Views: 5
Solidernews.com – Mudik adalah sebuah kegiatan pulang kampung untuk merayakan hari besar bersama keluarga setelah sekian lama tidak bertemu karena berbagai alasan, misalnya karena kerja, studi, tugas, dan lain-lain. Mudik ini tidak hanya dilakukan saat hari raya Idul Fitri tetapi semua hari dapat dilakukan baik secara perorangan maupun kelompok secara masif. Tradisi mudik ini juga dilakukan oleh beberapa negara, seperti China dengan merayakan Imlek, Amerika Serikat dengan merayakan Hari Thanksgiving, Rusia dengan merayakan Paskah menurut penanggalan kalendar Julian sebagaimana tradsi Kristen Ortodoks, dan lain-lain.
Mudik merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan banyak persiapan agar dapat sampai tujuan maupun pulang dengan selamat. Oleh karenanya, mudik memang harus memerlukan banyak persiapan agar dapat sampai ditujuan dengan aman dan selamat.
Akan tetapi, bagaimana dengan difabel?
Maka, penulis sebagai pemudik Tuli akan berbagi pengalaman. Penulis berasal dari Surakarta dan pulang kampung ke Sragen bersama keluarga dengan naik mobil dan juga liburan ke pantai Gunung Kidul. Sejauh ini perjalanannya lancar dan sudah biasa dengan terjebak macet yang panjang dan merayap. Tetapi ada satu hal yang saya lewatkan, yaitu radio. Setiap mobil pasti memiliki sepasang radio yang bertujuan untuk mendapatkan informasi melalui audio.
Nah, itu satu-satu kendala bagi saya untuk mendapatkan informasi lalu lintas. Ibu saya sering meminta saya untuk menambah atau mengurangi frekuensi radio di mobil tetapi saya tidak mengerti apa maksud dan informasi apa dari radio tersebut baik kondisi jalan lancar maupun sedang macet. Saya tidak tahu informasi lalu lintas yang sedang terjadi sehingga saya harus membuka aplikasi Google Maps untuk mengetahui dimana tanda merah artinya macet, dimana tanda biru artinya jalan lancar, dan lain-lain. Aplikasi ini sangat berguna untuk mendapatkan informasi lalu lintas terkini. Radio merupakan teknologi informasi audio yang tidak ramah bagi pemudik Tuli yang tidak tahu informasi lalu lintas yang sedang terjadi dan akan sering membuatnya ketinggalan informasi dari pemudik dengar. Meski pada fakatnya itu tidak akan menjadi masalah bagi pemudik Tuli karena pemudik Tuli hanya akan fokus pada jalanan dan tidak peduli dengan informasi lalu lintas yang sedang terjadi.
Akan tetapi, hal sekecil ini tentu pasti berdampak pada hak memperoleh informasi bagi Tuli menjadi terhambat dan justru mungkin saja akan membahayakan keselamatan pemudik Tuli. Oleh karena itu, setiap mobil hendaklah memiliki seperangkat informasi teks yang sudah tersedia di semua mobil agar dapat mempermudahkan pemudik Tuli untuk mengetahui informasi lalu lintas, tidak akan ketinggalan informasi dari pemudik dengar, dan dapat meminimalkan kemungkinan kecelakaan lalu lintas. Maka besar harapan untuk inovasi baru menciptakan teknologi informasi teks bagi pemudik Tuli yang mengendarai mobil di masa depan. Hal ini mengingat banyak orang Tuli memiliki SIM A dan mampu mengendarai mobil dalam bentuk apapun, seperti jeep, SUV, sedan, MPV, dan jenis mobil lainnya baik bersama keluarga tercinta maupun sendiri.
Semoga inovasi baru ini segera terwujud, ya.[]
Penulis: Raka Nurmujahid Ammrullah
Editor : Ajiwan Arief
