Views: 39
Solidernews.com – ODGJ atau orang dengan gangguan jiwa merupakan seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan yang mempengaruhi cara berfikir, perasaam, emosi hingga perilaku sehari-hari. ODGJ mengalami kesulitan interaksi dengan orang lain karena suatu gangguan struktur otak yang terjadi pada dirinya. Istilah ODGJ diberikan untuk menggambarkan individu yang mengalami gangguan mental. Gangguan tersebut mencakup berbagai kondisi seperti depresi, kecemasan, skizofrenia, bipolar dan lainnya.
Pemasungan merupakan Tindakan pembatasan gerak seseorang yang mengalami gangguan fungsi mental dan perilaku dengan cara pengekangan fisik dalam jangka waktu tertentu yang menyebabkan terbatasnya pemenuhan kebutuhan dasar hidup layak, termasuk kebutuhan Kesehatan, Pendidikan dan pekerjaan.
Pemasugan ODGJ di Indonesia menjadi permasalahan yang sampai saat ini tidak sepenuhnya teratasi. Pasien ODGJ kerap diperlakukan tidak manusiawi dengan cara dipasung. Salah satu pasien yang kerap kali mengalami pemasungan yaitu skizofrenia. Skizofrenia merupakan penyakit kronis yang membuat seseorang mengalami kesulitan memproses pikirannya sehingga menyebabkan halusinasi, pikiran yang tidak jelas hingga tingkah laku dan berbicara dengan tidak wajar, susah mengontrol perilaku, melakukan kekerasan terhadap diri sendiri hingga lingkungan. Hal ini yang menyebabkan pasien skizofrenia di pasung oleh keluarga.
Dampak pemasungan memberikan efek negative pada aspek fisik dan psikologis bagi pasien ODGJ. Pemasungan dapat mempengarugi kemampuan berjalan kaki karena atrofi yaitu kondisi hilang atau berkurangnya ukuran salah satu bagian dari tubuh. Atrofi otot, massa otot berkurang dang mengecil. Sehingga berpotensi menyebabkan kelumpuhan.
Mental yang dipasung juga terdampak akibat rasa diabaikan serta dianggap tidak layak sebagai manusia. Pemasungan berarti membiarkan pasien ODGJ tidak mendapatkan penanganan dengan tepat. Semakin lama tidak ditangani, akan menyebabkan kerusakan otak semakin parah. Membiarkan pasien ODGJ tanpa perawatan dapat mengakibatkan gangguan jiwa berkembang semakin buruk selama dalam kurungan, serta penyiksaan dari kurungan tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia.
Keluarga pasien ODGJ kerap beralasan melakukan pemasungan pada pasien ODGJ yang mengalami gangguan jiwa adalah untuk menghindari dampak buruk yang akan ditimbulkan. ODGJ kerap kali melakukan kekerasan dan bersikap agresif yang membahayakan orang dan benda di sekitar. Perilaku kekerasan yang dilakukan oleh ODGJ terhadap diri sendiri dapat berupa upaya melakukan percobaan bunuh diri atau melakukan kekerasan terhadap orang lain dengan cara memukul dan mengancam orang sekitar.
Ketidakmampuan keluarga untuk merawat menjadi alasan melakukan pemasungan kepada pasien ODGJ. Alasan lain karena tidak ada fasilitas Kesehatan di wilayah tersebut. Keluarga terpaksa melakukan pemasungan karena tidak dapat menjangkau fasilitas Kesehatan. Hal tersebut bisa karena akses lokasi yang jauh ataupun terkendala masalah ekonomi. Kondisi ODGJ yang mengalami penyimpangan perilaku yang tidak mampu mengontrol perilaku dan bahkan tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik menjadi beban tersendiri bagi keluarga. Keluarga cenderung tidak mempunyai pilihan lain untuk bisa merawat pasien ODGJ apabila pasien tidak dipasung, maka keluarga tidak bisa bekerja dan mencari nafkah untuk keluarga lainnya.
Beberapa alasan lain pemasungan terhadap ODGJ seperti memiliki keluarga ODGJ merupakan sebuah aib ataupun pemahaman yang salah tentang gangguan jiwa seperti kurang beriman, kerasukan dan anggapan negative lainnya.
ODGJ merupakan suatu kondisi perilaku dengan penyebab pasti belum jelas. Keluarga seharusnya dapat mengenali bahwa gangguan jiwa adalah kondisi sakit, sehingga dapat memahami penyimpangan perilaku yang timbul pada pasien dan menentukan pemecahan masalah terhadap kesehatan keluarga.
Pasien ODGJ seharusnya tidak dipasung tetapi perlu mendapatkan terapi yang tepat. Penanganan yang tepat ini dapat dilakukan di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. Semakin lama penundaan untuk mendapatkan perawatan akan mengakibatkan pasien ODGJ mengalami kondisi yang semakin parah.
Pemasungan menjadi fenomena yang sampai saat ini tidak bisa dihilangkan karena kurangnya dukungan keluarga bagi pasien ODGJ. Bentuk dukungan yang dapat diberikan adalah mengantarkan pasien ODGJ ke fasilitas kesehatan dan memperhatian kepatuhan pasien ODGJ untuk rutin mengonsumsi obat. Serta memberikan dukungan dan semangat bagi pasien ODGJ agar mendapatkan penanganan dengan tepat tanpa melukai anggota keluarga dengan cara dilakukannya pemasungan yang pada hakikatnya melanggar hak asasi manusia untuk bisa hidup dengan layak dan nyaman.
Perasaan nyaman dan merasa dihargai merupakan sesuatu yang dibutuhkan ODGJ untuk mencapai penyembuhan dengan optimal. ODGJ membutuhkan motivasi untuk terus mengonsumsi obat secara teratur. Keluarga dapat memberikan semangat yang dibutuhkan oleh ODGJ untuk berangsur pulih. Sikap empati dan rasa percaya dari keluarga dibutuhkan untuk mencegah ODGJ mengalami kekambuhan.[]
Penulis: Emsa
Editor : Ajiwan