapat menggakses bus dengan mudah.
Taufiq Muhammad, Bidang transportasi panitian besar Peparnas XVII menyampaikan, layanan armada transportasi saat PEPARNAS didesain secara optimal sejak hari pertama perhelatan. Ratusan armana dikerahkan untuk jadi kendaraan yang akan digunakan oleh para atlet dan tim mereka, bahkan BUMN PT Transportasi Jakarta memberi pinjaman sebelas unit armadanya.
“Fasilitas untuk PEPARNAS ini sudah sangat maksimal sejak pertama event digelar,” ungkap ia.
Lebih rinci Taufiq memaparkan, adanya moda transportasi peparnas dibantu kementerian perhubungan sebanyak 40 unit bus medium, 51 Hi-Ace wheelchair dengan bagi pengguna kursi roda, pemprov daerah khusus Jakarta 10 unit transjakarta dan 1 unit bus sekolah dengan fasilitas yang aksesibel.
Butuh desain perencanaa untuk transportasi aksesibel
Sebagai panitia besar PEPERNAS bidang transportasi, dengan belajar dari pengalaman yang berkali-kali dijadikannya Solo sebagai tuan rumah multi event olahraga khusus untuk difabel baik tingkat nasional maupun internasional, Taufiq mampu membaca peta tentang kebutuhan layanan transportasi bagi difabel.
Timnya mampu merencanakan desain moda transportasi yang akan digunakan, kemudahan aksesibilitasnya, rute, hingga merancang seberapa banyak atlet yang akan membutuhkan fasilitas transportasi khusus.
“Jika sudah pertandingan pun, armada sudah kami petakan,” imbuhnya.
Dalam gelaran olahraga difabel, seperti pekan paralimpik nasional memang ada regulasi, dan aturan agar moda transportasi yang tersedia memberikan jaminan kemudahan bermobilitas bagi difabel, baik itu atlet, official, hingga tim tiap kontingen.
Terdapat bus yang berspesifikasi aksesibel, seperti tersedia ramp, atau low deck, ada pula ramp portable yang diberfungsikan untuk menjembatasi pengguna kursi roda menuju kendaraan yang tidak ada rampnya, seperti kendaraan jenis kecil.
Transportasi yang bisa atasi mobilitas difabel secara mandiri
Ternyata sudah ada moda transportasi yang aksesibel. Jika semua jenis transportasi umum dapat didesain sejak awal agar akses bagi semua penumpang, tentu kondisi kedifabelan bukan lagi jadi hambatan untuk bermobilitas secara mandiri bagi difabel.
Muhammad Hartono, Kepala departemen operasional transjakarta mengatakan semua armada yang diperbantukan dalam acara PEPARNAS sudah dalam kondisi siap guna. Pun demikian dengan kendaraan pendukung lainnya seperti bus sekolah yang mampu memuat 10 unit kursi roda.
“Semua tim transportasi, seperti pengemudi, pramudi, petugas operasional sudah dibekali pelatihan setiap bulan untuk melayani difabel pengguna armada kami,” terang ia.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pelatih transportasi low deck, Hariadi. Menurutnya, transportasi yang memudahkan mobilitas difabel dari satu tempat ke tempat lain, termasuk mereka pengguna kursi roda sangat membatu difabel. Mereka menjadi percaya diri untuk menggunakan transportasi tersebut tanpa rasa takut membahayakan dirinya.
“Harapanya setelah event ini banyak transportasi seperti ini yang memudahkan akses bagi difabel, tranportasi yang lebih luas dan nyaman bagi mereka pengguna kursi roda,” kata ia.
Harya Dhiyaa Daffa, pelatih para renang kontingen Jawa Tengah mengapresiasi sisten dan layanan transportasi di PEPARNAS, adanya bus yang memudahkan pengguna kursi roda memberi kemudahan dan kemandirian bagi atlet mereka.
“Setelah event selesai semoga transportasi yang ada ini bisa dipertahankan, mungkin lebih dilonggarkan lagi ruang tumpangannya,” ucapnya.
Ansari atlet para renang dari kontingen Kalimantan Selatan mengakui layanan pengemudi maupun kondisi aksesibilitas dari transportasinya sangat memudahkan bagi difabel. Juga Abrahan Tambun dari NPC Jambi mengutarakan terkait moda transportasi yang tersedia sudah bagus, cukup memadai dan bisa untuk pengguna kursi roda.
Mendalami aksesibilitas moda transportasi di ajang PEPARNAS XVII Solo yang akan segera usai pada 13 Oktober mendatang, layanan bus yang aksesibel untuk difabel, bahkan mereka pengguna kursi roda sangat mungkin untuk bisa diwujudkan pada moda layanan transportasi umum dalam keseharian.
Butuh komitmen besar untuk dapat mewujudkan akses layanan transportasi yang memudahkan difabel agar mandiri bermobilisasi. Semoga pada event seperti PEPARNAS ini membuka kesadaran para pihak tentang kebutuhan moda layanan transportasi yang aksesibel bagi semua masyarakat.[]
Reporter: Sri Hartanty
Editor : Ajiwan
.